NovelToon NovelToon
Tetangga Gilaku

Tetangga Gilaku

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Karangkuna

"Meskipun aku ditodong dengan pisau, aku tidak akan pernah mau menjadi pacarnya. Kalau begitu aku permisi."

"Apa?! Kau pikir aku bersedia? Tentu saja aku juga menolaknya. Cih! Siapa yang sudi!"

Raga heran kenapa setiap kali di hadapkan pada gadis itu selalu akan muncul perdebatan sengit. Bri jelas tak mau kalah, karena baginya sang tetangga adalah orang yang paling dibencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karangkuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Malam itu, Bri sedang menikmati waktu santainya di ruang tamu. Novel favoritnya terbuka di pangkuan, dan secangkir teh hangat berada di atas meja kecil di sebelahnya. Lampu temaram dari ruang tamu memberikan suasana nyaman, dan suara hujan gerimis di luar semakin menambah ketenangan malam itu.

Raga sendiri di rumahnya sedang menikmati malam dengan santai. Ia duduk di meja makan, mengenakan kaus longgar dan celana pendek, sementara di tangannya ada kaleng soda yang baru saja ia buka.

Di atas meja, laptopnya terbuka menampilkan sebuah film aksi yang sedang ia tonton. Cahaya dari layar laptop menjadi satu-satunya penerangan di ruang tengahnya, menciptakan suasana temaram yang nyaman.

Di sudut ruangan, Biu sedang tidur melingkar di atas karpet, sesekali menggeliat malas.

"Ah, enaknya," gumam Raga, menyesap sodanya. Namun, kenyamanan itu tak bertahan lama.

Klik!

Mendadak, seluruh rumahnya gelap.

"Eh?"

Raga mengangkat wajahnya, menatap sekeliling yang kini diselimuti kegelapan. Layar laptopnya pun mati, meninggalkan ruangan dalam keheningan total.

"Apa listrik mati?" Ia bergumam sambil meletakkan kaleng sodanya.

Ia bangkit dari sofa, mengandalkan ingatan untuk berjalan ke dapur. Tangannya meraba-raba laci untuk mencari senter. Namun, sebelum ia menemukannya—

"Aaaaaahhh!!" Bri langsung berteriak dan meloncat dari kursinya.

Jantungnya berdebar kencang. Ia membenci gelap—bukan karena takut hantu, tetapi karena ketidakpastian yang menyertainya. Dalam hitungan detik, ruang tamu yang sebelumnya nyaman kini terasa asing dan menyeramkan.

Dengan napas memburu, Bri meraba-raba meja untuk mengambil ponselnya. Namun, dalam kepanikannya, tangannya justru menyenggol cangkir teh yang masih setengah penuh.

PRANG!

Suara kaca pecah menggema di dalam rumah yang sunyi.

Bri terlonjak. "Astaga!"

Ia ingin menenangkan diri, tetapi sebelum sempat berpikir lebih jauh, terdengar suara dari luar jendela.

Krek.

Bri membeku. Apa itu?

Sementara itu Raga dengan rasa penasaran dan sedikit kekhawatiran membuatnya bergerak cepat. Ia menyambar jaket tipis yang tergantung di dekat pintu lalu keluar rumah.

Di luar, suasana kompleks perumahan terasa sunyi. Beberapa rumah tampak gelap seperti rumahnya, menandakan bahwa listrik memang sedang padam di sebagian area.

Raga berjalan menuju rumah Bri yang letaknya hanya beberapa rumah dari tempatnya. Pagar rumah Bri tidak terkunci, jadi ia mendorongnya pelan dan masuk ke halaman.

Saat itu, ia mendengar suara kaca pecah dari dalam rumah.

"…Bri?"

Tidak ada jawaban.

Telinga Bri menangkap suara samar dari luar rumah, seperti seseorang sedang menggeser sesuatu. Angin malam yang bertiup membuat suasana semakin mencekam.

