Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.
"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Acara reuni hari ini sudah selesai, Rani terus mencari keberadaan Aditya, Sejak urun Aditya tak terlihat sampai acara selesai.
"Bi, bibi liat mas Aditya nggak?." Tanya Rani pada Bibi yang sedang membereskan piring-piring di atas meja.
"Bibi nggak liat non, mungkin den Aditya lagi ada urusan di kantor dan lupa memberikan kabar pada non Rani." Kata Bibi berusaha menenangkan Rani yang sedari tadi kelihatan resah.
"Tapi Bi, biasanya mas Aditya nggak gini, Mas kalau mau kemana-mana pasti ngabarin Rani bi." Kata Rani sambil berjalan bolak-balik.
"Non suda coba telfon ke nomer den Aditya." Kata Bibi sambil mendekat ke arah Rani.
"Sudah Bi, tapi ponsel Mas Aditya ada di kamar." Kata Rani semakin terlihat gelisah.
"Gimana kalau non istirahat saja dulu, pasti cape karena acara tadi kan, di sini biar bibi yang bereskan." Kata Bibi.
"Nanti kalau pas bibi lagi bersih-bersih kok den Aditya pulang, nanti langsung tak suruh menemui non di kamar." Kata Bibi sambil mengelus-elus pundak Rani dengan lembut.
Rani mengangguk setuju dengan saran Bibi tadi.
...----------------...
Rani, Aditya dan Vania sedang berjalan jalan di taman.
"Bunda Vania mau es cream coklat." Kata Vania sambil menunjuk ke arah kedai es cream di dekat taman.
"Okee ayo kita beli." Kata Rani.
"Mas Vania katanya mau beli es cream di sebrang jalan, mas mau sekalian?." Kata Rani pada Aditya yang sedang sibuk bermain ponsel.
"Gak." Jawab Aditya ketus.
Rani hanya tersenyum ke arah Aditya melihat sikap dingin Aditya terhadapnya.
Rani dan Vania kembali dari membeli es cream.
"Bundaa Vania mau main di sana sebentar sama teman-teman ya." Kata Vania dan dibalas anggukan oleh Rani.
Rani mencari cari Aditya di sekitar taman, Rani yang tak kunjung menemukan Aditya mulai lelah dan akhirnya terduduk di kursi taman.
Di sebrang taman tersebut ada sebuah cafe bertemakan outdoor dan Rani melihat Aditya yang sedang berciuman dengan seorang wanita.
Tanpa disadari Rani mulai meneteskan air matanya, pandangan Rani mulai kabur.
"Mass Aditya!." Teriak Rani akibat mimpinya tadi.
Rani segera turun dari kamarnya mencari keberadaan Aditya.
Aditya yang sedang membuat minuman di dapur terkejut melihat istrinya turun dari tangga dengan berlarian.
Aditya segera menyusul Rani.
"Sayang kenapa lari-lari?." Kata Aditya.
"Mas Aditya." Teriak Rani sambil berlari memeluk Aditya.
"Wajah mas kenapa?." Kata Rani sambil menyentuh lembut pipi Aditya yang tampak memar.
"Ini, kantin pas aku otw ke kantor karena ada urusan mendadak, aku nolongin orang yang lagi dikeroyok warga." Kata Aditya berusaha menjelaskan.
"Dikeroyok warga? Karena apa?." Kata Rani sambil melepaskan pelukannya.
"Nggak tau." Kata Aditya menarik tubuh Rani untuk memeluknya lagi.
Alasan yang diberikan Aditya sungguh tak masuk akal, tapi Rani berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa itu adalah benar.
"Kenapa sayang?." Kata Aditya sambil mengelus elus kepala Rani.
"Aku mimpi buruk mas." Kata Rani sambil masih terus memeluk Aditya.
"Ita kan cuma mimpi, bunga tidur." Kata Aditya menenangkan Rani.
"Tapi mimpi itu,,,." Kata Rani tampak ragu.
"Tampak nyata mas, dan itu tentang kamu." Kata Rani.
"Aku? Aku kenapa?." Tanya Aditya tampak penasaran.
"Kamu selingkuh." Kata Rani.
"Selingkuh?." Kata Aditya melepas pelukan mereka.
Lalu Aditya menarik tangan Rani lembut, dan di ajaknya duduk di sofa yang berada di ruang tamu.
"Dengerin mas dek, Mas tidak mungkin selingkuh, mas itu sayang sekali sama kamu." Kata Aditya sambil mengelus punggung tangan Rani.
"Kemarin malam saat acara reuni sedang berlangsung, kamu ada bicara dengan Daniel?." Tanya Aditya cemas.
"Ada, kemarin Daniel lagi bicara sama aku, terus dia bilang mau ke toilet, tapi saat aku cari karena dia nggak muncul-muncul malah dia tiba tiba menghampiri aku dengan wajah yang udah nggak karuan mas."
"Apa mungkin dia kenapa-kenapa ya?." Tanya Rani pada Aditya.
Aditya tak menjawab dan malah memberikan pertanyaan lain.
"Dia cerita soal aku?." Tanya Aditya memastikan rahasianya terjaga.
"Engga ada mas, emangnya ada apa si mas?." Kata Rani.
"Enggak, enggak ada apa-apa kok." Kata Aditya.
"Ayo naik, aku mau istirahat." Kata Aditya sambil menarik lembut tangan Rani.
Akhirnya keduanya beristirahat untuk mempersiapkan tubuh mereka untuk aktivitas besok pagi.
...****************...