NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Perceraian: Hati Yang Terluka

Cinta Setelah Perceraian: Hati Yang Terluka

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: nenah adja

"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..

ceraikan aku"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Abi

"Apa pemeriksaannya sudah selesai?" Kinara menoleh dan menemukan pria jangkung dan tampan di depannya, sudah sejak Kinara keluar dari rumah sakit dia tidak bertemu Abi lagi.

"Pak Abi?"

"Apa aku terlambat?"

"Terlambat?" terlambat apa maksud Abi?

Abi menggaruk tengkuknya kenapa dia jadi salah tingkah begini "Tadinya aku ingin mengantarmu"

Kinara mengerutkan keningnya "Anda datang untuk mengantar saya?"

Abi berdehem "Ini.. sebenarnya permintaan Arumi.." Kinara mengangguk.

"Tentu saja.." tapi jelas raut wajahnya mengejek Abi "Anda tidak mungkin merepotkan diri sendiri bukan?"

"Jadi bagaimana hasilnya?" tak menanggapi Kinara, Abi malah mengikuti Kinara berjalan kearah taman rumah sakit.

Kinara menghentikan langkahnya "Semua baik, dokter bilang hanya perlu beberapa kali kontrol lagi, perban di kepalaku bisa dilepas" Kinara menunjuk kepalanya, Kinara rasa akan ada bekasnya nanti, beruntung itu ada di bagian belakang Kinara hanya perlu menunggu rambutnya kembali panjang agar menutupi bekas lukanya.

Abi mengangguk "Bagaimana misimu?"

Kinara tersenyum "tidak terlalu buruk, berkat bantuan Anda.. terimakasih" Jika Abi tidak meminta dokter untuk membuat drama dengannya, mungkin dia akan kesulitan seperti jika sedang berpura- pura pingsan.

"Apa kamu.. tidur juga dengan pria itu..?" Abi bertanya dengan kikuk, entah kenapa Abi berfikiran tentang itu, dan dia merasa tak nyaman.

"Bukankah untuk lebih meyakinkan aku harus melakukannya"

Abi tertegun "Apa?" kenapa rasanya Abi ingin marah.

Kinara terkekeh "Lalu apakah menurut Anda aku sudi melakukannya?"

"Ah, Iya.." Abi mendesah lega, Abi dan Kinara mendudukan diri di kursi taman rumah sakit.

"Aku sudah membuat Anita membongkar pernikahan mereka, hanya tinggal menunggu Anita membongkar kejahatannya dan Yoga tahu anaknya sudah dilenyapkan dengan sengaja.." Kinara menunduk, itulah alasan Kinara membiarkan Anita bicara tentang hubungan mereka, agar dia tak perlu pura-pura lagi tidur dengan Yoga, bagaimana pun mereka sudah bercerai "Meski aku tak tahu apa yang akan Yoga lakukan, mengingat Anita juga sedang mengandung anaknya, dia tidak mungkin membiarkan anaknya lahir di penjara bukan?, hanya saja aku ingin Yoga tahu dari mulut Anita sendiri" Abi mengangguk.

Bukankah bagus jika Yoga tahu dari Anita sendiri, setidaknya Yoga bisa membuka mata siapa yang sudah dia pertahankan dan rela berbuat dosa hanya demi Anita, tapi Kinara menjadi sanksi saat dulu Yoga tidak menginginkan anak darinya, mungkinkah dia akan perduli pada siapa yang melenyapkannya.

"Apa kamu masih mencintainya?"

Kinara menghela nafasnya, seperti yang dikatakan sebuah syair berpisah memang mudah tapi menghapus kenangannya yang sulit dan meskipun Yoga berselingkuh dibelakangnya, di depannya dia selalu menjadi pria yang baik dan lembut bahkan perhatian, menciptakan kenangan indah, hingga Kinara terkecoh dan tertipu selama tiga tahun.

