NovelToon NovelToon
My Stepbrother

My Stepbrother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heyydee

Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Mereka pun akhirnya sampai di halte bus berikutnya. Paman itu tampak turun mendahului kami dan segera menjauh dari halte.

"Kita pisah di sini ya, soalnya gue mau ke rumah kita beda jalur," ucap Aura.

"Oke,"

Aura pulang ke rumah dengan naik ojek. Begitupun dengan Naura, ia juga pulang ke rumah naik ojek.

Tak berapa lama kemudian, Naura pun tiba di depan gerbang rumah yang masih tertutup.

"Makasih ya bang," Naura membayar ojeknya.

Dia mengetuk-ngetuk pintu gerbangnya.

"Pak Tio!!" panggilnya.

Mendengar suara dari luar, Tio pun segera membuka pintu pagar.

"Eh non Naura, baru pulang toh?" tanyanya sambil membuka pintu pagar.

"Iya pak! Saya masuk dulu ya pak," Naura masuk ke dalam rumah.

Naura melihat mobil Revandra yang terparkir di halaman rumah.

"Dia udah di sini?" batinnya.

"Ahh....malas banget gue kalau ada dia," batinnya kesal.

Dengan perasaan kesal, Naura pun masuk ke dalam rumah menuju kamarnya. Dia berlari ke arah kembarnya agar tidak ketemu Revandra dan langsung mengunci pintunya.

"Huh, untung dia gak ada di sekitar sini," ucapnya lega.

Naura merasa sangat gerah dan lengket. Dia segera masuk ke kamar mandinya untuk membersihkan diri.

Naura menghidupkan keran bathtubnya. Setelah penuh, dia masuk ke dalam bathtub untuk berendam seperti biasanya.

"Huh, segera banget deh," Naura juga suka membuat bisa di airnya. Dia senang jika busa nya melimpah hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Dia cukup lama berada di dalam kamar mandi. Setelahnya, dia keluar dengan handuk di kepalanya yang membungkus rambut basahnya dengan handuk yang menempel di tubuhnya.

Dia tampak senang dan dia sesekali bernyanyi-nyanyi. Sebelum dia mengganti bajunya, ia mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Setelahnya baru dia pakai baju.

Saat tengah memakai skincare, perutnya berbunyi.

"Gue laper," ucapnya sambil memegang perutnya.

Naura segeralah menyelesaikan urusan skincare nya lalu pergi ke ruang makan.

Sesampainya di sana, Untungnya makanan masih banyak dan tersedia. Bahkan makanan itu belum tersentuh sejak di siapkan tadi pagi.

"Wah, makanannya masih banyak?"

"Pagi nona," sapa pelayan yang bernama Mutia.

"Pagi bi! Ini makanannya masih utuh, bang Revan belum makan ya?" tanya Naura.

"Sejak tadi pagi, tuan muda Revandra belum keluar dari kamarnya,"

"Kenapa?"

"Saya juga tidak tau! Tadi pelayan sudah mengantarkan makanan ke kamarnya tapi tuan muda tidak mau,"

"Lah, kenapa dia?" Naura tampak penasaran.

"Tadi malam tuan juga pulang dalam keadaan yang kurang baik,"

"Maksudnya gimana bi?"

"Bibi lihat ada beberapa luka di bagian wajahnya. Bibi jadi khawatir sama tuan muda,"

"Luka? Apa dia habis berantem? Atau dia di keroyok sama begal?" batinnya heran.

"Nona mau makan kan?" tanyanya.

"Iya bi,"

"Biar bibi panaskan dulu ya, soalnya makanannya udah dingin,"

"Oke bi," Naura duduk di kursi.

Setelah semua masakan di panaskan, Naura pun segera makan karena perutnya sudah keroncongan sejak tadi. Dia makan dengan lahap sampai kekenyangan.

"Hah, kenyang banget!" ucapnya lalu bersendawa.

"Hmm, dia kok kagak turun ya? Jangan-jangan dia m4ti lagi di dalam kamarnya?" batinnya mengada-ada.

"Tapi bagus sih, aku jadi gak terlalu khawatir kalau ketemu dia," batinnya senang.

Merasa kenyang, Naura pergi keluar rumah mencari udara segar. Dia meregangkan otot-otot yang terasa kaku.

"Oh iya, hp gue mana ya?" Naura lupa menaruh hp nya di mana.

