Revan Santiago adalah seorang pemuda biasa yang telah menjadi menantu mitralokal di keluarga Barnes. saat ini, dia sedang berjuang untuk mencari biaya untuk pengobatan ibunya dirumah sakit. ketika dia meminta bantuan kepada temannya, Revan bukan hanya tidak mendapatkan pinjaman namun, dia malah di pukuli hingga sekarat. dalam kondisi sekarat dia tiba-tiba mendapat warisan, "Selamat datang pewaris Dewa semesta!" tiba-tiba Revan mendengar suara seorang pria tua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Ulang Tahun 2
Nyonya Besar Barnes selalu memandang tinggi Tuan besar Barnes yang juga merupakan suaminya. Namun, dia sangat tidak puas dengan menantu yang di pilihnya.
Bagaimana dia bisa memiliki standar seperti Revan? Jelas-jelas Martin lebih menjanjikan dan berasal dari keluarga terpandang di kota Renville.
Hal baiknya adalah, meskipun Laura sudah menikah, Martin tidak berhenti mengejar Laura. Itu artinya masih ada kesempatan bagi keluarga Barnes dan keluarga Barrett untuk menjalin hubungan.
Jika ada kesempatan, Nyonya Besar Barnes akan mencari cara agar Laura menceraikan Revan.
Jika Menantu tidak berguna itu pergi meninggalkan keluarga Barnes, keluarga Barnes akan dapat menyambut kehidupan yang lebih baik dengan cara menikahkan Martin dengan Laura.
"Martin, senang kamu bisa hadir!" balas Nyonya Besar Barnes dengan gembira.
"Martin, hadiah apa yang kamu bawakan untuk nenek? cepatlah buka, biar kamu juga bisa melihatnya!"
"Benar! Mari kita lihat ..."
Mendengar itu, Martin tersenyum bangga sambil membuka kotak hadiah, "Karena aku Tahu Nyonya Besar Barnes suka minum teh, aku menyiapkan Teko istimewa ini untukmu!"
"Teko ini adalah barang antik dari Dinasti Tang. Teko ini tidak hanya tidak hanya dapat di gunakan untuk menyeduh teh, tetapi juga membawa banyak manfaat untuk kesehatan. Teko ini sangat cocok untuk Nyonya Besar Barnes!" seru Martin.
"Wow ... barang antik dari Dinasti Tang! pasti harganya sangat mahal!"
"Harga tidak penting, yang terpenting adalah, semoga Nyonya Besar menyukai hadiah kecil ini!" kata Martin dengan rendah hati.
"Hahaha ... Martin, hadiah ini sangat bagus, aku sangat menyukainya!" jawab Nyonya Besar Barnes sambil tertawa puas.
Martin kemudian mengeluarkan teko itu dan menyerahkannya kepada Nyonya Besar Barnes. "Coba anda mengetik pelan teko itu lalu letakan di samping telinga anda!"
Nyonya Besar Barnes pun mengikuti arahan dari Martin lalu mengetuk lembut teko tersebut. seketika, matanya terbelalak kaget dan kagum. Karena teko tersebut bisa menghasilkan bunyi yang indah ketika mengetuknya dengan lembut. "Martin, terimakasih atas hadiah yang sangat berharga ini!" seru Nyonya Besar Barnes dengan ekspresi kagum di wajahnya.
"Hemm!"
Revan mendengus Tanpa sadar. Berani sekali Martin memberikan teko palsu itu sebagai hadiah untuk Nyonya Besar.
"Revan, apanya yang lucu?" tanya Jesica Barnes saat melihat ekspresi Revan.
Revan merasakan aura dingin dari seluruh ruangan. Meskipun Revan adalah menantu resmi di keluarga Barnes, tetapi dia tidak di akui oleh siapapun dalan keluarga itu. Sebaliknya, mereka memperlakukan Martin dengan sangat hormat.