"Aku rasa akan membutuhkan waktu untuk melupakannya, meskipun aku selalu berkata aku begitu membencinya.. bukan karena cinta tapi karena kenangannya terlalu melekat"

Tiba-tiba raut Abi menjadi datar.

"Hmm Arumi bilang dia ingin bertemu dengan kamu, apa kamu bisa menemuinya sebentar?"

Kinara melihat jam di ponselnya "Sepertinya bisa.."

"Baiklah Ayo!"

.

.

"Tante.." Arumi berlari kearah Kinara, Abi membawa Kinara kerumahnya untuk menemui Arumi.

"Hay.." Kinara memeluk Arumi, meski ingin menggendong sepertinya tubuh Kinara tidak terlalu kuat "Arumi apa kabar?"

"Baik.. bagaimana dengan tante?"

"Sudah lebih baik"

"Apa ini sakit?" Arumi menunjuk kepala Kinara yang terbalut perban.

"Sekarang tidak, tapi kadang- kadang tante akan merasa sedikit sakit, berdenyut dan perih.."

"Pasti sakit sekali" Arumi menunduk sedih.

"Papa bilang Arumi punya sesuatu untuk di tunjukan pada tante..?" Kinara mengalihkan pembicaraan agar Arumi tidak merasa sedih, dan memikirkan tentang kecelakaannya lagi.

"Iya, Aku punya kelinci dibelikan Papa" Arumi menuntun Kinara agar mengikutinya ke taman belakang rumahnya.

"Oh ya? pasti menggemaskan."

"Ya, Ada dua kelinci putih."

"Benarkah?"

Arumi mengangguk "Aku sudah menamainya, kata Papa jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan makanya aku beri nama Feby dan Fabian" Kinara tertawa kecil, lalu berjongkok untuk menggapai kandang kelinci.

"Itu familiar untuk nama manusia, Arumi.."

"Ya, tapi aku suka.."

"Oh, okey, seperti anak kembar, namanya cukup sama"

Arumi mengangguk "Karena ada dua, Papa bilang karena kelinci harus punya teman agar tidak kesepian, dan akan melahirkan anak jika sudah besar."

"Kalian akan berternak rupanya.."

"Huh?"

"Jika nanti kelincinya melahirkan anak, itu berarti kelinci Arumi akan tambah banyak, dan itu berarti Arumi akan mempunyai peternakan kelinci" Kinara tertawa.

Dari jauh Abi memperhatikan keduanya berbicara dan memberi makan kelinci, beberapa hari lalu Arumi terus melamun dan memikirkan Kinara yang tidak bertemu karena sedang dalam misi nya.

Abi sengaja memberikan Arumi kelinci agar bisa mengalihkan perhatiannya dari kecelakaan itu, Abi tahu Arumi memang peka hingga Arumi punya rasa bersalah karena kecelakaan Kinara.

"Apa tidak masalah kamu pulang sore" Abi sebenarnya tak tega dengan Arumi yang harus ditinggal sendiri lagi, tapi Kinara juga bisa dicurigai jika pulang terlalu malam.

"Ah, Iya. Arumi tante harus pulang dulu"

Arumi mengerucutkan bibirnya "Apa aku boleh menginap di rumah tante lagi?"

Kinara melihat Abi "Tentu saja, tapi tidak sekarang, tante sekarang tidak tinggal di rumah, jadi tidak bisa membawa Arumi.. begini saja kalau nanti tante sudah pulang Arumi bisa datang kapan saja."

Arumi mengangguk,namun rautnya terlihat sedih.

Melihat itu Abi juga tidak berdaya, dia tak bisa mencegah Kinara agar tetap bersama Arumi.

Kinara mengikuti Abi untuk masuk ke dalam rumah, namun dia kembali berbalik dan melihat Arumi "Arumi.." Arumi menoleh "Kalau Arumi bisa mendapat nilai bagus waktu belajar tante akan datang bawakan hadiah untuk Arumi.."

