NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. Proses Transformasi Menjadi Wanita Malam

Hai gais kembali lagi dengan cerita saya 👋. Kali ini berada di cerita yang tak kalah lucunya dengan novel saya yang satu lagi NIKAH DADAKAN DENGAN DOSEN BRENGSEK.

JIKA ADA KESALAHAN KATA ATAU TANDA BACA, TOLONG KRITIK DAN SARANYA YAH🙏🙏

WARNING !!

ADA SEDIKIT ADEGAN DEWASA JADI BIJAKLAH DALAM MEMBACA🙏

HAPPY READING GAIS👋👋

***

**

*

"Semoga bukan bapak-bapak kepala plontos, kulit arang, perut buncit, kumis lele!"Meski pekerjaannya salah, gadis bernama Melissa itu selalu tetap berdoa untuk kelancarannya malam ini.

Ya, Melissa Permata Sari. Gadis berambut panjang sepinggang itu menarik napas dalam-dalam. Nomor kamar hotel yang ia tuju sudah di depan mata, sebentar lagi ia akan kehilangan sebuah mahkota sebagai sandang keperawanannya.

"Ini semua buat hutang Ayah... cuma ini yang bisa aku lakukan," gumamnya pelan, mencoba menguatkan hati. Matanya memandangi angka di pintu kamar itu, seolah memohon keberanian dari benda mati.

"Tenang Melissa , ngangkang dikit abis itu kabur!"

Nomor kamar hotel itu sudah ada di hadapannya, sekali lagi ia menarik napas sebelum membuka pintu.

"Eh kok gelap!"

Suara tap lampu terdengar dan seketika ruangan menyala terang. Ia tak mungkin salah kamar karena saat ini yang ia hadapi adalah pria tampan, jauh dari ketakutan sebelumnya.

Pria pemilik sorot mata tajam dengan rahang tegas di sana, membuat Melissa menundukkan kepala tak berani melihatnya.

Wajar saja, ini pengalaman pertama, ia tidak ada bakat untuk menggoda pria seperti wanita-wanita lain.

"Hmm... selamat malam, Pak! saya datang untuk melayani bapak, Kebetulan ini pengalaman pertama saya.

Tampak kaku, Melissa terus saja tertekan karena bingun bertingkah seperti apa yang cocok ia peragakan untuk berhadapan dengan pelanggan.

"Bisa ngurus anak? Menyusui?"

Terdengar konyol, cukup membuat tercengang, tetapi itulah yang ia dengar. Baiklah, ia akan menghadapi ini. Pertama-tama Melissa tersenyum sopan, lalu ia mendekati pria itu perlahan-lahan. Sesuai arahan madam Chee tadi, ia harus menggoda tamunya dengan baik.

"Kalau menyusui saya nggak bisa Pak karena belum ada pengalaman beranak, tapi kalau untuk menyusui Bapak saya bisa-eh!"

"Saya sudah besar!" Siapa sangka, sahutan itu membuat Melissa merasa konyol sendiri. "Apa ada pengalaman menjadi baby sitter?"

"Hmm, tapi bentar dulu Pak, ini Bapak mau nyewa saya atau mau cari pengasuh? Terus saya jadi dieksekusi gak?"

Pria itu menatapnya, lalu tersenyum kecil. Yang ditangkap oleh mata Melissa itu sebuah pahatan sempurna milik Tuhan yang sangat tampan. Ya, senyuman dengan lesung di pipinya.

"Sebenarnya saya sedang mencari pengasuh untuk anak saya, dan dengan cara ini saya berharap bisa menemukan perempuan muda yang bisa menjaga anak, atau yang sudah mempunyai anak tidak apa-apa karena saya butuh asi yang cocok untuk anak saya!"

"Istrinya ke mana, Pak?" tanya Melissa .

"Istri saya meninggal setelah melahirkan putri pertama saya!"

"Jadi sekarang Bapak duda?" Pria itu mengangguk, membuat Melissa ingin tahu lebih banyak." Terus, kenapa gak cari baby sitter aja? Cara Bapak ini udah out of topik banget dari kegiatan kita sekarang!"

"Sudah, bahkan sudah ke sekian kali, tapi anak saya gak cocok sama tangan mereka sampai cara ini yang terakhir. Sebelumnya saya juga sudah konfirmasi dengan madam Chee untuk mencarikan saya perempuan yang baru."

"Oh gitu, saya bisa kok jadi baby sitter, tapi untuk ASI saya belum bisa karena saya masih perawan. Tenang aja Pak, nanti saya usahakan anak Bapak mau!" Dengan semangat, Melissa seakan mengajukan dirinya.

"Alasan kamu jadi seperti ini karena apa?"

Pertanyaan itu adalah hal yang ingin didengar oleh Melissa karena dengan adanya pertanyaan tersebut semua orang harus tahu jika ia melakukan pekerjaan ini ada alasannya.

"Hutang ayah. Dia pernah gagal dalam usaha, dan modal usaha itu boleh meminjam. Buntu gak ada ide buat cari uang, jadi ini yang saya lakukan!"

"Berapa?"

"150 juta!"

"Baiklah ... ini sangat pas! Jika kamu berhasil membuat anak saya luluh, maka hutang orang tuamu akan lunas!"

"Serius Pak, langsung lunas?"

Tentu saja Melissa berbinar, padahal dugaannya ia akan melakukan pekerjaan ini sampai melayani beberapa orang untuk mengumpulkan uang sampai cukup.

"Ya, dengan syarat taklukan anak saya!" Pria itu berdiri dan membenarkan kemejanya, tampak siap melangkah.

