"Aku akan melakukan apa pun agar bisa kembali menjadi manusia normal."
Niat ingin mencari hiburan justru berakhir bencana bagi Vartan. Seekor serigala menggigit pergelangan tangannya hingga menembus nadi dan menjadikannya manusia serigala. Setiap bulan purnama dia harus berusaha keras mengendalikan dirinya agar tidak lepas kendali dan memangsa manusia. Belum lagi persaingan kubu serigalanya dengan serigala merah, membuat Vartan semakin terombang-ambing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Ketemu teman siapa? Tadi sebelum ke sini aku juga bersama Asif, Harya dan Tamaz, tapi tidak ada kamu di sana," tanya Ayara dengan tatapan menyelidik.
"Aku menemui temanku yang lain, bukan mereka," jawab Vartan membuat Ayara menatap curiga. Pemuda itu pun kembali berkata, "Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak. Teman-temanku orang yang baik dan tidak pernah melakukan kejahatan seperti yang kamu pikirkan."
"Bagaimana aku tidak berpikiran buruk jika semenjak kamu mengenal orang lain, kamu sangat berubah. Tidak seperti Vartan yang aku kenal dulu."
"Tidak sama bagaimana? Biasa saja menurutku."
"Buktinya baru saja kamu menolak bertemu denganku padahal sebelumnya kita begitu mudah bertemu. Jika aku tidak datang ke kampus, kamu akan datang ke rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi padaku. Kamu juga akan membantuku jika aku sedang ada masalah."
"Sekarang juga masih sama. Aku akan membantumu jika kamu ada masalah."
"Bukan itu maksudku. Kamu jelas tahu apa yang sebenarnya aku inginkan. Kenapa kamu sekolah pura-pura tidak mengerti?"
"Apa sih, Ayara! Aku sama sekali tidak mengerti."
"Sudahlah, lupakan saja. Percuma juga bicara sama kamu, aku pulang saja. Tidak seharusnya aku di sini menunggumu."
Ayara pun beranjak dari sana. Dalam hati gadis itu ingin Vartan mencegahnya. Namun, harapan gadis itu tidak sesuai kenyataan. Vartan hanya diam saja melihat kepergian Ayara, seolah kehadirannya memang tidaklah begitu penting sementara.
Vartan semakin dilema, teringat perintah raja serigala agar dirinya menikahi putrinya. Dia sendiri tidak tahu bagaimana rupa dan orangnya, sekarang malah disuruh menikah begitu saja tanpa dimintai pendapat.
Jika Vartan menolak mungkin dia akan dalam keadaan bahaya. Yang lebih parah akan meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Bagi Vartan sebenarnya itu tidak masalah karena hidup sebagai manusia serigala pun tidak ada baiknya. Namun, saat teringat dengan kedua orang tuanya dia jadi dilema.
Mama Minarti dan Papa Prayoga hanya memiliki dirinya sebagai anak. Jika dia pergi untuk selamanya, pasti keduanya akan sangat bersedih. Tidak akan ada yang menemani mereka lagi. Vartan jadi menyayangkan kenapa mama dan papanya dulu tidak memiliki anak lain dengan begitu dirinya bisa pergi dengan tenang. Ada yang akan menggantikan posisinya di rumah ini.
"Loh! Ayara-nya ke mana? Kenapa hanya kamu sendiri di sini?" tanya Mama Minarti yang baru keluar dengan membawa cemilan.
Tadinya dia ingin menawari Ayara kue buatannya, siapa tahu gadis itu suka. Namun, sampai depan malah tidak menemukan keberadaannya.
"Orangnya sudah pulang, Ma. Lagian Mama ini bawa apa sih? Ayara itu nggak suka nyemil saat malam seperti ini, nanti dia bisa gemuk."
"Siapa bilang? Ayara itu tidak akan pernah menolak pemberian Mama. Memangnya kamu, selalu banyak alasan untuk menolak permintaan Mama!"
"Apa sih, Ma! Malah bicara ngawur. Sudahlah, aku mau istirahat saja."
Vartan berlalu dari sana menuju kamarnya. Dia teringat dengan botol pemberian Mahesa dan kembali ragu apakah harus meminumnya atau tidak. Namun, saat ini dadanya terasa sakit sekali. Jika dibiarkan pasti tidak bisa menahannya.
"Semoga saja setelah ini aku segera sembuh," gumam Vartan yang kemudian menenggak minuman tersebut.
