Krystal Berliana Zourist, si badgirl bermasalah dengan sejuta kejutan dalam hidupnya yang ia sebut dengan istilah kesialan. Salah satu kesialan yang paling mengejutkan dalam hidupnya adalah terpaksa menikah di usia 18 tahun dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya.
Kesialan dalam hidupnya berlanjut ketika ia juga harus di tendang masuk ke Cakrawala High School - sekolah dengan asrama di dalamnya. Dan di tempat itu lah, kisah Krystal yang sesungguhnya baru di mulai.
Bersama cowok tampan berwajah triplek, si kulkas berjalan, si ketua osis menyebalkan. Namun dengan sejuta pesona yang memikat. Dan yang lucunya adalah suami sah Krystal. Devano Sebastian Harvey, putra tunggal dari seorang mafia blasteran Italia.
Wah, bagaimana kisah selanjutnya antara Krystal dan Devano.
Yuk ikuti kisahnya.
Jangan lupa Like, Komen, Subscribe, Vote, dan Hadiah biar Author tambah semangat.
Salam dari Author. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 1 : KRYSTAL BERLIANA ZOURIST
Seorang gadis berjalan tergesa-gesa memasuki sebuah tempat hiburan, membelah kerumunan yang asik berjoget di dance floor. Tidak memperdulikan orang-orang yang berteriak kesal karena ia tabrak.
Ia melangkah menuju deretan sofa yang ada di sudut ruangan. Langkahnya baru terhenti ketika berhasil menemukan sosok orang yang membuatnya berakhir di tempat ini. Tengah duduk dengan kepala terkulai di atas meja bundar yang dipenuhi dengan botol-botol alkohol yang sudah kosong.
Tanpa pikir panjang ia buru-buru menghampiri sofa itu. Dengan kasar, tangannya merebut gelas wine yang berada di tangan Krystal, meneguknya dengan brutal lalu melempar gelas kosong tersebut hingga pecah berserakan di lantai.
"LO, SEKALI AJA NGGAK NGEREPOTIN GUE BISA NGGAK?!" Teriak Carletta muak.
"Gue nggak minta lo datang." Balas Krystal pelan, matanya sudah mulai memberat karena efek alkohol. Tapi ia tidak ingin berhenti meneguk minuman haram ini.
"Krys! Bokap lo nungguin di rumah!!" Geram Carletta tertahan.
"Gue nggak minta dia datang."
"Krys, lo ingat kan terakhir kali pulang dalam kondisi mabuk pas bokap lo lagi sidak? Kondisi lo berakhir kayak gimana?"
Tawa sinis yang terdengar lirih lolos dari mulut Krystal.
"Emang itu yang gue mau."
"Tapi gue nggak mau liat lo selalu berakhir kayak gitu! Bokap lo itu temperamen, lo bisa aja mati di tangan dia. Ayolah sadar goblok!" Carletta mulai kehabisan kesabaran, lalu menarik paksa gadis itu untuk berdiri.
Lantas membopong Krystal yang sudah mulai sempoyongan keluar dari Club. Tiba di parkiran, Carletta membuka pintu mobil dengan kasar, mendorong tubuh Krystal hingga terjungkal di jok belakang.
Carletta berpindah duduk di bangku kemudi. Melirik Krystal yang sudah terkulai tidak sadarkan diri di jok belakang. Nafasnya memburu, ini bukan pertama kalinya ia menjemput Krystal si Club. Dan Krystal selalu berakhir seperti malam ini.
"Bodoh! Dasar nggak guna!" Dengus Carletta.
Belum benar-benar hilang kesadaran, hanya sekedar memejamkan mata. Samar-samar Krystal masih bisa mendengarnya. Dan membenarkan kata itu.
Tidak berguna.
Adalah dua kata yang pantas di sematkan untuk Krystal. Ya, karena memang itulah kenyataannya. 18 tahun, usia yang pas untuk menikmati masa remaja, yang seharusnya digunakan untuk membangun masa depan yang baik.
Tapi Krystal? Tidak ada masa depan, tidak ada impian. Tidak pernah tahu fungsinya di dunia ini apa. Seperti apa masa depannya nanti. Sementara hari-harinya selalu ia habiskan dengan begini-begini saja.
