Pernahkah kalian melihat Mertua dan Menantu bersitegang??
Itu hal biasa, Banyaknya Mertua yang hanya bisa menindas menantu dan tidak Suka kepada menantunya, berbeda dengan mertua dari Almira, Rahayu dan Sintia. Dan Rafa
Mertua yang memperlakukan anak menantunya seperti anak sendiri bahkan sangat menyayangi ketiganya. Mertua yang sangat jarang ditemui karena sangat langkah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Mereka semua menghela nafas berat karena keadaan semakin rumit, mereka tidak menyangka jika Aiman sangat pandai menyembunyikan perbuatannya, andai Almira tidak memergoki nya , mereka tidak akan mencari tahu bagaimana Aiman dan Aira kembali bersama.
"Kita harus waspada bunda, bunda tahu sendiri bukan sekarang Ayu sendirian, aku yakin keluarganya akan sibuk mencari cela untuk bisa mengeruk harta Ayu".
"Iya nak, bunda sangat khawatir apalagi dia sedang hamil muda, kalian jaga dia dulu sementara, bunda akan pamit dulu ambil barang-barang untuk pindah kesini untuk menjaga ayu, tidak apa-apa kan??
"Iya bunda, biar biar aku yang antar bunda saja, kalian jagalah dia". Ucap Sufyan kepada istri dan juga adiknya.
"Iya kak, kami akan menjaganya".
Shofiyah dan Sufyan pun keluar dari rumah ayu menuju mobilnya tapi saat dia akan keluar dari rumah mereka bisa melihat keluarga Ayu datang dengan langkah tergesa-gesa.
Mereka langsung masuk tanpa permisi tanpa menghiraukan sekitarnya, mereka terlihat seperti akan mencari gara-gara. Melihat itu Shofiyah mengurungkan niatnya untuk pulang, dia lebih dulu mengurus hal ini.
"Ngapain kalian semua disini". Ucap Ibu Ayu bernama Ramlah dengan kesal.
Dia sangat senang karena menurutnya Ayu seorang diri dirumahnya, dia melihat Aiman dengan Aira dan mengajaknya bicara dan sekarang dia tahu jika Aiman sudah tidak tinggal lagi dirumah itu, jadi inilah menurut nya langkah yang pas menaklukkan Ayu.
Tapi impiannya sirna seketika melihat keluarga Aiman yang kini berada dikamar Ayu, wajahnya sangat kesal.
"Harusnya kami yang bertanya, ngapain tante dan keluarga ada disini". Ucap Shifa dengan dingin.
"Ya mau bertemu dengan Ayu lah, kami ini keluarganya, beda dengan keluarga kalian". Ucapnya dengan sombong
"Ayu sedang istirahat, jadi tidak bisa diganggu, kalian bahkan masuk ke rumah orang tanpa salam dan permisi". Shifa memandang Mereka dengan dingin dan tajam.
"Tidak usah banyak bicara kalian, kalian itu keluarga tidak tahu diri dan tidak tahu diuntung, kalian kira saya tidak tahu jika Aiman menikah lagi dan sekarang tidak tinggal disini lagi, dia bahkan lebih memilih selingkuhannya dibandingkan orang yang selama ini membantu keluarganya dan dirinya ". Ramlah menatap remeh dan merendahkan.
"Kalian manusia-manusia tidak tahu diuntung, bukannya berterima kasih pada Ayu malah membiarkan Aiman menyakitinya dan meninggalkan nya seperti itu, inikah didikan orangtua yang kalian banggakan itu?? ". Ejeknya lagi.
"Itu benar bu, Ayu membela mereka mati-matian, tapi lihatlah ujungnya suami tercintanya itu malah meninggalkan dan mengkhianati nya dan sekarang mereka masih sok peduli, cih dasar keluarga menjijikkan". Ratna san Adik Tiri ayu menatap mereka semua dengan tatapan mencemooh.
Shifa dan mengepalkan tangannya, dia tidak terima keluarga Ayu menghina mereka seperti itu, apalagi bundanya.
"Jangan bicara sembarangan yah, kalau kalian tidak tahu apa-apa, kalianlah keluarga benalu karena hanya terus merongrong dek Ayu padahal kalian sudah mendapatkan banyak dari hartanya terus sekarang kalian datang lagi untuk apa, kalian pikir kami tidak tahu". Balas Shifa dengan geram.
"Alaa kata-kata kalian itu blussit semua, kalian pikir kami akan diam saja kalian memanfaatkan Ayu, lebih baik Ayu memberikannya kepada kami karena kami keluarganya, dan anak-anak ku itu adalah saudaranya dan suamiku adalah ayahnya, lalu kalian siapa??, Jika Aiman dan Ayu bercerai kalian itu hanya mantan keluarga". Ratna menuju kedepan Shifa dan mengejeknya.
