ISTRI BUTA TUAN MAFIA

Suara ledakan begitu keras dari setiap penjuru Mega mansion yang berada di tengah hutan, suara itu memenuhi hektaran hutan itu. Gabriel dan anak buahnya sudah pergi menjauh.

”Tuan, kita... "

“Terbang ke Meksiko, aku ingin melihat kekacauan disana" Sela Gabriel, meskipun sudah membunuh Carles dengan mudah dia tidak langsung kembali terbang ke New York.

Gabriel harus membereskan semua kekacauan dan menormalkan kembali transaksi yang sempat tertunda, dia juga tidak lupa meminta anak buahnya untuk mencarikan dokter terbaik dan donor mata yang cocok untuk istrinya, tetapi sebelum itu Gabriel harus melakukan pemeriksaan terlebih dulu pada Valerie.

Mengingat nama istrinya Gabriel mendadak merindukan Vale, lalu dia menggeleng untuk sekarang harus kuat menahan rasa rindunya dan segera mungkin membereskan markas-markas nya yang terkena dampak dari ulah Carles dan Liana.

“Tuan, apakah Anda tidak ingin menghubungi Nyonya Vale sebelum kita lanjut ke Meksiko?" Ucap Daniel sok pengertian.

Gabriel melirik sekilas, sebenarnya sangat ingin tapi setelah mendengar suara Vale pasti Gabriel akan pulang dan itu akan menunda-nunda pekerjaannya.

“Tidak, dia akan besar kepala kalau aku menghubunginya terlebih dulu," Jawabnya masam Daniel hanya mengangguk lalu dia mengeluarkan ponselnya dan mencoba melakukan panggilan video pada Kimmy.

📞: [Halo Tuan Daniel, ada apa?] ucap Kimmy dengan sopan. Mendengar suara Kimmy, Gabriel langsung melirik berharap ada wajah istrinya juga ikut muncul di layar ponsel Daniel.

Daniel hampir tertawa ketika dia mencoba menjauhkan ponselnya dan Gabriel terus mendekat.

📞: [Apa yang sedang kamu lakukan? Dan di mana Nyonya?] Tanya Daniel, sebab dia juga tidak melihat keberadaan Vale.

📞: [Saya sedang menemani Nyonya Vale yang bermain bersama dengan Marco, Tuan] jawab Kimmy. Dan jawaban itu langsung membuat mata Gabriel melebar dan merebut ponsel Daniel, sang pemilik Ponsel tercengang.

📞: [Marco siapa? apakah kamu sudah bosan hidup Kimmy, sampai berani membiarkan istriku memasukan pria lain? di mana para penjaga sialan itu?] geramnya menatap tajam Kimmy yang mendadak gugup.

Kimmy yang takut pun segera mengalihkan menjadi camera belakang dan menyorot Vale yang tengah asyik mengobrol dengan seekor kucing hitam.

 [Kimmy, apakah di kulkas ada daging untuk Marco?] seru Vale.

[Ada Nyonya]

Tut

Gabriel langsung mematikan panggilan video itu dan melempar ponsel milik Daniel kepangkuan pria itu. Daniel terkekeh geli, ternyata sang Tuan tengah menahan malu karena cemburu dengan seekor kucing.

“Sejak kapan di rumah ada kucing jelek seperti itu? dan kenapa Vale harus memangkunya?, Ck" gerutu Gabriel yang masih bisa didengar oleh Daniel.

“Tuan, Anda tidak benar-benar sedang cemburu dengan seekor kucing kan?" tanya Daniel serius.

Gabriel melirik sekilas. “Aku benci kucing yang ngelunjak, berani sekali dia duduk di pangkuan Vale dengan begitu nyaman, kamu hubungi Kimmy tanyakan jenis kelamin kucing itu" titahnya.

Daniel kembali tercengang, sejak kapan Gabriel bersikap konyol seperti Ayahnya, sudah cukup Daniel di buat heran oleh kelakuan Gerald yang tidak jelas, jangan sampai Gabriel ikut-ikutan tidak jelas dan konyol.

“Baik Tuan" jawab Daniel langsung mengetik sesuatu dan mengirimnya pada Kimmy.

***

Keesokan paginya Vale yang tengah tertidur nyenyak terganggu dengan kedatangan Kimmy yang langsung membuka penutup jendela dan membiarkan sinar matahari masuk kedalam kamar.

