Calia Averie Katarina, seorang model berbakat yang selalu disebut sebagai figuran.
Pengkhianatan yang ia terima dari sang kekasih membuat Calia terikat dalam sebuah pernikahan bersama pria yang baru saja ia kenal, Ronan Lysander. Pria sederhana berprofesi sebagai kurir yang mendapatkan pengkhinatan yang sama dari tunangannya.
Namun siapa sangka, pria yang selalu melakukan pekerjaan sebagai kurir itu menyimpan rahasia besar.
Ketika Calia menunjukkan kepada publik bahwa ia bisa menjadi model sesungguhnya, Ronan menunjukkan identitas aslinya dan membuat rahasia dibalik pernikahan mereka terungkap. Lalu, bagaimana dengan nasib pernikahan mereka?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Max Datang Ke Apartemen
'Teett...'
Suara bel pintu Apartemen kembali terdengar setelah beberapa saat lalu berbunyi, memaksa Calia yang kini tengah sibuk di dapur untuk menyudahi aktivitasnya dan pergi membuka pintu.
"Kau,,," Calia mendesis tak percaya setelah melihat siapa yang kini berdiri di depan pintu Apartemennya.
"Boleh aku masuk?"
Max tersenyum hangat dengan buket besar bunga di tangannya.
"Tidak! Aku tidak ingin suamiku salah paham dengan kedatanganmu malam-malam seperti ini, jadi pergilah!" sahut Calia.
"Apakah begini caramu memperlakukan seorang tamu?" sambut Max.
"Kau adalah satu dari sekian tamu yang tidak kuharapkan untuk datang," jawab Calia.
Max menghela napas panjang, memandang wajah wanita yang kini terlihat berbeda di matanya. Dalam pandangannya, Calia terlihat jauh lebih cantik dari terakhir kali ia bertemu wanita itu. Ia bahkan bergerak cepat menahan pintu yang akan Calia tutup.
"Aku datang untuk mengatakan maaf," ucap Max lirih.
"Dan kau berharap aku memaafkanmu hanya dengan satu kata maaf?" sambut Calia tersenyum sinis.
"Aku tidak senaif itu," imbuhnya.
"Aku tahu, itulah mengapa aku ingin menebus kesalahan yang telah aku perbuat," jawab Max.
"Dengan cara apa?" tantang Calia.
"Memberitahukan sesuatu tentang apa yang dilakukan suamimu di belakangmu," jawab Max.
"Heh,,," Calia mencibir.
"Akan lebih baik jika kau berhenti mencampuri urusan orang lain!"
Tiba-tiba, Max bergerak maju, membawa langkahnya masuk ke dalam Apartemen dan menutup pintu di belakangnya.
"Apa-apaan kamu, Max! Keluar!" pekik Calia melangkah mundur, menghindari tangan Max yang akan menyentuhnya.
"Apakah di matamu kurir itu lebih baik dariku, Calia?" tanya Max.
"Dia berlipat-lipat lebih baik darimu," jawab Calia.
"Apa yang bisa kau banggakan darinya? Dia bahkan menumpang tinggal di Apartemenmu. Untuk menghidupi dirinya sendiri saja dia tidak mampu," ucap Max menghina.
"Tutup mulutmu!" sergah Calia.
"Kau menghina suamiku, sama saja kau menghinaku. Aku bersyukur hubungan kita berakhir dan aku memiliki kebahagiaanku sendiri bersama suamiku,"
"Kau yakin akan hal itu?" Max tersenyum remeh.
"Kenapa aku harus tidak yakin dengan yang aku rasakan? Suamiku bekerja sampai malam untukku,"
"Lalu, apa yang akan kau katakan setelah melihat ini?" ucap Max.
Max mengeluarkan ponsel dari saku jas-nya, menggulirnya sebentar sebelum memberikan ponsel itu pada Calia.
Kedua mata Calia melebar sesaat kala melihat foto Ronan bersama Retha, yang mana Ronan membawa buket bunga di tangan dengan tangan Retha menggenggam tangan Ronan.
