NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yoyota

Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.

Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.

Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.

Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?

Follow Ig : @yoyotaa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9

"Mi, maafin kita berdua ya, gara-gara kita Mami jadi sedih," ucap si kembar dengan menunduk di hadapan Raisa yang tak lagi menangis.

"Kalian ini kenapa? Kalian nggak salah, siapa bilang Mami nangis?" Raisa berusaha menyangkal dugaan si kembar.

"Mata Mami memerah, hidung Mami juga," ucap Mia yang mencoba menjelaskan dari keadaan Raisa.

"Nggak sayang, mata Mami begini karena tadi kelilipan, terus hidung Mami tadi nggak sengaja megang sambel terus megang hidung juga. Kalian nggak salah, jangan minta maaf ke Mami. Harusnya Mami yang minta maaf karena belum bisa jadi Mami yang sempurna untuk kalian."

Si kembar menggeleng bersamaan terus memeluk Raisa dari sisi yang berbeda.

"No, Mom. You are the best mother from mother in this world," ucap Mia.

Pamela yang melihat adegan tersebut dan mendengar kalimat yang diucapkan oleh Mia malah jadi terharu dan meneteskan air matanya. Ia benar-benar bangga kepada Raisa telah membesarkan si kembar hingga jadi anak-anak yang begitu menyayangi ibunya.

"Kalian nggak mau peluk Aunty Lala juga? Tangan Aunty nganggur loh!"

"Ish! Aunty selalu saja merusak suasana," gerutu Mia dengan menatap Pamela.

Pamela malah cengar-cengir, tapi kemudian ia ikut memeluk si kembar. Mereka pun saling berpelukan untuk beberapa saat.

Keadaan sudah membaik, kini mereka berada di ruang tamu sambil lesehan membuka hadiah yang dibawakan oleh Pamela.

"Mimpi apa aku ya, sampai bisa dapat hadiah mahal begini? Kemarin udah dikasih Barbie sama Om Ron, sekarang dikasih Barbie dan Ken oleh Aunty Lala. Duh! Senangnya! Lain kali, beli yang lain ya Aunty!"

Mia begitu senang sekali mendapatkan hadiah dari Pamela.

"Tentu Mia. Pokoknya apapun yang Mia minta, nanti Aunty kasih."

Di saat Pamela dan Mia berbincang dengan saling melempar senyum, ada seseorang yang merengut tidak suka. Siapa lagi kalau bukan Raisa. Ia Tidka suka karena Pamela memanjakan anak-anaknya. Ya, walaupun ia juga senang bisa melihat senyum keduanya.

"Kia gimana sama miniatur tata surya nya? Kamu suka?"

"Suka banget Aunty, thank you so much. Love you Aunty."

"Love you too girl. Oh, iya, Aunty juga bawa rainbow cake, kita makan yuk!"

"Ayuk!" jawab keduanya yang antusias langsung mengekor di belakang Pamela.

Raisa hanya mengamatinya dari ruang tamu, di saat mereka sedang memakan rainbow cake di dapur. Bahkan mereka bertiga tertawa begitu bahagia. Kadang Raisa berpikir, mungkin jika Pamela adalah ibu dari si kembar, si kembar akan lebih tercukupi kebutuhannya, tidak serba terbatas seperti bersamanya. Namun, jika begitu, apa iya dia bisa menjalani hidup sampai sekarang?

*

*

Hari ini Pamela lah yang mengantar dan menjemput si kembar sekolah. Ketika Pamela menjemput, Pamela mendengar si kembar sedang berbicara dengan temannya yang dia panggil Cana.

"Cana, gimana mama dan papa kamu? Mereka beneran berpisah?"

Cana mengangguk dengan wajah yang sedih.

"Tapi kenapa wajah kamu kelihatan sedih?" tanya Kia.

"Aku pikir menyetujui papa dengan kekasihnya adalah keputusan yang tepat. Ternyata, kekasih papa hanya menyukai papa dan tidak suka ada aku. Kalau aku lagi berkunjung ke rumah papa, kekasih papa itu suka bentak-bentak aku, katanya gara-gara kedatangan aku kesana, dia selalu diabaikan. Aku malah melihat papa dan kekasihnya bertengkar. Aku jadi semakin bersalah."

Wajah si kembar langsung terkejut, tapi mereka masih terus bertanya.

"Makanya, sekarang aku memilih untuk tidak berkunjung ke rumah papa. Kalau aku mau bertemu dengan papa, biasanya kami suka ketemu di luar rumah, supaya kekasih papa itu tidak marah."

"Jadi, intinya sekarang kamu punya mama tiri yang jahat?" Mia langsung menyimpulkan seperti itu dan Cana langsung membantahnya.

"Bukan mama tiri, dia cuma kekasih papa. Mamaku cuma satu," bantah Cana.

Pamela yang sedari tadi mendengar perbincangan tersebut cuma bisa geleng-geleng kepala. Sebagai orang dewasa dia tahu kalau kekasih papa Cana yang dimaksud, memang sudah jadi mama tiri Cana.

"Girls, sudah puas mengobrolnya?" tanya Pamela yang sudah ada di hadapan ketiga gadis kecil itu.

