NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Lemahku

Pembalasan Istri Lemahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Paksa / Tukar Pasangan
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Elmu

Laras terbangun di tubuh wanita bernama Bunga. Bunga adalah seorang istri yang kerap disiksa suami dan keluarganya. Karna itu, Laras berniat membalaskan dendam atas penyiksaan yang selama ini dirasakan Bunga. Disisi lain, Laras berharap dia bisa kembali ke tubuhnya lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Elmu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah

Tubuhnya terasa lebih segar setelah berendam dengan air hangat. Kepalanya juga lebih fresh. Cukup lama dia berendam di bath-up. Sekalian mendinginkan otaknya yang entah kenapa mendidih. Terutama setelah menjawab telpon Aksa.

Dengan memakai bathrobe-nya, Laras keluar dari kamar mandi. Mengusak rambut basahnya dengan handuk, dan lanjut mengeringkan dengan hair dryer. Setelah itu barulah dia memilih pakaian gantinya. Baju yang nyaman untuk bersantai di rumah. Dan dia lebih nyaman dengan kaos-kaos oversize yang membuatnya kelihatan makin mungil.

Dalam sekejap, bathrobe-nya berganti pakaian rumahan. Laras duduk di depan meja rias. Namun, netranya menangkap bungkusan di atas meja. Matanya menyipit. Perasaan dia gak beli sesuatu. Gadis itu gegas memeriksa. Penasaran.

Ayam goreng lengkap dengan saus pedas. Alisnya mengerut. Aksa? Aksa yang membelinya? Tapi, kapan pria itu masuk ke kamarnya?

Laras meraih ponselnya yang juga tiba-tiba pindah di samping kotak ayam goreng. Ada pesan masuk. Dari Aksa.

"Ada promo beli dua gratis tiket bioskop. Jadi aku beli. Lumayan, bisa hemat."

Tiket? Laras memeriksanya, dan benar, ada selembar tiket disana. Tiket bioskop film yang sedang ramai dibicarakan. Cuma yang membuat sudut bibir Laras tanpa sengaja tertarik tipis, film itu film horor.

"Dia kenapa sih?" gumamnya, dengan kekehan kecil, yang lagi-lagi tanpa sengaja lolos.

Namun senyum itu segera ditariknya lagi setelah sadar.

"Haish! Pasti dia nyogok biar gue gak marah, kan? Ck! Jangan dikira gue tergoda sama sogokan murahan ini. Gak sebanding sama dia ninggalin gue sendirian. Kalau gak ada Andre gimana coba? Huh!" meletakkan tiket itu di meja.

Daripada kesal, mending nonton. Laras menscroll-scroll layar ponselnya. Mencari film menarik.

"Nah, dapet," serunya. Dan mencari posisi ternyaman.

Nyatanya, nonton tanpa ngemil juga bikin suntuk.

Netranya bersirobok dengan kotak yang tadi dia anggurin. Sepertinya enak.

"Hush! Enggak! Jangan tergoda," gelengnya. Mengusir bayangan lezatnya nonton film sambil makan ayam goreng.

Tapi, lagi-lagi arah matanya mengajak ke kotak itu. Berkali sadar, berkali juga khilaf.

"Haish! Dua potong. Cukup. Pasti Aksa gak tahu kalau sudah berkurang. Gak bakal kelihatan. Ntar dia tahunya gue gak makan. Minimal ngambek lah," tukasnya akhirnya.

Awalnya memang cuma dua potong. Tapi, otaknya meminta lagi dan lagi. Sampai gak kerasa tinggal bungkus dan tulangnya.

"Eeegggh. Hhah, kenyang." Mengusap perutnya. Namun, usapannya terhenti. Netranya membulat. Menatap kotak yang berisi tulang belulang berserakan itu.

"Lah, kok abis? Yang makan siapa?" menatap perutnya. "Yah, kok gue sih? Aish! Dimana harga ngambek lo, Laras. Masak disogok pake chiken aja luluh."

Sayangnya sudah terlanjur. Dan sekarang dia haus. Dia lupa tidak mengisi botol air minumnya. Terpaksa harus ke dapur. Laras beringsut malas. Membuka pintu, melirik kamar di seberang yang tertutup. Aman. Aksa kayaknya masih di dalam. Dia lagi malas ketemu cowok itu. Laras gegas ke dapur.

Cahaya remang-remang tersorot dari ruang tengah. Laras terlalu malas untuk menghidupkan lampu. Seenggaknya masih aman untuk jarak pandang. Lagian, cuma ambil minum doang. Membuka kulkas, mengambil sebotol air dingin. Meneguknya beberapa teguk. Menyimpan kembali di kulkas.

"Hoam ... Kenyang banget," gumamnya, mengelus perutnya yang memang terasa lebih padat. Berbalik, bermaksud kembali ke kamar. Namun, matanya melotot bersirobok dengan sosok tinggi gelap di pintu. Cahaya yang membelakangi, membuatnya terlihat gelap.

"Waaaa! Genderuwoo!" teriaknya panik. Mengambil sembarang sebagai senjata.

Cklek.