"Nyonya Besar, aku bertemu dengan Revan ketika aku sedang membeli hadiah untukmu dua hari lalu. tetapi, aku tidak begitu yakin, hadiah apa yang dia belikan untukmu!" kata Martin sambil menatap Revan lalu kembali berkata, "Sobat, mari kita lihat, hadiah apa yang akan kamu berikan kepada Nyonya Besar Barnes!"
"Benar! Coba kamu buka hadiah apa yang akan kamu berikan untuk nenek? Kami juga ingin melihatnya!" kata Jesica sambil tersenyum jijik kepada Revan.
Jesica sangat menantikan menantu tidak berguna ini di permalukan karena hadiah jelek yang akan dia berikan. Dia tahu, Revan tidak akan mampu membelikan hadiah yang terbaik untuk nyonya Besar Barnes.
Apa lagi, dia pernah mendengar kabar bahwa, Revan pernah di permalukan dan di pukuli demi mendapatkan tiga ratus ribu Dollar untuk membayar tagihan rumah sakit.
Jesica tidak percaya jika Revan berani datang menghadiri pesta ulang tahun Nyonya Besar dalam keadaan baik-baik saja.
Namun, semua itu tidaklah penting. Dia sudah siap untuk mempermalukan Revan, terlepas seberapa berharganya hadiah yang akan dia berikan.
Sambil melangkah maju, Revan membawa kota hadiah yang sudah dia siapkan, "Nyonya Besar, aku telah menyiapkan hadiah ini untukmu. Ini adalah sebuah lukisan!" setelah mengatakan itu, Revan melirik sekilas ke arah Laura.
"Oh? Lukisan itu terlihat seperti barang antik!" kata Martin sambil mengerutkan dahinya.
"Kamu benar!" jawab Revan singkat.
"Sebuah lukisan? Revan, kamu tidak hanya mengambil sampah secara di pasar barang antik, kan?" cibir Jesica, "Apakah kamu sedang berusaha untuk menipu Nyonya Besar?"
"Ini adalah hari Ulang Tahun nyonya besar, bagaimana aku bisa menipu dihari spesialnya?" jawab Revan dengan tenang. Dia kemudian maju beberapa langka lalu membuka kotak hadiah yang telah di bungkus rapi itu, dan memperlihatkan lukisan yang masih tergulung!"
"Ini adalah hadiah Yant telah aku siapkan untuk anda, ini adalah sebuah ..." Revan berhenti sejenak sambil menyungging seulas senyum kepada Laura, "Sebuah lukisan asli Tang Bohu."
"Karya asli Tang Bohu?"
Suara keributan seketika bergema di aula lantai dua hotel Paradise.
"Tunggu! Karya asli Tang Bohu?"
"Berapa harganya?"
Tang Bohu adalah seorang legenda yang genius. Semua orang di negara Canea sudah mengenal tentang riwayat seorang Tang Bohu.
Faktanya, karya asli Tang Bohu bisa terjual hingga seratus Juta dollar.
Laura menatap Revan dengan heran. Hadiah yang membuatnya percaya diri adalah lukisan asli Tang Bohu?
Namun harga karya Tang Bohu sangat mahal dan membutuhkan biaya sebesar ratusan juta Dollar. bagaimana dia bisa membelinya?
Namun, saat melihat ekspresi Revan, dia menilai bahwa lukisan itu memang asli.
Sekilas Revan seperti orang yang berbeda. Dan Laura menyadari itu. dapat di lihat dari Kulitnya yang halus seperti bayi, postur tubuhnya sedikit berotot.
"Hahaha ... Revan, kamu benar-benar orang paling iseng di dunia. bagaimana itu bisa karya asli Tang Bohu? hahaha ... Apa kamu pikir, kami semua ini bodoh, hah?" seru Jesica.
Dia memang tidak cukup dekat dengan Revan, namun dia tahu bahwa tidak mungkin Revan mampu membeli lukisan yang bernilai ratusan juta Dollar. Jika Revan benar-benar bisa membelinya, babi pun bisa terbang.
