Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.
Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.
Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Senjata Makan Tuan
Bab 11
Casandra pun bercerita kisah 15 tahun yang lalu, di mana Tuan Michael pulang membawa seorang anak perempuan yang berusia sekitar 2-3 tahun. Laki-laki itu bilang kalau anak itu adalah putrinya yang bernama Callista. Anak yang terlahir dari seorang istri simpanan yang merupakan bagian dari keluarga bangsawan yang mengalami kebangkrutan. Istrinya meninggal jadi anak itu dibawa ke kediaman Owen.
Semua orang yang tinggal di rumah ini wajib menutup rapat-rapat cerita ini. Karena Hannah dahulu sering sakit-sakitan ketika hamil dan setelah melahirkan, jadi tidak banyak yang tahu. Kaum bangsawan juga menduga Callista adalah anak kandung pasangan Michael dan Hannah. Kehamilan pertama Hannah mengalami keguguran dan di kehamilan kedua baru terlahir Zanetha.
"Karena Anda terlihat lebih tua setahun dari Nona Zanetha, maka Tuan dan Nyonya mengakui Nona sebagai putri sulung keluarga Owen," kata Casandra mengakhiri ceritanya.
Callista juga tertipu di kehidupannya yang lalu. Dia menduga dirinya adalah bagian dari keluarga Owen. Ketika pertama kali dirinya diperkenalkan ke publik, ketika masuk usia remaja, dirinya juga dikenal sebagai putri sulung keluarga Owen. Semua orang di negeri ini mengenal dirinya sebagai Callista Owen.
***
Michael merasa sangat bahagia karena segala usahanya berjalan lancar dan bisnis yang dia jalani juga memberikan banyak keuntungan. Dia ingin mengajak keluarganya untuk pergi berlibur.
"Papa, aku ingin pergi ke pantai!" Zanetha bergelanyut manja kepada ayahnya.
"Boleh. Kebetulan kita juga sudah lama tidak pergi ke sana," kata Michael.
"Persiapkan diri kalian. Besok kita pergi pagi-pagi agar bisa sampai sore harinya," lanjut laki-laki itu sambil tersenyum.
"Callista diajak, Pa?" tanya Callista.
"Ya, tentu saja. Kita semua akan bersenang-senang di sana," jawab Michael.
"Dia sedang mendapatkan hukuman dari aku, Michael," tukas Hannah.
"Kamu itu terlalu keras kepada Callista. Kamu juga harus ikut," balas Michael tidak mau dibantah.
Callista tentu saja merasa senang. Siapa tahu dengan mendatangi tempat-tempat yang dahulu pernah di singgahi oleh Michael, dia akan menemukan sedikit informasi yang kemungkinan siapa orang tua kandungnya didapatkan.
Zanetha tersenyum jahat sambil melirik kepada Callista. Gadis itu sudah memikirkan sesuatu di kepalanya.
***
Callista membawa beberapa barang yang jarang dia pakai. Mau itu pakaian atau aksesoris. Setiap dekat dengan Zanetha, kini dia selalu waspada.
Entah apa yang akan dilakukan oleh gadis itu kepadanya. Kadang sesuatu yang tidak dia sangka dan diduga.
"Kali ini kita akan pergi ke pantai Saint Loc. Aku agak trauma, ya, dengan air," gumam Callista.
Bayang-bayang dirinya mati tenggelam kembali memenuhi pikirannya. Zanetha yang mencekik dan mendorongnya jatuh, juga terasa terus berputar seperti film yang rusak.
"Selama di sana nanti aku harus menjauhi pantai, laut, danau, atau kolam. Jangan biarkan memberi kesempatan kepada Zanetha untuk melakukan kejahatan kepadaku lagi," batin Callista.
***
Callista mendatangi kandang kuda. Dia diajak oleh Philips untuk melihat anak kuda yang baru lahir beberapa minggu yang lalu. Kuda berwarna cokelat muda dan ada tanda putih di muka dekat kedua matanya. Kuda itu sedang menyusun kepada induknya.
"Lucu sekali bayi kuda itu!" pekik Callista senang.
"Kami menamainya dengan Thunder," ucap Philips.
Callista paham kenapa kuda itu di berikan nama Thunder. Karena ada tanda putih seperti halilintar di mukanya.
"Ayo, akan aku tunjukkan kamu ke kuda terbaik di sini!" ajak Philips ke kandang paling pojok.
Seekor kuda berwarna hitam pekat terlihat sangat gagah. Hewan itu terlihat jinak ketika Philips mengelus kepalanya.
