NovelToon NovelToon
Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Duda / Ibu Pengganti
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kacan

Dijual oleh ibu tiri ke pada seorang duda kaya berumur 40 tahun tidak serta merta membuat Citara bahagia.

Kekejaman pria beranak dua itu menjadikan Citara sebagai pelampiasan hasratnya.

Sampai sebuah fakta mengejutkan diketahui oleh Citara. Jika, pria yang dinikahinya bukan pria biasa.

Sisi gelap dari pria itu membuat Citara menjulukinya dengan sebutan Monster Salju. Pemarah, dingin, misterius dan mengerikan.

Akankah Citara mampu meluluhkah hati ayah dan anak itu? Simak kisahnya hanya di "Pelampiasan Hasrat Suami Kejam "

Author : Kacan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHSK 2

Tak pernah terbayang oleh Citara menikah dengan pria yang umurnya cukup jauh dari dirinya. Citara mengetahui itu saat ia memberanikan diri untuk bertanya pada Varen.

"Hari ini aku akan membawamu ke rumah utama," ucap Varen dingin.

Lagi-lagi Citara menjawab ucapan pria yang baru saja menikahinya dengan anggukkan kepala. Sungguh pernikahan kilat, mereka menikah tanpa persiapan, tanpa baju pengantin, hanya sebuah cicin sederhana yang Citara tak tau berapa harganya.

Wanita itu mengikuti langkah Varen menuju ke sebuah mobil mewah yang hanya bisa dimasuki oleh dua orang. Keduanya masuk ke dalam mobil Lamborghini Aventador LP 720-4, yaitu salah satu koleksi mobil milik Varen.

Mata Citara memperhatikan mobil yang ia naiki dengan tatapan kagum. Baru kali ini ia bisa duduk di mobil sebagus ini. Tatapan mata Citara tidak berhentik menelisik ke sekitarnya.

"T-tuan ...."

"Jangan banyak bicara!" potong Varen dengan ketus.

Citara terdiam, wanita itu menunduk takut. Ia tak lagi berani mengeluarkan suara. Bahkan, untuk bernapas saja dirinya harus berhati-hati.

Kepala Citara terangkat saat mobil tak lagi melaju. Ia menatap kagum ke arah bangunan yang lebih mirip istana di matanya.

"Turun!" perintah Varen dengan suara dinginnya.

"B-baik, Tuan." Citara tergagap, wanita itu turun dari mobil mengikuti perintah dari suami yang ia panggil dengan sebutan 'tuan'.

Begitu turun dari mobil, Citara bergidik ngeri melihat beberapa pria bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam yang berdiri seperti patung tepat di pintu masuk.

Sebuah pertanyaan muncul dibenak Citara. Pria seperti apa yang menjadi suaminya saat ini? Mengapa sampai ada penjaga yang banyak. Apakah dirinya menikahi seorang presiden?

Citara mengikuti langkah suaminya yang berjalan dengan dada membusung dan dagu naik ke atas. Sombong dan otoriter, itulah yang ada di pikiran Citara mengenai suaminya.

"Tuan, Nona Muda menolak kehadiran nyonya Citara. Guci-guci yang ada di kamar nona muda semuanya pecah," ucap salah satu maid yang berkerja di mansion milik Varen.

Citara terhenyak mendengar ucapan wanita yang berpakaian serba hitam putih. Wanita yang baru saja menikah itu langsung mendapat penolakan dari anak suaminya.

Tidak dapat dibayangkan olehnya bagaimana hari-hari yang harus dilewati kedepannya. Yang pasti terasa sangat berat dan tidak mudah.

Dan, kenapa mereka tau nama dirinya? Apa mungkin pernikahannya sudah diumumkan terlebih dahulu oleh pria berwajah dingin ini.

"Hmm, aku akan menemui putriku. Kau! Antar wanita ini ke kamarnya!" perintah Varen pada salah satu maid.

"Baik, Tuan." Maid itu menunduk patuh.

"Mari, Nyonya saya antar."

Citara menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sangat aneh bagi dirinya dipanggil nyonya seperti itu.

