Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih jadi stalker
Nicholas ngga bisa konsentrasi saat membaca hasil kerja dari Mikayla.
Gadis itu setelah memberikan laporannya, tanpa sopan santun langsung balik ke meja kerjanya.
Hati Nicholas merasa ditusuk jarum ketika melihat wajah sedih Mikayla.
Tamparan pun masih terasa panas di pipinya.
Aku sudah keterlaluan?
Serentetan notif pesan masuk ke ponselnya. Dengan ogah ogahan, Nicholas membukanya.
Mami Liza dan mami sudah pilihin dekor kamar pengantin. Nanti kamu dan Liza pilih mana yang kalian suka, yaaa
Unyu unyu, kaan.... Biar cepat punya anak......
Dia sama sekali ngga tertarik.
Tiga minggu lagi....
Nicholas menghela.nafas panjang. Dia menatap.lagi wajah Mikayla yang selama.bekerja selalu ngga mau menatapnya.
laptop.dan kertas kertasnya lebih menarik.dari dirinya.
Tampa sadar Nicholas mendengus kesal.
Rido semakin fokus menatap bosnya.
Serius tuan muda? Anda, kan, mau menikah sebentar lagi.
Dia belum mendapatkan info apa pun dari tuan mudanya. Waktunya terlalu singkat. Tapi dia masih terus mencarinya di tengah tengah kesibukannya.
*
*
*
Alea, Ringgo ngajak kita makan di restoran baru di dekat perusahaannya
Mikayla segera mengirimkan pesan itu sambil menunggu kertas kertas hasil kerjanya diprint.
Balasan dari Alea datang sangat cepat.
Okeee
Mikayla.tersenyum. Dia merapikan lagi kertas kertas yang sudah dia print.
Kerjaannya akan lebih mudah karena Nicholas sudah pergi satu jam yang lalu.
Dia akan lebih mudah menyerahkan laporannya. Hanya ada Rido yang ngga bakal cerewet. Setelahnya dia akan turun ke tempat teman temannya menunggu untuk makan siang bersama Ringgo.
Setelah sudah selesai semua, Mikayla mengantarkan laporannya ke atas meja Nicholas.
"Saya makan siang dulu, pak," pamitnya saat melihat Rido yang menerima laporan laporannya.
"Ngga nunggu pak bos datang dulu?" Rido mencoba menahan. Dia juga ingin mengobrol, menggali informasi tentang Mikayla.
Mumpung bosnya ngga ada.
"Kan, ngga tau datangnya kapan. Ini sudah waktunya makan siang," ngeyel Mikayla.
Alea sudah memberi pesan kalo mereka sedang on the way ke parkiran. Dia juga harus segera ke sana.
Rido memperhatikan Mikayla sebentar sebelum mengambil keputusan.
"Oke."
Tuan muda jangan marah. Salah anda sendiri ngga ada di sini.
Terpaksa Rido mengabulkan keinginan Mikayla.
Uugghhh.... Leganya. Mikayla bisa menghela nafas panjang. Dalam hati bersyukur karena ngga ada Nicholas, jadi dia ngga dipersulit.
Tadi laki laki itu mendapatkan beberapa kali telpon yang membuat wajahnya masam. Sampai akhirnya dia pergi terburu buru.
Bodoh amatlah, Mikayla ngga mau mikir karena ini bukan urusannya.
Langkahnya sangat lebar menuju parkiran.
Satu notif pesan masuk di ponselnya.
Nomer Ringgo, kah?
Mikayla ngga pernah memberikan nomer ponselnya pada Ringgo. Sepertinya adiknya yang memberikannya. Tapi dia ngga tau kapan.
Jadi, kan?
Nomer itu mengirim pesan lagi.
Mikayla pun membalasnya
Sedang otewe
Padahal dia baru saja keluar dari pintu lift.
Oke.
Mikayla ngga membalas lagi. Dia terus menyimpan ponselnya ke dalam tas dan mempercepat langkahnya. Ketiga temannya pun sudah melambaikan tangannya. Mereka sudah berada di dekat mobil Alea.
"Ayoh, berangkat," seru Nala sambil membuka pintu mobil, diikuti yang lain.
"Mika, bener nanti Ringgo bawa teman temannya?" tanya Rumi setelah mobil dijalankan Alea.
"Katanya gitu."
"Wow... Syukurlah, jadi kita ngga bakalan rebutan," kekeh Nala.
"Kamu itu, Nala..... Ingat sudah punya si tenaga medis," canda Alea mengingatkan.
"Iya, iya.... Hanya saja aku suka lupa diri kalo lihat laki laki tampan," tawa Nala.
"Dasar," timpal Rumi di sela tawa berderainya.
Mikayla hanya tersenyum saja. Sudah cukup paham dengan watak Nala karena mereka sudah bekerja sama selama empat tahun.
"Mika, kamu bakal milih siapa?" tanya Alea, mengingat kedua laki laki tampan dan kaya raya itu memberikan perhatian pada Mikayla.
"Haaa....?" Mikayla ngga ngerti maksud ucapan Alea.
Nala dan Rumi menatap Mikayla serius.
"Kamu milih siapa, Mikaaa.... Pak bos atau pak Ringgooo.....," cuit Nala.gemas.
Rumi terkekeh.
Dasar Mika....
"Kalian tuh kege eran. Aku masih tau dirilah," sanggah Mikayla.
Orang terlalu kaya seperti mereka, aku ngga minat, batinnya menjawab sarkastik.
Apalagi Nicho.... Ngga akan lagi lagi dia jatuh ke laki laki itu.