"Maaf tante, Ayu sedang sakit, lebih baik kalian semua ke luar saja, nanti Ayu terganggu karena kalian datang membuat keributan". Almira menatap mereka dengan jengah.
Dia tidak habis pikir, mereka sudah memberitahu jika Ayu lagi istirahat malah membuat keributan seperti ini.
"Diam kamu anak miskin, jangan bicara denganku, kau itu hanya anak miskin yang dibantu oleh Ayu sehingga bisa seperti sekarang jadi jangan bertingkah, kami keluarganya jadi kami yang berhak ada disini untuk mengurusnya". Ramlah berkacak pinggang menunjuk wajah Almira dengan kasar.
Shifa menepis tangan Ramlah dengan kasar, dia tidak terima jika kakak iparnya diperlakukan seperti itu.
"Maaf ibu Ramlah, pergilah dari kamar ini sebelum saya menyeret ibu dengan anak-anak ibu keluar dari kamar ini dengan kasar, Ayu sedang sakit dan butuh ketenangan". Rayyan menatap mereka dengan geram.
"Jangan bicara sembarangan, kalian lah yang harus keluar dari sini, kalian bukan siapa-siapa disni". Hardiknya dengan keras sehingga suaranya menggema dikamar Ayu.
Ayu terkejut kemudian melihat siapa yang datang, kepalanya sangat pusing karena terpaksa bangun karena terkejut.
"Apa yang terjadi kak". Ringis Ayu memegang kepalanya yang berdenyut.
"Loh dek kamu baik-baik saja". Almira segera mendekati Ayu begitu mendengar ringisannya.
"Apa yang terjadi kak, kenapa ada orang berteriak dikamarku"? Ucap Ayu belum tersadar jika ibunya dan adik tirinya datang.
"Nak, bagaimana keadaanmu?? Tanya Ramlah pura-pura perhatian.
"Iya kak, bagaimana keadaan kakak". Ucap Ratna dengan pelan dan perhatian.
"Ngapain kalian disini". Ucap Ayu dengan mata membola, dia kembali meringis dan memegang kepalanya yang berdenyut.
"Kami mau ketemu kamu lah nak, kamu tidak senang ada ibu disini?? Tanyanya dengan pura-pura bersedih.
"Maaf bu, bisakah kalian pergi, aku pusing dan butuh istirahat, aku tidak ada waktu untuk meladeni permintaan kalian yang gila uang itu". Ucap Ayu tanpa melihat mereka.
Almira yang tengah memeluk Ayu itu dengan sigap memijat kepala sang adik ipar karena sejak tadi memegang kepalanya.
"Jangan begitu nak, aku ini ibumu, kenapa kamu bersikap seperti itu pada ibu, tapi pada kelaurga benalu itu kamu selalu baik". Ucapnya dengan sedih yang dibuat-buat.
"Sudahlah bu, jangan banyak berkomentar, tolong pergilah, kepalaku sangat sakit, biarkan kakak-kakak ku menjagaku di sini, pergilah aku mohon". Ayu memohon karena tidak memiliki tenaga untuk berdebat dengan sang ibu.
"Jangan keterlaluan Ayu, aku ini ibumu, orang yang melahirkan kamu, kamu harus mendengar apa perkataanku jangan jadi anak durhaka kamu". Hardiknya dengan nada tinggi nyaris berteriak.
"Jangan pernah meneriaki menantu ku seperti itu". Ucap Shofiyah dengan dingin.
"Jangan ikut campur Shofiyah, sebentar lagi kau hanya akan jadi mantan mertua karena setelah ini akan kupastikan Ayu akan bercerai dari Aiman, camkan itu". Ramlah menunjuk wajah Shofiyah dengan kasar.
"Tapi sayangnya itu tidak akan terjadi, kau pikir aku tidak tahu apa tujuanmu berusaha membuat Aiman dan Ayu bercerai, sudahlah berhentilah selalu membuat anakmu susah". Shofiyah menepis tangan Ramlah yang ada di hadapannya dengan kasar.
"Ala, kau kira kau juga tidak punya niat terselubung tetap mempertahankan Ayu menjadi menantu?? , Jangan mimpi menguasai harta Ayu, karena aku masih hidup, aku ibu kandungnya". Ramlah menatap Shofiyah dengan tatapan merendahkan.
"Ya kamu benar, kau ibu kandungnya, tapi Jangan lupa kau juga membuangnya bersama ayahnya saat mereka tidak punya apapun". Ucap Shofiyah dengan tawa dingin.