NovelToon NovelToon
Dia Bukan Ayah Pengganti

Dia Bukan Ayah Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Dokter / Menikah dengan Kerabat Mantan / Ayah Darurat
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Naya yakin, dunia tidak akan sekejam ini padanya. Satu malam yang buram, satu kesalahan yang tak seharusnya terjadi, kini mengubah hidupnya selamanya. Ia mengira anak dalam kandungannya adalah milik Zayan—lelaki yang selama ini ia cintai. Namun, Zayan menghilang, meninggalkannya tanpa jejak.

Demi menjaga nama baik keluarga, seseorang yang tak pernah ia duga justru muncul—Arsen Alastair. Paman dari lelaki yang ia cintai. Dingin, tak tersentuh, dan nyaris tak berperasaan.

"Paman tidak perlu merasa bertanggung jawab. Aku bisa membesarkan anak ini sendiri!"

Namun, jawaban Arsen menohok.

"Kamu pikir aku mau? Tidak, Naya. Aku terpaksa!"

Bersama seorang pria yang tak pernah ia cintai, Naya terjebak dalam ikatan tanpa rasa. Apakah Arsen hanya sekadar ayah pengganti bagi anaknya? Bagaimana jika keduanya menyadari bahwa anak ini adalah hasil dari kesalahan satu malam mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 DBAP

Naya menatap gelas di hadapannya dengan ragu. Minuman berwarna jingga itu tampak biasa saja, tetapi ada sesuatu yang membuatnya enggan meneguknya. Di seberangnya, Zayan tersenyum lembut, mendorong gelas itu lebih dekat ke arahnya.

"Minumlah, Sayang. Aku hanya ingin kita menikmati malam ini tanpa beban."

Nada suaranya terdengar manis, tetapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang membuat Naya tidak tenang. Ia menggigit bibirnya, hatinya gelisah. Zayan adalah lelaki yang selama ini ia cintai, tapi ada batasan yang tak ingin ia langgar. Ia menarik napas dalam, berusaha mengabaikan perasaan tak nyaman yang merayap di dadanya.

"Aku nggak terlalu haus," katanya, mencoba mengulur waktu. Ia menatap kekasihnya lagi. "Kita keluar saja dari apartemenmu ini, aku nggak nyaman."

Zayan terkekeh pelan, lalu menyentuh punggung tangannya dengan lembut. "Cuma satu tegukan. Aku ingin kamu lebih rileks. Suatu saat ini akan menjadi tempat tinggal kita. Tidak masalah di sini terlebih dahulu. Lagipula aku bosan kita pacaran di tempat umum terus."

"Ta... tapi..."

"Kamu percaya sama aku. Aku gak akan macam-macam. Ayo, minum," potong Zayan.

Naya menatapnya sejenak sebelum perlahan mengangkat gelas itu. Begitu cairan itu melewati tenggorokannya, rasa manis dengan sedikit pahit menyentuh lidahnya. Tidak ada yang mencurigakan, hanya saja beberapa menit kemudian kepalanya mulai terasa ringan. Pandangannya sedikit kabur, tubuhnya pun terasa semakin lemas.

"Ayan... aku merasa aneh..." ucapnya pelan.

Namun, sebelum Zayan bisa menjawab, ponselnya bergetar di atas meja. Ia mengambilnya dengan alis berkerut, lalu membaca nama yang tertera di layar.

Sonya.

Tatapan Zayan berubah, seolah dunia di sekitarnya menghilang. Ia berdiri, menekan tombol jawab, lalu berjalan menjauh, meninggalkan Naya yang kini semakin sulit menjaga keseimbangannya.

Naya melihat punggung Zayan menjauh, mencoba meraihnya, tetapi tubuhnya terlalu lemah. "Ayan, jangan tinggalkan aku sendirian... aku nggak nyaman..."

"Tetap di sini sebentar, aku akan keluar cari obat buat kamu," jawab Zayan tanpa menoleh.

"Ayan, tunggu!" Sayangnya, suaranya hanya tertahan di tenggorokan. Ia membiarkan Zayan pergi, percaya lelaki itu akan kembali seperti janjinya.

Namun, waktu berlalu dan Zayan tak juga kembali. Tubuhnya semakin terasa aneh, dan ia tidak bisa lagi duduk diam. Ia harus pergi dari sini, mencari Zayan.

Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Naya bangkit, berjalan sempoyongan keluar kamar, lalu masuk ke pintu pertama yang ia temui di lorong Apartemen.

Ia tidak menyadari, kamar itu bukan kamar yang seharusnya ia tuju.

Di dalamnya, seorang pria duduk di tepi ranjang dengan botol minuman di tangannya. Pandangannya kosong, wajahnya memerah karena alkohol yang telah ia habiskan.

"Ayan... kamu kenapa di sini? Aku nungguin kamu..." lirih Naya, pikirannya yang kabur membuatnya yakin lelaki itu adalah Zayan.

Sayangnya, pria dengan wajah tegas dan tubuh menjulang itu bukan Zayan. Dia adalah Arsen Alastair.