"Deal! Jadi, Bapak gak jadi geledah saya nih?" Dengan tampang menantang seolah menggoda, Melissa bertanya.

"Gak, saya nggak nafsu!"

jawabnya sambil berjalan.

"Syukur deh, si imut aku nggak jadi turun mesin hehe," gumamnya, lalu ia mengintil pria itu dari belakang.

***

Setelah diajak mutar-mutar dengan mobil mewah, kini Melissa sedang menginjakkan kaki di sebuah mansion yang sudah dipastikan milik pria tadi.

Sebagai perempuan miskin yang dihidupi dengan kesederhanaan, tentu saja ia kagum. Namun, rasa kagum itu cukup ia pendam dalam hati.

"Cakep banget rumahnya, luas lagi. Ini kalau di komplek bisa nampung satu RT."

"Ayo, ikuti saya!"

"Ini rumah Bapak? Nyicil sebulan berapa? Eh, iya saya belum kenal nama Bapak!"

Ya, karena ia belum mengenalnya, maka pertanyaan menyicil terlintas, padahal ia belum tahu siapa pria tersebut.

"Adrian Sutil !"

Pria yang menjadi pemburu kaum perempuan itu adalah seorang miliarder dengan cabang usaha di mana-mana.Perusahaannya melatak, dan jangan ditanya bagaimana kondisi keuangannya.

"Oke pak Adrian, nama saya Melissa !"

"Tetapi?"

"Melissa Permata Sari", Pak.

Jangan di ganti ya, nanti repot dan bikin masalah di jagat raya!"

"Baiklah, ayo ikut saya, Mel!"

Wajah perempuan itu dibuat melongo, tetapi ia kesal karena namanya tidak disebutkan dengan sempurna. Namun, ia hanya mampu menahan sabar.

Setibanya di kamar bayi bernuansa baby blue, lagi-lagi Melissa merasa kagum dengan ruangan sebesar ini hanya untuk anak kecil.

Tiba-tiba seorang pembantu datang menghampiri dengan membawa bayi yang sedang menangis.

"Sini sama aku!" Melissa tentu saja mengajukan dirinya. Menangani bayi sudah biasa karena di rumahnya, banyak sekali ibu-ibu yang menitipkan anak dengan imbalan uang.

Perempuan dengan seragam pembantu itu ragu, tetapi saat majikannya memerintahkan ia langsung menyerahkan bayi bule yang ia gendong.

"Hei ... jangan nangis, Sayang.

.. ya ampun cantik banget!"

Awalnya bayi berusia tiga bulan setengah itu masih terus menangis. Namun melihat ekspresi Melissa yang dibuat-buat konyol, bayi tersebut mulai terdiam seolah sedang mengenali wajah perempuan itu.

"Bhaaa...."

Sedetik kemudian bayi tersebut tersenyum hingga akhirnya mulai tertawa. Bibir ayahnya pun tampak tertarik membentuk senyuman.

"Pak, dia cocok sepertinya!"

bisik pelayan di sampingnya.

"Tapi masih perawan!"

"Belum bisa kasih ASI dong, Pak?"

"Hmm...."

Kini mereka melihat Melissa sudah berhasil membuat bayi cantik itu tertidur dalam gendongannya. Adrian benar-benar tenang saat ini.

Pelayan tadi pun diperintahkan Adrian untuk menggantikan Melissa . Namun, baru sebentar saja bayi tersebut pindah tangan ia sudah menangis kencang seperti baru saja mimpi buruk.

"Astaga, dia gak mau aku lepas!"

"Nona, coba langsung taruh di ranjangnya. Bapak mau bicara dengan Nona katanya!" titah

"Oh, oke baik!" Dengan hati-hati anak itu diletakkan di dalam box, dan ya benar saja anak itu tidak bersuara lagi dan matanya tetap terpejam.

Kemudian, Melissa mengintil Adrian dari belakang. Sampai tiba di sebuah ruangan, mereka duduk saling berhadapan.

"Gimana Pak? Saya bisa kan taklukkan anak Bapak? Saya yakin deh nanti gak akan nangis terus kalau sama saya!"

"Hmm, okey saya akui itu dan mulai besok kamu sudah bisa bekerja, tapi... karena kamu tidak bisa memberikan asi berarti hutang ayahmu saya bayar setengah!"

"Perhitungan amat, orang kaya pelit!"

"Lunasi aja Pak, nanti potong gaji saya!" tawar Melissa .

"Tidak bisa, gaji kamu sudah habis untuk hutang setengah itu."

"Jadi saya gak digaji gitu, Pak?"

"Bisa, asal kamu mau ...."

"Mau apa?"

"Jadi pelacur saya!"

Bersambung ~

1
Sarita
sabar Adrian nanti juga lama" bucin tuh si melisa
S.gultom
karya yang bagus🙏
codefive_
Teruskaaaan👍🏻
codefive_
Semangat ya kak utk novelnya, lanjutkaan👍🏻
codefive_
Saran ya kak, untuk koma jangan ditengah. Bisa spt ini “tenang melissa, ngangkang dikit abis itu kabur!”
codefive_: Samasama, yuk gantian support karya terbaru ku🥰
S.gultom: makasih sarannya kak 🙏
total 2 replies
Little Sister
ceritanya seruuu, semangat yaaa/Determined/
♐EP𒈑⃟⃞𐦉CintaAfya𒈑⃟⃞🦅💞
kk mampir di sini dan simpan di favorite nnti baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!