Dia pun merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil melihat ke langit-langit kamar, memikirkan keputusan apa yang harus diambilnya mengenai ucapan sang raja. Mahesa bilang, apa yang sudah dikatakan Raja serigala haruslah dilakukan. Akan tetapi, apakah harus sampai mengorbankan masa depannya? Kehidupannya sudah hancur, apakah jodohnya pun juga harus hancur.
Vartan mencintai Ayara dan ingin hidup bersama dengan gadis itu hingga akhir hidupnya. Akan tetapi, Ayara juga berhak bahagia, tidak harus bersama dengan dirinya yang sudah seperti ini. Gadis itu juga belum tentu bisa menerima keadaannya yang tidak lagi sama seperti dulu.
Vartan juga penasaran, apakah putri dari raja serigala menerima perjodohan itu atau tidak. Kenapa saat tadi dia menghadap tidak menemukan keberadaannya, bahkan tidak ada satu pengawal pun di dalam tadi. Mungkin juga karena raja sengaja agar pembicaraan mereka berdua tidak didengar oleh orang lain, tetapi tadi mereka hanya membahas masalah itu saja. Rasanya itu juga bukan rahasia lagi.
Keesokan paginya Mahesa datang memberikan ramuan yang terakhir pada Vartan. Vartan pun terpaksa menerimanya. Keadaan tubuhnya memang sudah membaik, tetapi terkadang dia merasa ada sesuatu yang menusuk di dadanya. Pemuda itu juga harus pergi ke sekolah dan tidak ingin terjadi hal buruk nantinya.
***
Vartan sedang bersantai dengan ketiga temannya di kantin, tiba-tiba ada seorang gadis yang menemui Vartan dan mengaku sebagai tunangannya. Tentu saja hal itu membuat geger satu kampus. Selama ini Vartan tidak pernah dekat dengan gadis mana pun selain Ayara, tetapi tiba-tiba bertunangan saja. Di kampus juga ada beberapa gadis yang mengejarnya, tetapi selalu ditolak.
Ayara yang berada di ruangannya pun juga penasaran, siapakah gadis itu? Kenapa dia tidak tahu jika Vartan sudah bertunangan lalu, kenapa selama ini tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya? Apa mungkin mereka memang sengaja tidak bercerita padanya.
Kedua orang tua pemuda itu juga tidak pernah bercerita, bahkan semalam Mama Minarti pun masih menyambutnya dengan baik. Tidak ada pembicaraan mengenai gadis lain, apalagi tunangan.
"Vartan!" panggil Ayara sambil berjalan memasuki kantin.
Di sana ada Vartan bersama dengan ketiga temannya dan juga ada seorang gadis. Mungkin itu yang dibilang oleh semua orang, yang katanya tunangan dari Vartan. Ayara akui dia sangat cantik, siapa pun pasti akan jatuh cinta padanya. Pantas saja Vartan mau dengannya.
"Siapa dia? Kenapa aku tidak mengenalnya?" tanya Ayara sambil menatap ke arah gadis itu.
Gadis yang dimaksud Ayara pun berdiri sambil mengulurkan tangannya. "Namaku Alexa. Aku tunangannya Vartan."
Ayara mengabaikan uluran tangan Alexa dan memilih menatap Vartan. "Kenapa kamu tidak mengatakan padaku jika sudah punya tunangan, Vartan?"
Ayara menatap kecewa ke arah pemuda yang sudah mencuri hatinya itu. Sudah bertahun-tahun mereka dekat, tetapi harus berakhir begitu saja. Bahkan mereka belum sempat meresmikan hubungan.
Vartan yang ditanya pun bingung harus menjawab apa. Nyatanya dia pun tidak mengenal gadis itu dengan baik, tapi pemuda itu sangat tahu siapa Alexa, dia adalah putri dari raja serigala. Tadi gadis itu sempat membisikkan kalimat itu di telinganya. Hal itu juga yang membuat Vartan sejak tadi diam dan tidak membantah apa yang diucapkan oleh Alexa.
Sekarang Ayara ada di depannya. Dia tidak ingin ada salah paham diantara mereka, tetapi menjelaskan pun juga rasanya percuma.
"Semuanya mendadak, Ayara, jadi begitulah," jawab Vartan singkat.
"Begitulah, kamu bilang! Jadi selama ini kamu menganggap aku apa? Kita sudah dekat bertahun-tahun, kamu juga selalu memberiku harapan dan membuat aku jatuh cinta sama kamu, tapi kenapa kamu menghancurkan perasaanku begitu saja?"
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku ...."
"Tidak bermaksud seperti itu, nyatanya kamu benar-benar melukai hatiku."