"Ada pencuri?!" pikirnya panik.

Ia harus melakukan sesuatu!

Menahan napas, Bri mulai melangkah perlahan menuju pintu. Namun, dalam kegelapan, ia lupa bahwa ada meja kecil di dekat sofa.

BRAK!

"Aduh!" Bri meringis saat dahinya terbentur sudut meja. Ia hampir kehilangan keseimbangan, tetapi segera berdiri lagi.

"Tenang, Bri. Tenang. Kau hanya perlu berjalan perlahan dan—"

BRUK!

Bri menabrak sesuatu.

Atau lebih tepatnya, seseorang.

"Akh!"

Sebelum sempat memahami apa yang terjadi, keseimbangannya hilang. Ia terjatuh ke depan—dan menimpa orang yang baru saja ia tabrak.

Dan saat bersamaan—

Klik!

Lampu kembali menyala, menerangi seluruh ruangan. Bri membelalakkan mata. Raga menatapnya dengan ekspresi syok.

Dan yang lebih mengejutkan—bibir mereka menempel satu sama lain.

Dalam keheningan yang begitu mencekam, Bri bisa merasakan kehangatan bibir Raga di bibirnya. Matanya melebar, sementara otaknya masih berusaha memproses apa yang baru saja terjadi.

Ia bisa melihat jelas ekspresi terkejut di wajah Raga. Mata pria itu yang biasanya tajam kini terbuka lebar, seolah tak percaya dengan situasi yang terjadi.

Mereka tidak bergerak. Tidak bernapas.

Beberapa detik yang terasa seperti selamanya pun berlalu. Kemudian—

"Akhhhhhh!!"

Bri langsung melompat mundur dengan wajah merah padam.

Raga juga buru-buru bangkit dan mengusap bibirnya seolah baru saja terkena sesuatu yang mematikan. "ASTAGA! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

"Aku?!" Bri menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi marah dan malu sekaligus. "KAU YANG TIBA-TIBA ADA DI SINI!"

"Aku datang karena mendengar teriakanmu! Aku pikir kau butuh bantuan!" Raga membela diri dengan wajah masih syok.

"Bantuan apanya?! Kau malah mengendap seperti pencuri yang kutakuti!"

"Heh? Aku pencuri?" Raga menatapnya tidak terima. "Kau yang menabrakku duluan!"

"Mana aku tahu ada manusia besar sepertimu berdiri di sini dalam gelap!"

"Mana aku tahu kalau kau akan menimpaku?! Aku bahkan tidak sempat menghindar!" Mereka saling menatap dengan wajah memerah. Napas masih tersengal karena kejadian mendadak itu.

Raga mengacak rambutnya dengan kesal, sementara Bri menggigit bibirnya sendiri, mencoba menenangkan debaran jantung yang tidak karuan. Keheningan canggung menyelimuti mereka.

Sampai akhirnya, Raga berdeham dan mengalihkan pandangannya. "Anggap saja ini tidak pernah terjadi."

Bri mengangguk cepat. "Setuju!" Raga yang tampak tidak tau harus berbuat apa buru-buru meninggalakan Bri yang melongo, otaknya tiba-tiba kosong.

Hal itu biasa saja pikir Bri pasti dia akan lupa dengan sendirinya. Namun dalam hati mereka, kejadian itu pasti sulit untuk dilupakan.

1
Siska Amelia
kelarnya ko kayak di buru buruin
Siska Amelia
okayy update kok dikit dikit
lilacz
dari segi alur dan penulisan membuat aku tertarik
lilacz
jgnn lama-lama update part selanjutnya ya thor
Karangkuna: terima kasih untuk dukungannya :)
total 1 replies
ulfa
wah genre favorit aku, dan ceritanya tentang enemy to lovers. ditunggu next part ya kak. semangat /Smile/
Karangkuna: happy reading, terima kasih sudah mampir :)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!