“Selamat pagi Nyonya Vale? bagaimana tidur mu tadi malam apakah nyenyak?" Sapa Kimmy dengan riang, tidak ada Gabriel membuatnya bebas menyapa dan menggoda Vale.

Vale menggeliat kecil lalu mengubah posisinya menjadi duduk, Vale tersenyum kecil. “Pagi juga Kim, aku sangat nyenyak, karena tidak ada pria itu yang menggangguku" Jawabnya tidak kalah riang.

“Baiklah, kalau begitu ayo bersiaplah, karena Nyonya Celine memintaku untuk membantumu bersiap, karena hari ini kamu akan di ajak melakukan pemeriksaan, mau aku bantu mandi?" Ujar Kimmy.

Vale ngerutkan keningnya. “Mom Celine ada di sini?" Tanyanya

“Hmm, beliau baru datang dan memintaku untuk membantumu bersiap, dia bawah sana juga ada Tuan besar" Jawab Kimmy, Celine dan Gerland yang baru saja pulang dari liburan segera mendatangi menantunya, mereka bukan hanya liburan biasa, tetapi juga mencari pendonor untuk menantunya.

Vale menggeleng. “Tidak usah, seperti biasnya saja, kamu siapkan pakaianku"

“Baiklah" Jawab Kimmy, dia sangat senang melihat Vale yang sekarang, Gabriel yang tidak lagi marah-marah dan di terima baik oleh Celine juga Gerald.

Setelah di kamar mandi, Vale membuka semua pakaian yang melekat pada tubuhnya, kemudian mulai mengguyur tubuhnya dengan air yang keluar dari shower.

hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk membersihkan tubuhnya, Vale keluar dari kamar mandi dan menuju ranjangnya, lalu memakai pakaian yang Kimmy siapkan, setelah itu barulah Kimmy membantu merias wajah cantik Vale.

setelah merasa cukup dengan tidak ada yang kurang lagi, Kimmy membawa keluar Vale untuk bertemu dengan Tuan dan Nyonya besarnya.

sampai di lantai bawah Celine langsung menyambutnya dengan hangat. “Hay sayang, apa kabar? Mom sangat merindukanmu" ucap Celine memeluk singkat menantunya.

Vale terenyuh dengan sikap Celine yang menyayanginya, kasih sayang yang tidak pernah dia rasakan sejak meninggalnya kedua orang tuanya.

“Aku baik-baik saja Mom" jawab Vale dengan mengembangkan senyumnya.

“Val, kita akan ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan pada matamu, maaf bukannya kami tidak bisa menerima keadaanmu yang seperti ini, tetapi yang kamu alami ini karena kecelakaan dan bisa di sembuhkan, Daddy sudah menemukan pendonor nya, Mudah-mudahan saja cocok dengan mu" ucap Celine dengan lembut, dia takut menantunya akan tersinggung dan berpikir dirinya tidak bisa menerima keadaan Vale.

Vale terdiam namun matanya berkaca-kaca, dia tidak menyangka akan memiliki mertua yang begitu pengertian dan menyayanginya, Vale sangat bersyukur.

Celine melihat ke arah suaminya, apakah dia salah mengucapkan kata-kata sampai membuat Vale menangis sesegukan seperti ini. Gerald mengangkat kedua bahunya dia sendiri juga bingung.

“Val, maaf kalau Mom.. "

Kalimat Celine terhenti ketika menantunya memeluk nya. Vale semakin terisak di dalam pelukan ibu mertuanya.

“Mom, aku sangat bahagia, terimakasih sudah menyayangiku sampai seperti ini" lirihnya, Celine bernafas dengan lega, ternyata Vale sedang terharu bukan tersinggung dengan ucapannya.

Celine tersenyum. “Sama-sama sayang, kita pergi sekarang ya? kamu jangan takut, Gabriel tidak akan marah jika kami yang membawamu, dan semoga saja ketika dia pulang nanti, kamu sudah bisa melihat" Ujar Celine berharap semoga menantunya cepat bisa melihat kembali.

“Kalau Gabriel marah, biar Daddy yang menghadapinya, kamu tidak perlu khawatir, hmm?" sambung Gerald.

Vale pun mengangguk, mana mungkin Gabriel berani marah jika kedua orang tuanya yang membawa dirinya, lalu Vale meminta izin untuk membawa Kimmy bersama mereka dan tentunya Gerald tidak keberatan dan mengizinkannya.

Bersambung.