Dia pun kembali ke dalam dan melihat hp nya berdering di atas meja makan. Ternyata itu adalah telepon dari ibunya.

"Mama?" Naura menerima telponnya.

"Halo ma,"

"Halo nak,"

"Tumben udah nelpon di pagi begini? Mama pasti kangen ya sama Naura?"

"Iya mama memang kangen sama kamu,"

"Tuh kan udah Naura duga, mama mana bisa jauh-jauh sama Naura,"

"Oh iya, Revandra di rumah gak?"

"Kenapa nanyain dia ma?"

"Tadi malam papa kamu di telpon sama supir pribadi Revandra, dia bilang mereka di serang sama orang,"

"Hah di serang?"

"Iya, papa sama papa jadi khawatir sama dia. Kamu di rumah kan?"

"Iya,"

"Ya udah kalau gitu lihat kondisi abang kamu sekarang,"

"Lah kenapa harus aku sih ma? Kalau mama sama papa khawatir, ya udah tinggal telpon orangnya langsung aja buat mastiin kondisi dia,"

"Kata supir hp Revandra hilang,"

"Gak mau ah ma! Dia pasti baik-baik aja kok,"

"Ya kan apa susahnya buat ketemu sama Revandra buat ngeliat kondisi dia? Terus kalau dia baik-baik aja kamu kabarin mama sama papa,"

"Tapi ma-

"Ayolah nak, kalau dia kenapa-kenapa bagaimana? Asal kamu tau, Revandra itu tidak suka jika orang lain menanyakan kabarnya! Jika dia sakit atau terluka pasti yang dia lakukan adalah mendekap di dalam kamar,"

"Hah, ya udah deh ma! Aku ke kamarnya sekarang," Naura menutup telponnya.

Naura dengan perasaan kesal pun pergi menaiki anak tangga menuju kamar Revandra. Setelah sampai di sana, Naura berdiri di depan pintu kamarnya.

Tok

Tok

Naura mengetuk pintunya.

"Bang Revandra," panggilnya.

"Banga Revandra," panggilnya lagi tapi tidak ada sahutan dari kamarnya.

"Kok gak ada sahutan sih? Apa dia gak ada di kamarnya ya? Tapi kata bibi Revandra ada di kamarnya?"

Naura kembali mengetuk pintu dan memanggilnya berkali-kali tapi tetap tidak ada respon.

"Mana sih orangnya? Apa jangan-jangan dia pingsan ya?" ucapnya panik.

"Wah bisa gawat nih," Naura tampak panik.

Naura mencoba membuka kenop pintunya tapi ternyata di kunci dari dalam.

"Di kunci dari dalam," ucapku.

"Apa aku dobrak aja ya? Takutnya si Revandra kenapa-kenapa lagi di dalam,"

Naura pun sedikit menjauh dari pintu dan bersiap untuk mendobrak pintunya. Dia mengumpulkan keluaran bantengnya supaya pintunya terbuka. Menarik nafas dalam-dalam lalu dia pun memulai aksinya.

Bruk

Tubuhnya berusaha mendobraknya namun ternyata gagal dan yang ada tubuhnya malah terasa sakit.

"Aduh, sakit banget," Naura terjatuh di lantai.

"Kuat banget sih nih pintu?" Naura tidak menyerah.

Dia bersiap mendobraknya lagi dan mengumpulkan seluruh kekuatannya. Saat mendobrak untuk yang kedua kalinya, dia berhasil.

Tapi, berhasil jatuh ke pelukan Revandra. Karena pada saat dia sampai tepat di depan pintu, Revandra membukanya sehingga Naura malah jatuh ke pelukannya.

Naura tampak sangat kaget dan terkejut. Dia mendongak melihat Revandra dengan rambut basahnya. Naura segera menyadarinya dan sedikit menjauh darinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dingin.

"Gue kesini karena di suruh sama mama. Mama bilang lo tadi malam abis di serang sama orang, jadi mama sama papa khawatir dan nyuruh gue buat ngecek kondisi lo," ucap Naura sambil menunduk.

"Aku baik-baik saja," ucapnya dengan nada dingin.

"Ada keperluan lain?" tanyanya.

"Hah, enggak ada sih! Kalau lo baik-baik aja ya udah," ucap Naura sambil menunduk.

"Hanya papa dan mama yang khawatir? Bagaimana denganmu?" tanya Revandra.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!