Arsen mengangkat wajahnya, matanya sedikit sayu akibat alkohol. Pandangannya kabur, tetapi sosok wanita yang berdiri goyah di hadapannya menarik perhatiannya. Ia mengerjapkan mata, mencoba fokus pada wajah itu.

Naya, yang pikirannya sudah dikuasai efek obat, melangkah mendekat dengan tatapan nanar. Ia masih percaya bahwa pria di hadapannya adalah Zayan. Tubuhnya terasa begitu ringan, seperti melayang, dan nalurinya hanya ingin meraih sesuatu yang terasa familiar.

"Ayan... jangan pergi lagi..." ucapnya dengan suara lemah, tangannya terangkat, berusaha menyentuh pipi Arsen.

Arsen mengernyit samar. Ia bukan tipe pria yang membiarkan orang asing masuk begitu saja ke dalam ruang pribadinya, tetapi di bawah pengaruh alkohol, ia tidak memiliki banyak kendali atas pikirannya. Ia membiarkan tangan Naya menyentuh wajahnya, merasakan kehangatan jemari yang gemetar.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" gumamnya, suaranya serak dan berat.

Naya tidak menjawab. Tubuhnya semakin panas, napasnya tersengal. Ia menatap Arsen dengan mata berkabut, mencari kenyamanan yang seharusnya ada di sisi Zayan. Tanpa berpikir panjang, ia mencondongkan tubuhnya, menyandarkan kepalanya ke dada bidang Arsen.

Arsen terdiam, pikirannya yang sudah dipenuhi alkohol tidak mampu berpikir jernih. Wanita di hadapannya meskipun terlihat samar tapi terasa begitu akrab, begitu hangat, dan tubuhnya yang rapuh menggoda sisi maskulinnya yang selama ini selalu ia kendalikan. Tangannya terangkat, tanpa sadar membalas sentuhan itu dengan menangkup pinggang Naya.

"Kamu memprovokasiku, jangan salahkan aku jika nanti setelah sadar kamu menyesal," gumamnya, tetapi ia tidak juga melepaskan wanita itu.

Naya hanya bergumam kecil, tubuhnya semakin melemah, tetapi tangannya tetap menggenggam baju Arsen, seolah takut pria itu akan menghilang. Ia mencari sesuatu—kehangatan, perlindungan, atau mungkin kepastian—tetapi semuanya bercampur menjadi kabut dalam pikirannya.

"Ayan... aku menyerah kali ini. Tolong tanggung jawab setelah ini," ucapnya parau, kata-katanya terdengar samar di telinga Arsen.

Arsen menatapnya lebih dalam. Bibir Naya yang merah muda tampak bergetar, seolah meminta sesuatu yang tidak terucap. Rasa manis bercampur pahit menguar di udara, dan tanpa sadar, Arsen menelan ludah. Ia tahu ini seharusnya dihentikan. Ia tahu harus menarik diri, tetapi tubuhnya bergerak sendiri.

Perlahan, ia menurunkan wajahnya, mendekatkan bibirnya ke puncak kepala Naya, menghirup aroma lembut dari rambutnya. Naya bergerak sedikit, mengangkat wajahnya, dan saat mata mereka bertemu dalam keheningan yang berbahaya, sesuatu di dalam diri mereka runtuh.

Naya adalah orang pertama yang menghapus jarak, bibirnya mencari kehangatan yang ia kira milik Zayan. Arsen, yang seharusnya menolaknya, justru membalas dengan gerakan yang lebih dalam. Ciuman itu awalnya lembut, tapi dengan cepat berubah menjadi penuh gairah, dipenuhi dengan emosi yang membingungkan.

Dalam hitungan detik, semua batasan pudar. Arsen mengangkat tubuh Naya dengan mudah, membawanya ke ranjang tanpa memikirkan konsekuensinya. Napas mereka memburu, ciuman semakin intens, dan sentuhan demi sentuhan menyalakan api yang seharusnya tidak pernah dinyalakan.

Malam itu menjadi saksi dua orang yang seharusnya tidak bersama akhirnya terjebak dalam pusaran hasrat. Tidak ada kata-kata, tidak ada pertimbangan, hanya dua tubuh yang saling mencari kehangatan dalam kebingungan mereka.

***

Pagi itu, Naya menggeliat pelan. Kelopak matanya terasa berat sebelum akhirnya terbuka. Cahaya matahari yang menerobos masuk menusuk pandangannya, membuatnya mengerjapkan mata beberapa kali. Kepalanya masih berdenyut, tubuhnya terasa aneh—seakan bukan miliknya sendiri.

Ia menarik napas dalam, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, begitu ia menoleh ke samping, napasnya langsung tercekat.

Di sana, seorang pria tertidur dengan napas teratur, membelakanginya. Meski tak melihat wajahnya, Naya yakin dari lebar punggung dan postur tubuhnya—itu Zayan.

Jantungnya berdentam keras. Dengan tangan gemetar, ia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Dadanya terasa sesak saat menyadari dirinya hanya berbalut kain putih itu.

"A… Aku dan Zayan sudah melakukan ini?"