Terlambat datang sekolah, bolos, membuat onar, balapan liar, lalu berakhir mabuk sampai subuh.
Tidak jelas.
Absurd.
Itulah hidup seorang Krystal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Non Krystal..."
Seseorang memanggil namanya sayup-sayup. Ia berusaha membuka matanya beberapa kali, melawan silau yang berasal dari jendela full kaca di samping ranjang. Mata elang itu terbuka, keheningan kamar menyambutnya.
Suara yang tadi memanggilnya sayup-sayup tidak terdengar lagi, begitupun dengan ketukan dari luar pintu kamar. Ia baru terbangun dari tidur, tapi jantungnya sudah bekerja berlebihan, bahkan keringat yang keluar juga sudah membasahi seluruh tubuhnya.
Nafasnya memburu dengan pandangan kosong ke arah luar jendela, karena memang posisi kepalanya ketika terbangun memang jatuh ke arah kiri.
CLEK!
Pintu kamar terbuka, seorang wanita paruh baya masuk dengan nafas yang terengah.
"Maaf Non, bibi pikir Non Krystal belum bangun. Karena dari tadi bibi panggil-panggil nggak nyahut. Jadi bibi masuk pakai kunci cadangan. Sekali lagi maaf, Non." ujar wanita paruh baya itu penuh sesal dan terus membungkuk berulang kali.
"Keluarlah!"
"Baik, Non."
"Bi!"
Bi asri menghentikan langkahnya.
"Iya, Non."
"Semalam Papa disini?"
"Iya, Non. Tapi Tuan besar pergi sebelum Non Krystal di bawa pulang sama Non Carletta."
Krystal menoleh datar pad Bi Asri.
"Kata Tuan ada urusan penting, Non." sambung bi Asri.
"Keluarlah!"
Bi Asri mengangguk.
"Permisi, Non."
Pintu kembali tertutup rapat, kamar kembali hening. Krystal mengubah posisi menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang. Menyugar rambutnya yang lepek karena keringat. Krystal tidak kepanasan, bahkan kamar ini full AC, tapi ia tetap berkeringat.
Ras pening sedikit ia rasakan. Mungkin karena pengaruh alkohol semalam yang diteguknya dalam jumlah cukup besar. Beberapa menit kemudian ia baru beranjak menuju kamar mandi, menyambar handuk di belakang pintu, lalu memulai ritual mandinya.
Tapi sebelum itu, tadi ia sempat melirik pada jam dinding.
Not bad.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Namanya Krystal Berliana Zourist. Gadis cantik dengan rambut hitam legam panjang sepundak yang diombre dengan arna abu-abu. Kata orang Krystal memiliki mata tajam layaknya elang.
Dan kata orang juga, Krystal itu badgirl hanya karena penampilannya yang nyentrik dengan seragam pendek ketat yang tidak pernah rapi, menggunakan aksesoris berlebihan seperti gelang-gelang tali yang memenuhi pergelangan tangan kirinya, beberapa kalung di leher, serta beberapa tindikan di daun telinga.
Jangan lupa kan eyeliner tebal yang menghiasi mata elang nya, sebagai penyempurna penampilannya. Padahal kalau di pikir-pikir tidak se bad itu juga. Krystal juga hanya hobi tidur dikelas kalau siang, jika malam kalau nggak balapan liar ya dugem atau mabuk sampai subuh.
Soal sifat? Orang-orang sering mengatakan bahwa sifat Krystal itu bunglon. Kenapa? Karena beda situasi, beda lagi sifatnya. Bisa cuek dalam satu waktu, bisa juga beringas tidak terkendali dalam waktu yang lain.
Intinya jangan ganggu ketenangan nya maka kalian aman. Tapi jika kalian berani menyenggol hal yang tidak Krystal suka, maka siap-siap saja kalian di rudung habis-habisan. Oya, satu lagi hobinya yaitu terlambat.
Seperti pagi ini, Krystal udah harus mengeluarkan effort yang lebih untuk memanjat tembok belakang sekolah, di bantu dengan motor sportnya yang sengaja ia parkir berdempetan dengan tembok. Tidak lupa melepas tas nya lebih dulu, agar tidak menyulitkannya.