Lihat saja, pakaian yang dikenakan maid lebih baik dari pakaian yang ia kenakan. Warna yang sudah pudar, ada beberapa benang yang mulai renggang. Sungguh dirinya tidak pantas dipanggil nyonya.

Kaki Citara masih menapak di tempat yang sama, ia tampak larut dalam pikirannya sehingga tidak menyadari jika saat ini Varen tengah menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin.

"Kau tuli?!" hardik Varen.

Citara tersadar dari lamunannya, ia langsung mengkuti maid yang diperintahkan oleh Varen.

"Dia adalah monster salju," batin Citara.

Ketika masuk ke dalam mansion, Citara langsung dibuat terpanah dengan kemegahan yang membalut bangunan ini. Tak hanya luarnya saja, dalamnya juga luar biasa mewah.

"Wah ada lift-nya," gumam Citara tanpa sadar.

Layaknya orang kemaruk, Citara terus memindai matanya ke setiap sudut jalan yang dilaluinya.

"Silahkan masuk, Nyonya." Maid itu mempersilahkan Citara untuk masuk terlebih dahulu.

Citara membawa langkahnya ke dalam lift, lalu disusul oleh maid itu.

"Panggil Citara saja," ucap Citara dengan mengulas senyum manisnya, lesung pipi wanita itu begitu kentara setiap kali bibirnya melengkung.

Kaki Citara bergerak mundur, menyamakan jarak dengan maid yang kini menjadi berada di sampingnya. Ia risih ketika Maid yang mengantarnya itu berdiri di belakangnya.

Ia belum terbiasa diperlakukan dengan sedemikian rupa.

"Nyonya jangan seperti ini, nanti saya yang akan mendapat hukuman dari tuan." Kepala Maid itu menunduk sopan.

Reflek Citara menolehkan kepalanya ke arah maid yang memancing rasa penasarannya.

"Hukuman?" tanya Citara.

Cting!

Pintu lift terbuka, mereka tiba di lantai tiga. Mata Citara menatap ke sekeliling jalan yang ia lalui. Tidak hanya di luar, di dalam juga bayak pria berbaju serba hitam.

Ia jadi semakin penasaran apa pekerjaan suaminya hingga bisa punya rumah semewah ini dan memiliki banyak penjaga.

"Silahkan masuk, Nyonya. Ini kamar nyonya dan di sebelah adalah kamar tuan. Apakah ada yang nyonya butuhkan sebelum saya pergi?" tanya maid itu dengan tubuh sedikit membungkuk.

Tubuh Citara tersentak dengan pupil mata melebar, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Emmm ...." Citara menggaruk kepalanya merasa bingung.

"Nyonya bisa memanggil saya Rani," ucap maid berumur 28 tahun itu yang mengerti akan kebingungan nyonya-nya.

"Kalau Citara boleh tau, pekerjaan tuan Varen apa ya?" tanya Citara dengan suara berbisik sembari menatap ke sekeliling. Jangan sampai manusia yang mirip patung ini mendengar ucapannya.

"Maaf, nyonya bisa tanyakan pada tuan secara langsung nanti. Apakah ada lagi yang nyonya butuhkan?"

Citara menggeleng lesu, percuma saja bertanya di sini. Pasti seluruh penghuni di rumah yang besar ini patuh pada pria dingin yang sudah menjadi suaminya.

Di tengah kekesalannya, Citara dibuat terkejut ketika maid itu menutup pintu, dan yang membuat wanita itu heran adalah ... kenapa pintunya harus di kunci?

"Hah! Kenapa ibu tega menjualku dan membuatku masuk ke tempat aneh ini," keluh Citara.

Ia mendekati ranjang besar berselimutkan seprai putih yang rapi. Ia mengeluarkan semua pakaian yang ada di tas ranselnya.

"Di mana lemari bajunya?" tanya Citara pada dirinya sendiri.

Wanita itu menyusuri kamar yang begitu luas. Bahkan, kamar yang ia tempati sekarang lebih besar daripada rumah sepetak milik ayahnya yang sudah dikuasai oleh ibu dan kakak tirinya.