"Eh, Aunty! Aku pikir yang bakalan jemput kita adalah Mami. Soalnya lama banget nggak datang-datang," ungkap Mia.

"Aunty udah datang dari tadi lho! Cuma Aunty dengerin kalian ngobrol dulu. Kayanya asik banget."

"Ih, Aunty! Sudah dewasa kok hoby nya nguping sih? Kata Mami itu hal yang nggak bagus!"

"Iya Aunty tahu kok, Kia. Cuma sayang banget kalau dilewatkan."

Pamela tertuju pada Cana yang terlihat takut melihat dirinya. Padahal apa yang mesti ditakutkan? Dia cantik paripurna.

"Kamu belum dijemput sama mama kamu, Sayang?"

Cana cuma menggeleng.

"Kamu takut sama Aunty?"

Cana mengangguk.

"Aunty baik kok, nggak gigit."

"Tapi, Aunty orang dewasa, orang dewasa menakutkan karena bisanya cuma bohongin kami yang cuma anak-anak. Mama bilang dia akan baik-baik aja kalau berpisah dari papa, tapi tiap malam dia nangis di kamarnya. Tiap hari mama selalu marahin aku kalau pulang sekolahnya telat."

"Jadi, kamu nggak bakalan dijemput pulangnya sama mama kamu?"

"Semenjak Cana cerita mama dan papanya bertengkar, Cana emang sering pulangnya sendiri Aunty."

Mia menjawab pertanyaan yang Pamela tujukan ke Cana.

"Gimana kalau kamu pulang bareng kita? Mau ya?"

Karena ada bujukkan dan paksaan dari si kembar, akhirnya Cana pun mau juga. Pamela jadi cemberut ketika di kembar dan Cana malah memilih duduk di belakang kemudi semua. Dia duduk di depan sendiri.

"Hey, kalian, satu duduk di depan! Masa iya Aunty sendirian, nanti dikira supir lagi. Aunty nggak mau!"

"Ih Aunty! Udah deh jangan banyak protes! Udah jalan aja Aunty, supaya Cana cepat sampai ke rumahnya," jawab Mia.

"Mia! Duduk di depan!" perintah Pamela.

"No, Aunty. Aku nggak mau," tolak Mia.

Sudah dibujuk dengan cara apapun, Mia tak mau duduk di depan. Pamela pun akhirnya pasrah duduk di depan sendirian.

Setelah mengantarkan Cana pulang ke rumahnya, kini Mia mau beralih tempat duduk di samping kemudi.

"Kenapa sekarang tanpa diminta pun kamu mau duduk di depan?" tanya Pamela dengan sedikit kesal.

"Soalnya aku penasaran mau menanyakan sesuatu."

"Tanya apa?"

"Apa semua orang dewasa akan seperti orang tuanya Cana?"

"Kenapa pertanyaan kamu kaya gitu sih Mia? Kamu masih kecil."

"Papi, sepertinya dia juga punya kekasih. Apa mungkin papi nggak pernah mau ketemu kami karena takut kekasihnya tidak suka dan meninggalkan papi?"

Pamela tiba-tiba memberhentikan mobilnya secara mendadak. Ia benar-benar terkejut dengan perkataan yang diucapkan oleh Mia.

"Mia, kenapa kamu bilang begitu?"

Pada akhirnya Pamela memilih untuk memberhentikan mobilnya di pinggir jalan daripada terus terkejut dengan ucapan dari Mia.

Mia pun bercerita ke Pamela tentang Raisa yang selalu memberikan foto papi mereka. Tapi foto kemarin yang dilihatnya berbeda, ada sebuah tangan yang digenggam oleh papinya. Mereka tahu itu tangan perempuan karena ukurannya lebih kecil dan juga warnanya yang lebih putih dari tangan papi mereka.

Ya Tuhan, kenapa anak-anak Raisa harus sepintar ini sih? Aku kan jadi bingung, gimana menjawabnya.

*

*

TBC

1
DozkyCrazy
Luar biasa
Chandralia
TBC tapi tamat.../Casual/
desi aryaradensi
maju mundur cantik...
Risna Wati
aku suka cerita nya,
Mazree Gati
endingya ga asik
Mazree Gati
bahagia tak harus memiliki,,,ga setuju klo rujuk
Mazree Gati
jgn sampai rujuk ya,, klo sampai rujuk unsubcrib
Esananda
thor pliss jgn buat aku semakin nangis..😭😭😭😭
niktut ugis
hallo Bimo emang kamu lupa siapa ortu si kembar ya...si papi pengusaha si mami koki handal
niktut ugis
Pamela lebih suka bunga deposito dari pada serbuk bunga...Bimo harus tau hal ini
Ani Basiati
lanjut
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
EDGAR RAISA
Julham Simatupang
iya dong
Julham Simatupang
bagus
Julham Simatupang
saya suka cerita nya
Julham Simatupang
lanjut
Syifa Shofia
seruuuu
2llOlO85_Maria Krisna wea
☺️☺️
Rinamaryana 29
cerita nya seru, jadi ikut deg degan
Regita Adelesmana
semoga Edgar tak berubah pikiran untuk menikahi Tamara
Mazree Gati: setuju biar pembaca ga kecewa klo sampai rujuk sama raisa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!