"Bukankah dia terlihat lebih menyedihkan dariku? Dia menikahimu hanya agar kamu menampung hidupnya dan bisa tetap bersama wanita yang dia cinta," ucap Max.
Calia mematung, jiwanya seakan pergi meninggalkan raganya. Hatinya menolak untuk percaya apa yang baru saja ia lihat, tetapi rasa sakit itu merayap secara perlahan. Ia bahkan tetap bergeming saat Max melangkah maju, mendekatkan wajahnya pada wajah Calia.
"Dan wanita yang dia cinta adalah, Retha. Wanita yang sudah dia bantu dari awal untuk menjadi seorang model, sekaligus orang yang sudah merebut posisimu menjadi model terbaik,"
"Lalu, apa yang kau dapatkan sekarang? Kau bukan hanya menjadi seorang figuran, tapi kau juga gagal menjadi model setelah pergi dari agensiku karena agensi lain menolakmu,"
"Kantor baru yang kamu buka sendiri hanya akan menghabiskan semua uang yang kamu miliki, jadi aku akan memberimu penawaran,"
Max menarik diri, mengamati wajah Calia yang tidak berubah sejak melihat foto suaminya bersama mantan kekasih.
"Kembalilah padaku! Dan aku janji akan memberikan semua yang seharusnya kamu dapatkan tanpa kecurangan apapun,"
'Brakk...!'
Suara dentuman keras dari pintu yang dibuka kasar menarik perhatian Max untuk menoleh, lalu tersenyum sinis saat melihat Ronan berdiri di ambang pintu.
"Menjauh dari istriku, breng*sek!"
Ronan mengumpat, melangkah cepat mendekati Calia dan menarik wanita itu untuk menjauh dari Max, menggeser tubuh istrinya untuk berdiri di belakang tubuhnya. Ia bahkan tidak sadar sejak kapan box kurir miliknya tergeletak di lantai.
"Ahh,, suamimu sudah kembali. Sayang sekali aku tidak bisa menikmati waktu lebih lama untuk berdua denganmu," ujar Max tanpa beban.
"Kalau begitu, aku pamit. Senang bisa bertemu lagi denganmu, Calia. Dan,,,"
Pandangan Max beralih pada Ronan, memberikan seringai lebar seraya meletakkan bunga yang sejak awal ia bawa ke sofa.
"Selamat malam untukmu,"
Max tersenyum, lalu berbalik dan melangkah menuju pintu.
"Tunggu!" cegah Ronan.
Langkah Max terhenti, lalu berbalik dengan alis terangkat. Tetapi, yang ia dapatkan justru lemparan buket bunga miliknya yang mendarat tepat di wajah.
"Bawa sampah itu bersamamu, aku lebih dari mampu untuk membelikan hal sederhana itu untuk istriku," ucap Ronan tajam.
Max menggeram kesal, melangkah pergi meninggalkan Apartemen Calia dengan perasaan kesal memenuhi hatinya.
'Blam...!'
"Apakah kamu baik-baik saja?"
Ronan bertanya cemas, mengamati wajah istrinya tetap diam bahkan setelah Max tidak lagi berada di sana.
"Apakah dia menyakitimu? Apa yang dia katakan padamu?"
Ronan bertanya lagi, tetapi Calia tetap diam.
Pikiran Calia terfokus pada foto yang ia lihat beberapa saat lalu. Langit jingga pada foto itu menandakan foto diambil saat hari masih sore, tetapi suaminya kembali setelah hari berubah gelap. Lalu, apa yang dilakukan suaminya? Apakah pergi bersama Retha?
Melihat istrinya tetap diam, Ronan merengkuh wajah Calia, meminta wanitanya untuk menatapnya.
"Apa dia menunjukkan sesuatu padamu?" tebak Ronan.
Calia mengangguk pelan.
"Apakah kamu pergi bersama, Retha?" Calia balas bertanya.
"Apa???"
...>>><<<...
. . .
. .. .
To be continued...