Kaki Citara terus melangkah, ia seperti sedang melakukan tour saja. Mulutnya sesekali berdecak kagum saat mendapati ruangan di dalam kamarnya yang begitu mewah.

"Pintu apa ini? Yang tadi kamar mandi, terus yang ini apa ya?" Citara menyentuh handle pintu dengan perlahan.

Untuk mengakhiri rasa penasarannya, tangan Citara terulur ke arah handle pintu. Perlahan ia membuka pintu itu, begitu pintu terbuka Citara dibuat terkagum dengan sesuatu yang ada di balik pintu, ada berbagai lemari yang cantik.

Di tengah-tengah ruangan ini terdapat meja kaca yang di dalamnya berisi berbagai perhiasan yang dilengkapi dengan permata indah.

"Aku letakkan bajuku di sini saja," ucap Citara bermonolog.

Wanita itu membawa bajunya ke ruangan mewah yang berisi berbagai barang branded. Ketika Citara membuka lemari yang paling besar ukurannya, wanita itu menatap isi lemari di depannya dengan mulut menganga.

Baju, gaun dan pakaian lainnya berjejer rapi. Citara jadi sungkan meletakan pakaiannya di dalam lemari ini dan malah mengganggu keindahan pakaian lainnya.

"Aku letakkan di samping ranjang sajalah." Citara memasukkan pakaian-pakaiaannya kembali kedalam tas.

Deg!

Begitu selesai memasukkan kembali pakainnya, Citara membalik badan berniat ke luar dari tempat yang berhasil membuatnya merasa tidak pantas.

Jantung Citara berdentum hebat, dirinya kaget akan kehadiran Varen yang tiba-tiba. Wanita itu mulai ketakutan, ia khawatir pria dingin yang ada di hadapannya marah karena dirinya sudah lancang masuk ke tempat ini.

"M-maaf, Tuan." Citara menunduk takut.

"Buang baju lusuh yang kau bawa! Semua yang ada di dalam ruangan ini milikmu!" ucap pria itu dengan datar.

Citara mengangkat kepalanya dengan ragu, ia tak tau harus mengatakan apa.

"Aku mau melihatmu memakai salah satu pakaian yang ada di dalam lemari itu." Varen bersedekap dada, pria itu menatap wajah Citara dengan datar.

"Cepat!" Teriak Varen saat tidak mendapat jawaban dari wanita di hadapannya.

Tubuh Citara tersentak kaget. Bahkan, tas ransel yang ia pegang sampai terjatuh ke atas lantai.

Bersambung ....

1
Lina Yulianti
alhamdulillah thor happy ending
Diana Tamboto
Luar biasa
Dewi Anggya
udh tamat aja gk kerasaaaa pdhl tu monster blum tobat masih suka ngancem² citara 🤭🤭🤭
Ilham Bay
Luar biasa
angel novitasari siregar
Thor bonus nya tambah kan lagi DONK,seru nih🥴🥴
Kacan: ada dong zeyeng, udah othor up😘😘😘😘
total 1 replies
Merica Bubuk
🤣🤣🤣 kuda x ah
Dewi Anggya
hampir lupaaa sm ceritanya 🤭🤭✌🏻
Kacan: wes kelamaan yo othor gak update🙈😩
total 1 replies
Miyagi Mitsui
semoga kau menyesal..kerana kesalahan isteri jalangmu,gadis lain jadi mangsa..
Miyagi Mitsui
bodoh betul
Miyagi Mitsui
kesian
Miyagi Mitsui
iya.jngan suka melawan..sudah kejam begitu..kau pulak keras kepala
Miyagi Mitsui
tidak jerak
Miyagi Mitsui
benci.dengan kebodohan si Ara ni
ALNAZTRA ILMU
gila
yanto parti
citara terlalu goblok n lemah
echa purin
👍🏻👍🏻
Nur Adam
hots bgt thoor visual varen hehe
Esti Jumaryati
Luar biasa
Takdir Hidupku
Suami setres
Takdir Hidupku
awas jatuh cinta lu varen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!