"Hahaha Nadine, menantumu benar-benar sangat pandai. Dia dapat memberikan karya asli Tang Bohu untuk hadiah ulang tahun Nyonya besar. Dia sangat luar biasa, bukan?"
Seorang wanita yang hadir berkata dengan sinis, "Bahkan, orang idiot pun tahu, dia hanya ingin membodohi kita semua!"
Mendengar sindiran itu, wajah Nadine memerah karena malu.
"Revan, kamu tidak mengambil Lukisan secara acak di sudut jalan dan mengira itu adalah lukisan asli, bukan?" kata yang lainnya mengejek Revan.
"Aku membeli ini di Pasar Barang Antik!"
Mendengar itu, suara gelak tawa bergema di aula lantai dua hotel itu. Wajah Laura tertunduk malu.
Awalnya dia mengira jika Revan akan memberinya kejutan. Namun setelah mendengar Pasar Barang Antik, dia langsung kehilangan harapannya.
Penduduk kota Renville semua tahu bahwa, Pasar Barang Antik memiliki sembilan puluh persen adalah barang palsu.
"Haha ... Dia benar-benar membelinya di Pasar Barang Antik!" Jesica tertawa terbahak-bahak. Dia sangat menikmati saat semua orang mempermalukan Revan dan Laura.
"Kakak ipar yang tersayang, kamu telah membawa hadiah yang sangat kuat biasa." cibir Jesica.
"Ini benar-benar lukisan karya Tang Bohu asli!" seru Revan membela diri. Dia sangat yakin dengan penglihatannya saat lukisan itu mengeluarkan cahaya hijau. Maka dari itu, dia sangat yakin bahwa itu adalah karya asli.
"Aku bisa membuktikannya!"
Martin akhirnya angkat bicara. Matanya berbinar dan nada suaranya dan ekspresi di wajahnya terlihat licik
Semua orang yang ada disana terkejut. Martin yang tidak berhubungan baik dengan Revan, ternyata akan membantunya. Atau apakah Revan benar-benar menemukan barang antik yang asli di pasar Barang Antik yang tidak dapat di percaya itu? Kalau begitu lukisan itu pasti asli.
"Aku berada di sana saat Revan membeli lukisan ini. lukisan ini telah di periksa oleh Pimpinan Asosiasi Barang Antik Renville Samuel Abner." jelas Martin.
Martin menjelaskan, lukisan itu telah di periksa secara pribadi oleh ketua Asosiasi Barang Antik Renville, Samuel Abner?
Apakah lukisan itu benar-benar asli?
Jesica Barnes tidak percaya jika Revan mampu membeli lukisan asli Tang Bohu. mendengar penjelasan Martin, seluruh aula perjamuan mendadak sunyi.
Dan fokus semua orang tertuju pada Revan yang sedang memegang Lukisan itu.
Jika lukisan itu memang asli, maka hadiah yang Revan siapkan benar-benar luar biasa.
Bahkan Nyonya Besar Barnes yang matanya selalu tertutup sepanjang waktu, langsung duduk Tegak dan mendengar semua percakapan dengan penuh minat.
Revan melirik kearah Martin dengan perasaan tidak senang. Marti adalah musuh bebuyutannya sekaligus saingan cintanya. Dia yakin Martin tidak akan membuktikan apapun. Dan dia tahu itu.
"Tuan Samuel secara pribadi memeriksa lukisan ini dan mengungkapkan bahwa lukisan ini palsu, dan tidak berarti apa-apa!"
Martin meninggikan suaranya kada kalimat terakhir.
Pernyataannya itu membuat semua yang ada di aula perjamuan menjadi sangat marah.
"Aku sangat mengetahuinya dengan pasti, bagaimana Revan mendapatkan lukisan Tang Bohu seperti lukisan asli." Kata Jesica sambil menghela nafas lega.
**********