Obsessed With You

warning!! typo bertebaran!!

Raylee menoleh ia melihat amaya dan darel yang datang sambil bergandengan tangan, di belakangnya ada tono, mario, laura, alena, dan tania. 

alvaro yang mendengar suara cempreng itu menoleh, lalu ia melepaskan pelukanya dari raylee yang lebih pendek darinya, setelahnya ia menghapus air matanya lalu berbalik ke arah pintu masuk lalu ia berdiri gagah di samping raylee. 

"loh ada ayang varo, kamu ngapain sama si bau apek" laura keluar dari balik darel dan amaya, gadis itu berjalan ke arah alvaro yang berdiri di samping raylee. 

"ayang varo aku kan-" ucapan laura terpotong, gadis itu awalnya ingin memegangi tangan alvaro, namun alvaro dengan cepat menariknya. 

"ih… ko gitu ayang varo kenapa? aku di sini loh ayang varo! " laura tantrum, ia menghentak-hentakkan kedua kakinya, sembari mengepalkan kedua tanganya.. 

"yahaha...kasian banget si nenek sihir,pujaan hatinya nggak mau deket-deket dia haha" amara tertawa dengan keras senja dan bulan pun ikutan tertawa, suasana kelas sangat sepi hanya ada suara ketiga gadis yang sendari menertawakan laura. 

"ih ayang darel liat mereka tuh jahat banget ngatain aku nenek sihir heum" laura kembali berbicara namun dengan nada bicara yang ia buat-buat seperti anak kecil,senja,bulan dan amara mengidik ngeri mendengar itu. 

"ih iying diril liit miriki tih jihit bingit ngitiin iki ninik sihir heum" amara mengejek laura, ia ikutan membuat-buat suara imut seperti laura tadi, senja dan bulan yang mendengar itu kembali tertawa. 

tetapi kali ini bukan hanya senja dan bulan, tetapi tono dan mario yang barada di belakang darel dan amaya pun ikutan tertawa. 

"ih diem lo amara, ck ayang varo kenapa sih" laura tak pantangmenyerah gadis itu berjalan mendekat ke arah alvaro namun alvaro sendiri mengangkat tanganya lalu ia simpan di pundak raylee. 

"ih varo apaan sih kamu, ko malah meluk si bau apek sih ih" laura semakin menjadi jadi, gadis itu menarik lengan alvaro yang ia simpan di dalam saku celananya. 

"ck apaan sih kak… aku nggak mau lepasin" alvaro menghempaskan tangan laura laura sendiri yang di perlakukan seperti itu menatap alvaro tak percaya, biasanya alvaro akan diam saja kalo laura bertingkah namun kali ini alvaro menghempaskan tanganya. 

"loh varo kenapa sih? kamuko jadi kasar sama aku,aku jadi sedih kalo kamu jadi kasar gini " laura berekting menghapus air matanya, ia menatap alvaro dengan tatapan sedihnya.

"kak udah… gw muak sama tingkah kakak,gw diem bukan bererti gw mau di buat atau pun di atur sama kakak,apa lagi gw bukan pacar kakak kita cuman sebatas adik kelas sama kakak kelas, nggak uasah berlebihan deh kak gw juga nggak suka sama kakak, dan lagi nggak usah nyebarin rumor kalo kita pacaran, gw nggak ada perasaan sedikitpun sama lo kakak"

"tapi var aku kan su-"

"udah deh kak… aku muak sama tingkah kakak yang se enaknya, aku muak mulai sekarang jangan sentuh gw dan deketin gw lagi" 

"loh var…. ko gitu aku kan sayang sama kamu… masa kamu tega sama aku loh loh var… "

setelah mengucapkan itu alvaro menarik lengan raylee yang sendari tadi hanya diam menyimak,namun belum mereka terlalu jauh dari kelas lulu datang menyusul mereka menahan lengan sebelah kiri yang tak di tarik oleh alvaro

" raylee jangan pergi sama laki-laki" lulu melihat ke arah raylee, ucapanya seperti peringatan yang di berikan oleh Aaron untuknya,raylee melepaskan lengan drel yang menariknya, lalu berjalan ke arah lulu setelahnya ia membisikan sesuatu. 

"aku nggak bakalan ngelakuin yang nggak nggak lagoan dia udah aku anggep adik aku sendiri"

"tapi nona… bagaimana jika tuan muda tidak pandang bul-"

"sttt… nggak apa-apa aku cuman sebentar sama alvaro" belum lulu jawab ucapan raylee,gadis itu berbalik ke arah alvaro yang menatap keduanya dengan kebingungan.

 raylee menarik lengan alvaro lalu pergi entah kemana, sedangkan lulu gadis itu hanya diam menatap ke pergian keduanya yang semakin lama semakin tak terlihat. 