Hap!
Hampir 3 tahun melakukan kegiatan ini setiap pagi membuat Krystal sudah sangat ahli dalam pendaratan, sehingga ia tidak perlu khawatir lagi jika kakinya keseleo atau terjerembab jatuh. Alias udah pro maksimal ini namanya.
"Gue perhatiin ni tembok makin hari makin tinggi aja." Gumamnya dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah permen karet.
Tapi tidak apa-apa, mau tembok belakang sekolah menembus langit ketujuh sekalipun tetap akan Krystal panjat. Sedang damai-damainya menghirup udara pagi dengan khidmat. Suara gertakan dari belakang nya terdengar menegangkan, ah sial! Emang kalau udah jelmaan setan itu tidak bisa di hindari lagi. Lagi-lagi ketangkap basah.
"TELAT TERUS!"
Bentak Pak Hasan selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, yang terkenal dengan keganasan dan omelan mautnya. Belum lagi kalau berhadapan dengannya kalian akan salfok sengan kumis diatas bibirnya.
Krystal mengumpat dalam hari, alu berbalik perlahan, lantas mengeluarkan cengengesan andalan nya.
"Eh Bapak, ganteng banget kayaknya pagi ini."
"Nggak usah sok muji saya! Nggak mempan!"
Krystal mendengus kasar.
"Pak, saya itu cuma telat dikit doang. Masih juga setengah tujuh."
"Oya?"
"Iya. Ini matahari nya aja yang naiknya kecepatan."
"Coba lihat jam kamu! Jam berapa sekarang?"
Krystal mengangkat tangan kanan yang dimana bertengger jam mungil berwarna putih kesayangannya. Ya, Krystal kidal. Lalu melirik Pak Hasan yang masih menunggu dengan bersedekap dada.
"Jam, berapa Krystal?!" Tanya Pak Hasan dengan nada suara yang dilembut-lembutkan
"Pagi banget ya datangnya anak kesayangan Bapak ini. Tiap hari nggak pernah bikin masalah. Paling santun. Paling sopan lagi bajunya." Sambung Pak Hasan dengan geraman tertahan.
Membuat Krystal meringis. Sumpah ngeri guys dengan suaranya. Tangannya bergerak menurunkan rok sekolah yang memang ia buat lebih pendek dari aturan seolah.
"Ya elah, Pak. Masih jam 8.30, toh masih pagi. Kemarin aja saya telat sampai jam 12 loh baru datang. Harusnya Bapak mengapresiasikan pencapaian saya hari ini."
"Itu kamu udah nggak telat! Tapi udah masuk kategori bolos! Orang udah mau pulang baru datang. Itu pun cuma mau buat masalah doang ke sekolah."
Tuh kan, mulai mengomel si Pak kumis ini.
"Namanya juga kesiangan."
"Ya di atur dong jam tidurnya biar nggak kesiangan. Dugem mulu!"
"Bapak tahu dari mana kalau saya dugem terus? Oh Bapak pasti juga di sanakan setiap malam?" Krystal menyipitkan matanya menatap Pak Hasan penuh selidik.
Tuk!
"Argh sakit, Pak." Ringis Krystal memegangi keningnya yang baru saha di jentik oleh Pak Hasan.
"Nggak usah ngelantur kamu. Lagian siapa orang di sekolah ini yang nggak thu hobi kamu satu itu, hm?"
"Namanya juga menikmati masa muda."
"Udah nggak usah kebanyakan alasan! Sekarang ikut saya ke ruangan!" Ujar Pak Hasan tegas.
Krystal berdecak kasar, lantas menyusul langkah Pak Hasan dengan ogah-ogahan, tidak lupa membawa serta tas nya yang tadi masih tergelak di tanah.
"Cepat jalannya! Jangan kayak siput gitu. Giliran kabur dari sekolah aja cepat!"
Krystal menggeram tertahan dibelakang tubuh pria tua itu, sembari sesekali menirukan cara bicaranya. Ya begitulah nasib jika menjadi murid kesayangan guru-guru. Langganan dipanggil memang.