Laras melongo, di tangannya, centong -senjata yang akan digunakannya untuk memukul sosok yang dikiranya genderuwo- sudah siap siaga.

Aksa menatapnya tajam. Nampak kesal dikatai genderuwo. Pria itu melewatinya tanpa kata. Membuka pintu kulkas. Sepertinya dia juga kehausan.

Beberapa saat, dia kembali menutup kulkasnya. Bersidekap, menyorot tajam Laras.

"Siapa yang kau katai genderuwo?"

Laras mengangkat telunjuknya. Menunjuk Aksa.

Aksa mendecak. "Sembarangan. Sejak kapan ada genderuwo tampan sepertiku."

"Iih pede," cibir Laras. "Ya lagian, lo tiba-tiba nongol, gelap-gelap gini. Mana diem aja, rambutnya jabrik lagi. Gimana gak ngira genderuwo? Minus matanya gak merah sih," Laras membela diri.

"Salah sendiri gak ngidupin lampu."

"Ya males kok."

Aksa menatap gadis itu. Tanpa mendebat lagi.

"Ngapain sih liat-liat. Awas, jatuh cinta."

Aksa menyeringai miring. Terkekeh kecil.

"Pulang sama siapa tadi?"

"Emang penting?"

"Hem." Aksa mengangguk tipis.

"Yang penting bukan sama lo," ketus Laras. Membahas tadi, rasa kesalnya kembali. Ya bayangin aja, nunggu lama ternyata ditinggalin. Berasa dijadiin second choice. Sakit cuy!

"Sory. Aku tadi terburu-buru. Aku pikir sekalian ngabarin pas di jalan, ternyata hp ku mati. Gak bawa charger."

"Gak nanya tuh."

"Hanya menjelaskan. Siapa tahu kamu marah, dan salah paham."

Laras tertawa. Posisinya yang tadi menyerongi Aksa, beralih menghadap pria itu.

"Mau pergi kek, mau ada urusan dadakan kek, atau mau pacaran sekalian, gue gak peduli. Cuma ... Mikir doong. Gue nunggu lama, nunggu yang gak pasti. Kalau emang ada yang lebih penting, gak usah lah sok-sok an nyuruh nunggu. Biar gue gak berharap lebih," Laras mengungkapkan unek-unek yang mengganjalnya. "Jangan anggap gue Bunga, yang bisa seenaknya lo permainin perasaannya. Gue Laras. Dan gue juga punya hati! Lo emang brengsek! Baj-- iisssh!" memaki begitu, Laras menghentakkan kakinya. Meninggalkan Aksa yang mematung, tak menyangka mendapat umpatan Laras. Bahkan beberapa saat setelah Laras pergi, Aksa masih di tempatnya.

"Dia kenapa?" kernyit Aksa, berusaha mencerna kemarahan Laras. Tak paham, Aksa menggendikan bahu. Mematikan lampu dan menyusul pergi.

Di kamarnya, Laras kembali mengomel. Memukul-mukul bantal dipangkuannya.

"Sok ganteng! Mentang-mentang Bunga suka sama dia, dia pikir bisa seenaknya mempermainkan hati?" Dia masih gak sadar tindakannya tadi diluar nalar.

.

.

Pagi-pagi, Aksa menatap heran meja makan yang masih kosong. Biasanya disana sudah ada Laras. Duduk menyantap sarapannya. Tapi hari ini, gadis itu belum menampakkan batang hidungnya.

"Bi, tolong panggilkan Bunga, ya. Suruh sarapan," pintanya pada Bibi yang kebetulan lewat. Terbesit khawatir, jangan-jangan gadis itu sakit.

"Loh, non Bunga sudah pergi, Mas Aksa."

Jawaban yang membuat  kerutan di  dahi Aksa.

"Pergi?" ulangnya, meyakinkan.

"Iya, mas. Sudah sekitar lima belas menit yang lalu."

Lima belas menit? Berarti sudah agak lama.

"Ada yang kesini, Bi? Jemput dia?"

"Bibi kurang tahu, Mas Aksa. Tadi juga agak buru-buru. Sampek gak sarapan. Mau bibi buatin bekal juga ditolak."

Aksa semakin keheranan. Apa divisi kebersihan mengharuskan karyawannya berangkat lebih pagi, sampai-sampai Laras tidak menunggu dirinya. Tapi harusnya Laras bilang dulu padanya. Setidaknya, dia juga bisa bersiap lebih pagi.

"Bi, tolong siapkan bekal, ya. Satu saja."

"Untuk non Bunga, Mas Aksa?"

Aksa mengangguk.

Bi Imah gegas ke belakang. Menyiapkan bekal seperti yang diminta tuan mudanya.

Aksa menyantap sarapannya. Sementara pikirannya berkelana. Laras bahkan tidak mengiriminya pesan, kalau dia pergi lebih dulu.

Baiklah, nanti dia temui gadis itu, dan menyatakan keberatannya. Tidak dimintai izin sama sekali. Bagaimanapun juga, mereka masih pasangan resmi.

1
kuncayang9
keren ih, idenya
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!