Arumi berbinar "Okey"

"Kalau begitu rajin belajar biar dapat nilai bagus" Arumi mengangguk, seperti apapun Arumi dia tetap anak kecil, yang akan suka jika di beri hadiah "Jadi Arumi jangan bersedih, habiskan waktu Arumi buat belajar" Arumi mengangguk lalu melambaikan tangannya pada Kinara sambil tersenyum.

"Apa yang kamu bicarakan?" tanya Abi saat Kinara berjalan kearahnya.

"Rahasia.." Kinara melenggang meninggalkan Abi yang mengerutkan keningnya, dia memang berdiri menunggu dari kejauhan, jadi tak bisa mendengar apa yang dikatakan Kinara.

Abi membuka pintu agar Kinara bisa masuk, Kinara mengangguk dan mengucapkan terimakasih lalu mendudukan dirinya di kursi sebelah kemudi.

"Apa kita kembali ke rumah sakit?" Abi mulai melajukan mobilnya.

"Ya, karena supir Yoga masih disana" Abi mengangguk "Pak Abi?"

"Hmm.."

"Maaf jika aku terlalu ikut campur, tapi apakah tidak sebaiknya Arumi di masukkan ke sekolah umum?!"

"Dia harusnya bergaul dengan anak sebayanya bukankah itu akan membuatnya memiliki teman dan tidak kesepian, maaf sekali lagi, jika aku lancang dengan urusan keluarga Anda, tapi aku hanya kasihan pada Arumi yang kesepian..

"Dan juga bisakah jika anda bertengkar dengan istri anda tidak di depan Arumi.." Abi tertegun sesaat lalu mengangguk.

"Akan aku fikirkan, awalnya Arumi tidak masuk sekolah umum karena Riana tidak mau berurusan dengan sekolah Arumi, sedangkan aku sibuk bekerja, tapi sekarang.. aku akan memikirkannya."

Kinara tersenyum "Itu bagus Pak."

"Dan juga, aku sudah bercerai dari Riana."

"Apa?." melihat Kinara terbengong Abi mengalihkan tatapannya.

"Nara?."

"Ya.."

"Bisakah kamu tidak memakai bahasa formal denganku?."

"Eh?."

.

.

Like..

Komen..

Vote..

🌹🌹🌹🌹

1
Khairul Azam
aku pikir kinara orangnya gak menye menye ternyata sama aja semua karakter di novel kebanyakan menye menye, gak tegas apa ini gambaran warga indonesia ya begini 🤭🤭🤭
Khairul Azam
kanapa sih tjor dibikin hamil ini yg menganjal
Khairul Azam
dibab dua kupikir kinara beneran pinter gak taunya pas baca flasback bodoh jg ngapain mau hamil klo udah tau suaminya selingkuh tolol
Khairul Azam
nah begini dong jadi wanita, jgn merendahkan harga diri untuk mempertahankan sesuatu yg dipaksakan
Jumiah
salut bangat karakter kirana ...
kudungung banga wanita seperti itu ..
ketika tau dihiyanati ...
langsung putuskan ,mencari jln yg lebih baik kedepan x....
Iis Sumarni
Luar biasa
Anis Mawati
kyae dia yg diksih bekal sm kinara
Naufal hanifah
Luar biasa
Siti Masitah
kok mesti setengah jam sih..kan kelamaan
Siti Masitah
si abi di kasi sepukul baru luluh
Siti Masitah
Aamiin Ya Robbal Allamiin
Ray Siddiq
dasar JADU 🤣🤣🤣🤣
Siti Masitah
kinara pasangkan ama abi thor
Siti Masitah
botol
Rifa Aulia
udah mau mati juga masiiiiĥh aja berbuat jahat. bukannya perbanyak berbuat kebaikan lah ini malah kebalikannya.. dasar si anita.
Nur Aulia
abinya plin-plan ga tegas sama mantan istri,,JD kesel KL KY gini
Siti Dede
sampe tamat di NT?
Siti Dede: salah comment ceu punteen
total 1 replies
Noviendah Sitohang SmileVoice
Luar biasa
Wati Manalu
luar biasa
Yani Mulyani
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!