Pikirannya berputar liar. Prinsip yang selama ini ia jaga selama dua puluh dua tahun—hancur dalam satu malam?

Tubuhnya mulai bergetar. Ia tidak tahu harus bagaimana. Haruskah ia membangunkan Zayan sekarang juga dan meminta pertanggungjawaban? Tapi… bagaimana jika Zayan menolak? Mereka masih terlalu muda. Masa depan mereka bisa berantakan.

Tangannya mengepal. Tidak. Ia tidak bisa menghadapi ini sekarang.

Ia harus pergi. Sekarang juga.

Dengan napas tercekat, Naya bangkit, memunguti pakaian berceceran yang ia kenakan semalam. Dengan satu pemikiran mencari obat pencegah kehamilan.

Ia berjalan cepat menuju pintu, nyaris berlari. Dentuman keras terdengar saat ia menutup pintu di belakangnya—suara yang cukup untuk membangunkan pria yang masih tertidur.

Arsen mengerjapkan mata, masih setengah sadar. Suara pintu yang dibanting membuat dahinya mengernyit. Ia menggeliat pelan, mencoba mengumpulkan kesadaran sebelum akhirnya menoleh ke samping.

Ranjang itu kosong.

Matanya menyusuri kasur yang sudah dingin, seprai yang kusut. Tidak ada jejak kehangatan yang tertinggal di sana. Seolah seseorang telah pergi… terburu-buru.

Jantungnya berdetak lebih cepat saat pandangannya menangkap sesuatu di lantai—sepotong kain tipis.

Namun, bukan hanya itu yang membuatnya tercekat. Setitik darah di seprai.

Arsen terdiam, menatapnya lama.

"Dia pergi begitu saja… setelah menyerahkan mahkotanya?" Suaranya lebih seperti gumaman, nyaris tak percaya.

Perlahan, ia membungkuk dan memungut kain tipis itu. Di sudutnya, tertera bordiran inisial berhuruf latin.

"NS…"

Arsen mengerutkan kening, ibu jarinya mengusap huruf-huruf itu. Dada dan pikirannya terasa sesak.

Siapa dia?

1
Viona Syafazea
lahhh siapa lagi ni, ganggu aja.. /Smug/
Viona Syafazea
duhhhh arsen harusnya jujur aja dari sekarang jangan sampai nissa tau sendiri apalagi sampai tau dari orang lain, kalo dia pergi nanti kamu nyesel lo, kalo jujur dari sekarang kan kamu bisa jelasin ke nissa kalo selama ini juga kamu gk lepas tanggung jawab dengan nyari dia lewat sapu tangan.. 😪😪
Hayurapuji: mungkin maksudnya Naya kali ya kak, bukan Nisa hehhee
total 1 replies
Viona Syafazea
nahhh kan pasti si nisa ni seorang nona muda, dan para pengawal itu pasti lagi nyariin dia..
Viona Syafazea: bisa dijadiin judul baru tuh.. 🤭
Hayurapuji: nona muda kepentok cinta dokter dito 🤣
total 2 replies
partini
wihh menarik lanjut
Hayurapuji: ditunggu ya kak
total 1 replies
Viona Syafazea
wahhh jangan2 Nisa beneran pemilik rumah sakitnya lagi, makanya setiap jenguk Naya dia selalu pake masker biar gk dikenali.. /Slight//Chuckle/
partini
aihh ko malah ngomong kaya gitu kaya ngancem
jangan jangan,jangan deh
Hayurapuji: terimakasih kakak, konsepnya saja mungkin sama, tapi ceritanya beda kok. tadi ku dah lihat cerita di sebelah
Mariani: cerita nya bagus mirip ayah darurat untuk janinku,,tapi bagusan ini di sana malah peran utamanya kaya wanita murah
total 3 replies
LISA
Aq mampir Kak
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
css
udah tau dong paman🫢🫢🫢jgn tanya lagi 🫢
Hayurapuji: getok aja kak kalau dia masih gak tau
total 1 replies
css
mulai terkuak,,, double update dong kak🫢😍
Hayurapuji: satu lagi kak, masih review. ditunggu aja
total 1 replies
css
Arsen kok greget AQ😤
Hayurapuji: pengen langsung bilangin dia, kalau anak Naya itu anaknya ya kak
total 1 replies
css
next
css
semoga di tempat itu bertemu dg paman Arsen 💯🤣🫢🫰
css
next 💪💪💪
اختی وحی
pergi aja nay
css
nyesek bgt jadi Naya😭😭😭Thor kpn Arsen sadar jika itu adalah anaknya 😭
double update dong,,, kurang nih
css
kok belum update kak 😍
Hayurapuji: udh kak tapi masih review, ditunggu aja ya hehehe. kemarin autor memang gak update.
total 1 replies
css
mulai terkuak,,,Arsen harus segera tahu klw itu anaknya kasian Naya😭
Hayurapuji: siap kak
total 1 replies
css
next kak😍😍
css
kok belum update kak😍😍😍
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin ya kakk
css: ok kak,di tunggu
total 3 replies
css
next 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!