"Ya, ya..... Mungkin aku terkesan berlebihan. Tapi misalnya mereka tertarik sama kamu, apa yang akan kamu lakukan?" Alea ngga nyerah dengan dugaannya.
"Maleslah mikir yang aneh aneh," sanggah Mikayla lagi.
"Milih canda candaan aja, Mikaaa.....," canda Nala agak menuntut.
"Iya, Mikaaa..... Jangan dibawa serius," kekeh Rumi.
"Hemmm......" Mikayla hanya mendengus malas meresponnya.
Alea dan Rumi tergelak. Sedangkan Nala mencebikkan bibirnya kesal.
"Payah kamu, nanggapnya serius terus," decaknya jadi kesal.
*
*
*
Ternyata Ringgo membawa tiga stafnya yang laki laki. Mereka lumayan nyambung mengobrolnya.
"Oooh, kamu jadi staf keuangan khusus pak Nicho," tukas Ringgo setelah Alea keceplosan bercerita tentang pekerjaan mereka.
"Hanya sementara saja," bantah Mikayla.
"Masa sementara?" celutuk Nala heran.
"Selamanya itu, Mikaaa..... Kamu, tuh, pintar banget. Pasti pak bos milih kamu karena itu," ngotot Nala.
Mikayla memberi isyarat agar Nala ngga bicara seperti itu lagi. Apalagi Ringgo dan ketiga stafnya bukan orang orang satu perusahaan dengan mereka.
Tapi Nala sepertinya ngga ngeh.
"Ngga sembarangan bisa jadi asisten Pak Nicho. Saya cukup mengenal dirinya dari orang orang terdekatnya. Dia sangat pemilih dan rasional," respon Ringgo.
"Berarti kamu memang sangat pintar," puji stad yang lain.
"Memang pintar banget," timpal Rumi.
"Kalo sudah diakui begitu sama bos, karir kamu akan cepat naik jenjang karirmya," ucap.staf Ringgo yang lain
Mikayla hanya tersenyum sekenanya
Kalian semua salah. Bukan karena itu aku dipilih olehnya.
"Kalo ngga betah kerja di sana, bisa pindah ke perusahaanku. Gajinya akan aku kasih dua kali lipat," canda Ringgo setengah merayu.
Mikayla terdiam. Tapi ketiga temannya malah tersenyum senyum.
"Nanti dipertimbangkan, ya, Mika," sela Alea.
"Tawaran pak bos serius, loh," timbrung salah salah satu staf yang dibawa Ringgo.
Mikayla terpaksa mengembangkan senyumnya.
*
*
*
Nicholas menerima foto foto yang dikirimkan pengawalnya yang dimintanya mengikuti Mikayla dan temen temannya di ponselnya.
Dia sendiri terpaksa pergi karena maminya memintanya mememaninya memilih hotel untuk tempat pestanya. Sedangkan mami Liza akan mengecek tempat melakukan foto preeweeding.
Waktu sangat sempit.
Tanpa sadar Nicholas menghela nafas panjang melihat senyum terus terkembang di bibir Mikayla.
Ada beberapa.foto Ringgo sedang menatap wajah Mikayla diam diam membuat aliran darahnya terasa cepat.
"Ada apa?" tanya maminya heran melihat putranya tampak kesal setelah mendapat pesan.di ponselnya.
"Ada kerugian baru, mam," jawabnya asal.
Sepasang mata maminya terbelalak, kemudian terdengar suaranya mengomel.
"Si Rama dan anak buahnya harus dihukum seberat beratnya.!"
Nicholas hanya mengangguk.
"Jangan sampai papimu tau. Dia sudah hampir sembuh."
"Ya, mam."
Nicholas kembali mengikuti langkah maminya untuk mencoba sample makanan untuk pestanya.
"Kenapa mami ngga memilih hotel kita saja?"
Mereka memiliki beberapa hotel mewah.
"Sesekali memberi nafkah pada hotel lain," sahut maminya enteng.
Nicholas hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kita juga harus menepis pendapat calon besan dan rekan bisnis kamu. Kita ngga jatuh miskin gara gara korupsi itu," jelas mami melanjutkan. Nada suaranya berubah kesal lagi.
Terserah mamilah.
Nicholas malas mendebatnya lagi. Hanya saja hatinya saat ini juga makin ngga tenang karena yakin Ringgo sedang mengirimkan sinyal sinyal sukanya pada Mikayla.
Nic blm bs move on dr Mika
DinDut itu pacarku ngasih iklan
ayoo thor...cemangat up...up...up...up...
Akhirnya muncul jg statement ini, dari awal Ringgo muncul ,aku cuma nunggu kpn statement ini sounding dan pasti kejadian nih. Ntah alasan apa yg dipake Mika.
Mika pasti pindah ke perusahaan Ringgo , ini yg nanti bs jd pintu masuk hubungan segitiga, Nicho- Mika-Ringgo.
padahal Dy yg ngerusak Miklay tega dy ngomong kyk gitu
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
gimana y reaksi mama niko klu tau ternyata calon mantunya udah g perawan karena selingkuh dgn sahabat niko.
hancur lebur hati Mikayla,
lagi" penghinaan datang dari orang yg pernah di cintai.
belum lepas ingatan Mikayla tentang penghinaan nyonya Nastiti yg terhormat, sekarang semakin di tambah goresan luka Mikayla,
Kuat yah Mikayla, kami selalu mendoakanmu ,kamu harus yakin ,lambat laun kebenaran akan terungkap .
mengetahui penyebab Mikha memutuskan hubungan mereka krn keinginan ibunya (Nicho) dan Ringgo bs menerima Mikha.