...___________...

"varo kamu kenapa sih dari tadi meluk mulu" raylee keheranan sebab sendari mereka sampai di taman baca dan duduk di bangku sana, alvaro terus saja memeluk raylee. 

"nggak papa aku cuman kangen sama kakak" ucap alvaro sembari terus memeluk raylee. 

"varo… dari kapan kamu kenal sama laura? " raylee membuka topik, gadis itu merasa bosan kalau ia terus diam saja. 

"oh… aku kenal sama kak laura pas masih mpls"

"kok bisa kenal sih? atau kamu yang chet laura duluan? "

"ya nggak apa-apa,dan lagi kak laura duluan yang chet aku, mana mungkin aku duluan kakak kan tau aku nggak suka sama cewek lain aku kan suka nya sama kakak"

"haha… bisa aja kamu anak kecil"

"ih aku udah gede kak, liat nih aku punya otot yang gede terus aku punya otot perut mau liat nggak? "

"ih… nggak mau! "

"loh… kenapa kak? "

"ih kan kata mama kakak tuh nggak boleh liat bagian tubuh laki-laki kalo belum jadi suami gitu al, kalo kakak liat nanti mata suci kakak jadi kotor deh"

"loh yaudah kita nikah muda aja kak, biar kakak bisa liat otot perut aku"

"ngawur kamu anak kecil"

"ih aku bukan anak kecil kak raylee! "

"terus apa kalo bukan anak kecil?"

"di bilangin aku udah gede, aku punya otot, aku juga lebih tinggi dari kakak"

"iya iya kalo fisik sih oke tapi… ko masih peluk-peluk kaya anak kecil si kamu! "

"itu mah beda lagi"

"ye...sama aja "

"hehe… kak?"

"kenapa al? "

"kakak mau tau nggak cita-cita aku? "

"oh… mau dong,kakak mau tau cita-cita kamu" alvaro melepaskan pelukanya, laki-laki itu bergeser lebih jauh dari tempat duduk raylee, setelahnya ia membaringkan badanya, kepalanya ia simpan di pangkuan raylee. 

raylee sedikit terkejut dengan yang di lakukan oleh alvaro namun ia sudah maklumkan, karena alvaro dar raylee sudah lumayan kenal lama, bahkan saat masih kecil mereka sering bermain bersama. 

alvaro yangs sering main ke rumah raylee karena kedua orang tua mereka saling kenal, dari sana lah alvaro mulai menyukai raylee, bahkan saat masih kecil alvaro sudah mengatakan akan menikahi raylee jika sudah besar nanti. 

"cita-cita aku adalah nikah bersama kak raylee terus membangun sebuah keluarga kecil yang sangat bahagia,asalkan itu sama kak raylee aku siap menanggung apapun resikonya"

"cita-cita kamu aneh al" raylee mengelus rambutalvaro yang berada di bawah pangkuanya. 

"loh… aneh dari mana kak? itu bagus tau aku ngomong kaya gitu, kata ayah kalo laki-laki bilang gitu tandanya laki-laki itu setia dan omonganya tuh dapat di percayai dan serius buat kedepanya"

"iya deh, kakak tunggu cita-cita kamu itu"

"berarti kakak mau dong nikah sama aku? "

"hem… kalo kita jodoh ya bersyukur,kalo bukan yaudah gapapa"

"tapi kak aku maunya nikah sama kak raylee!"

"al kakak bilang kalo jodoh, jodoh itu di tangan tuhan kalo kita emang nggak jodoh yaudah nggak apa-apa mungkin tuhan udah nyiapin seorang perempuan yang lebih cantik dan baik buat jadi jodoh kamu"

"tapi kak ak-"

"st…al kakak bilang apa tadi hm? kalo kamu masih aja ngotot mau nikah sama kakak,satu satunya cara adalah kamu berdoa supaya yang kamu inginkan itu terwujud"

"nah… bener tuh kak yaudah aku bakalan tiap hari berdoa supaya tuhan ngasih jodoh nya kakak aja nggak yang lain"

"iya… kakak bantu doa in ya"

"iya! pulang sekolah aku mau ceritain apa aja yang aku lakuin hari ini bareng kakak ke bunda" setelah mengucapkan itu alvaro memejamkan matanya menikmati elusan lembut dari raylee.