"Black ini sangat kuat berlari selama tiga hari. Dahulu aku berkeliling hutan mencari orang yang hilang bersama dengan Black. Selama tiga hari dia masih memiliki stamina bagus. Kami beristirahat hanya sebentar saja waktu itu karena takut salju keburu tebal," jelas penjaga dan pengurus kuda itu dengan penuh bangga.
"Bolehkah aku menungganginya?" tanya Callista dengan penuh harap.
"Apa Anda sudah mahir menunggang kuda?" tanya Philips balik.
"Aku bisa menunggang kuda, walau tidak mahir. Aku juga ingin belajar sama kamu," jawab gadis bersurai panjang itu dengan sedikit malu.
"Kalau begitu, jangan menunggangi Black. Anda bisa menunggangi Sky yang sudah benar-benar jinak. Walau sama orang baru, dia tidak akan mengamuk. Paling jika lelah dia akan berhenti dan tidak mau berjalan," tutur Philips diiringi tawanya yang khas.
Akhirnya demi menjaga keselamatan Callista menunggangi kuda berwarna cokelat tua yang memiliki nama, Sky. Hewan itu benar-benar jinak dan sang gadis begitu menikmati kegiatannya itu.
Callista dan Sky mengitari area perkebunan strawberry dan perkebunan jagung. Hewan itu berlari dengan lincah dan bebas. Philips mendampingi dengan menaiki Black.
Kedua orang itu tertawa gembira sambil balapan. Tentu saja pemenangnya adalah Philips.
Zanetha yang sedang berada di sebuah menara di villa, melihat mereka dari kejauhan. Tiba-tiba saja terbersit sebuah ide di otaknya.
Putri pasangan Michael dan Hannah mendatangi kandang kuda. Dia mencari pembuangan kotoran hewan yang biasanya diolah menjadi pupuk kandang. Lalu, Zanetha mengambil satu sendok kotoran kuda, kemudian memasukan ke dalam plastik.
"Ini khusus untuk kamu, Callista," ucap Zanetha kemudian tertawa.
Semua keluarga Owen berkumpul di meja makan untuk makan siang bersama. Selama ini Michael mewajibkan keluarganya untuk makan bersama. Dengan begitu dia bisa mengawasi para anggota keluarganya.
Zanetha sudah mengeluarkan plastik berisi kotoran binatang. Lalu, dengan cepat dia menaburkan itu di piring berisi makanan milik Callista, ketika gadis itu mengambil lap tangan yang jatuh. Sebenarnya itu di sengaja oleh Zanetha agar kakaknya tidak fokus ke makanan.
Senyum culas milik Zanetha pun tercipta dan dia berakting pura-pura tidak terjadi apa-apa. Tanpa dia tahu kalau Callista juga mengetahui apa yang dilakukan oleh adiknya.
Maka, Callista dengan sengaja membuat ulah agar Zanetha melupakan makanannya. Dia menumpahkan jus jeruk ke arah adiknya itu dan mengenai bajunya sedikit.
"Apa yang sudah kamu lakukan?" teriak Zanetha sambil berdiri.
Michael dan Hannah terkejut mendengar suara teriakan putri mereka. Zanetha itu terkenal ramah dan bertutur kata lemah lembut.
"Maaf, tidak sengaja," balas Callista dengan ekspresi penyesalan.
Callista segara mengelap meja makan itu dengan gesit. Dia pun menukar piring miliknya dengan milik Zanetha. Agar menjadi senjata makan tuan.
"Lihat, Kak! Baju aku menjadi rusak, 'kan?" Zanetha memasang muka cemberut.
"Bajunya tidak rusak hanya kotor sedikit terkena cipratan jus. Dicuci juga nanti akan hilang nodanya," balas Callista seakan begitu peduli kepada adiknya ini.
"Sudah. Kalian cepat makan!" perintah Michael Owen.
Callista diam-diam menahan ketawa ketika melihat Zanetha makan. Terlihat gadis itu mengerutkan kening dan seperti sedang merasakan sesuatu.
"Kenapa rasa sayur ini agak aneh?" tanya Zanetha.
"Enak, kok! Mungkin ada yang salah dengan lidahmu. Hati-hati bisa kena flu. Sekarang cuaca sering tiba-tiba berubah," jawab Callista.
***
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
semoga saja...
sehat slalu...
ku tunggu karyamu yang lainnya...
smoga callista bahagia slalu...
orang ko bener2 iblis kamu zanetta
semoga segera terungkap kejhtan kluarga owen...
lanjut kak...
si zanetta jadi orgil