Jodoh, rezeki, maut, semuanya adalah rahasia Ilaha, yang tidak pernah tahu kapan datang dan pergi. sebagai mahluk hamba, kita hanya bisa menjalankan hidup dengan baik dan tidak lupa untuk bersyukur dengan semua yang sudah di takdirkan untuk hidup kita.
kadang yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, dan begitu juga sebaliknya!.
Bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Vina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 09
Hari ini Vina bekerja dengan pikirkan yang kacau, walaupun begitu Vina harus profesional dalam pekerjaan, apa lagi ini baru hari ke dua tidak tidak mau membuat cara kerjanya memburuk membuat Vina harus kehilangan pekerjaan.
"Selamat datang, bisa saya bantu mbak " sapa Vina pada costumer yang masuk ke toko.
"Saya ingin mencari pakaian untuk sebuah acara " beritahu membuat Vina paham.
"Mari mbak, saya tunjukan di mana pakaian yang mbak cari " ajak Vina.
Sarah yang melihat itu tersenyum, sungguh dia begitu bahagia dengan menyambut Vina yang ramah dan telaten membantu costumer masuk tidak jarang yang pulang dengan tangan kosong selalu membeli bahkan tidak satu. sedangkan di saat Sarah sendiri bahkan ada beberapa yang pulang dengan tangan kosong, entahlah jiwa marketing Sarah memang seburuk itu padahal sebelumnya dia pernah bekerja di tempat lain dan di pecat juga karna tidak tembus omset yang di tentukan toko.
Kembali pada Vina yang begitu telaten membantu costumer untuk mencari pakaian yang dia inginkan.
"Ini bagus juga " ucap costumer.
"Itu sangat cocok untuk ibu, dan sangat manis saat ibu yang pakai " puji Vina.
"Mbak bisa saja, tapi ini sangat cantik sekali " ucap memang tidak pernah bohong dengan pakaian yang dia pilih.
"Ya sudah saya mau yang ini mbak, dan cari satu lagi ini putra saya " ucapnya lagi .
"Mari mbak, biar saya bantu bawa dan saya tunjukan pakaian yang pria " ucap Vina lagi.
"Terima kasih " ucap nya begitu senang dengan Vina yang begitu Ramah.
"Silahkan Mbak, di sini deretan pakaian pria " ucap Vina lagi.
"Terima kasih " ucap nya sambil berjalan mengitari setiap sudut.
Iya, memang tempat Vina bekerja lumayan lengkap dari walaupun begitu toko tidak terlalu besar dan masih bisa menampung pakai lengkap, karena mereka mengeluarkan barang sesuai kebutuhan dan jika sudah kosong akan di tambah.
"Sepertinya yang ini " ucap nya setelah 20 menit menemukan pakai yang pas untuk putra.
"Biar saya bantu bawa sekalian mbak " ucap Vina menawarkan.
"Terima kasih " ucap nya lagi.
"Masih ada lagi " tanya Vina.
"Sudah seperti itu saja dulu " jawabnya.
"Hanya ini saja mbak, ada tambahan lain? " kini Sarah yang mengambil alih saat pakaian yang baru saja Vina berikan.
"Sudah itu saja " jawab nya.
"Saya permisi mbak, terima kasih " ucap Vina yang pamit pergi karena costumer lain sudah mulai masuk. Dan tentu saja Vina akan melakukan hal yang sama membantu costumer yang terlihat bingung.
***
Waktu begitu cepat berlalu, seperti biasa Vina akan pulang sore hari dan sekarang sudah mulai aktif shalat di mesjid yang memang tidak jauh dari tempat kerja.
Vina fokus tujuan tempat wudhu yang sudah di sediakan tapi dari arah lain, seorang anak kecil berlari dan karena tidak seimbang dia hampir jatuh untung saja dengan sigap Vina menangkap tubuh Mungin tersebut.
"Astaghfirullah" kaget Devi.
Sedangkan anak kecil yang tidak merasakan keras keramik yang bisa saja menghantam pantat, pelan-pelan membuka mata dan langsung tersenyum menatap seseorang yang ada di hadapan.
"Adik sama siapa di sini? " tanya Vina yang memperbaiki posisi menjadi berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka.
"Ibu " jawab nya memperlihatkan deretan gigi susu.
"Lalu ibu di mana? " tanya Vina lagi.
"Di sana " tunjuk pada seseorang yang sedang melaksanakan kewajiban.
Dan di sini Vina paham, itu sebabnya kenapa bocah kecil yang tidak dia tahu siapa namanya lari-lari ternyata tidak di awasi oleh orang tuanya.
"Jangan lari lagi bahaya, bagaimana jika ikut Kakak dulu sebelum ibu selesai shalat " ajak Vina membuat bocah mengangguk patuh.
Vina mengajak bocah kecil yang tidak Vina tahu namanya bdj tempat wudhu khusus wanita dan sekali-kali Vina melihat ke arah pantulan kaca untuk memastikan bocah yang dia bawa masih di tempat semula dan Vina bernafas lega, karena bocah tersebut hanya diam sambil melihat ke arah dirinya.
"Ayo dik, kita masuk. mungkin ibu mu sudah selesai " ajak Vina yang sudah selesai mengambil air wudhu.
begitu Vina masuk dan benar, ibu dari bocah yang bersama Vina baru saja mengucapkan salam.
"Kita tunggu sebentar ya, ibu ku baca doa " ucap Vina.
Dan lagi bocah tersebut menurut, entahlah kenapa dia begitu patuh dan nurut begitu saja padahal mereka baru bertemu.
"Intan sini " panggil wanita paruh baya yang membuat bocah di samping Vina mendekat.
Kini giliran Vina yang melakukan kewajiban dengan khusuk, begitu selesai Vina mengangkat kedua tangan memanjatkan doa, tanpa di komando air mata Vina menetes dengan sendirinya.
"Kakak jangan menangis " ucap seseorang membuat Vina langsung membuka mata.
Hal pertama yang Vina lihat adalah bocah kecil yang Vina tolong, dan tersenyum menatap ke arah dirinya.
"Kakak tidak menangis hanya kelilipan saja " dusta Vina.
"Ibu mu mana? " tanya Vina lagi.
"Di sana " jawab nya menunjuk ke arah belakang di mana sang ibu yang menunggu, entah apa kenapa?.
Vina dengan cepat melepas mukena dan tersenyum pada wanita paruh baya yang melihat ke arahnya.
"Terima kasih ya nak, sudah menemani putri saya " ucap nya.
"Sama-sama Bu " jawab Vina sopan.
"Intan bilang apa sama kakak " ucap nya.
"Terima kasih kakak " ucap bocah kecil dengan lucunya.
"Sama-sama lain kali jangan lari-lari lagi ya " pesan Vina yang di anggukkan kepala oleh bocah kecil bernama Intan.
"Maaf ya nak kami harus pergi. " pamit nya.
"Iya Bu, silahkan " jawab Vina.
Sepeninggalan orang yang baru di temui, Vina juga akan pulang dan lagi Vina menyisihkan sedikit rezeki yang dapat. Bukan gaji tapi tips dari costumer yang kembalian uang belanja sengaja tidak di ambil untuk mereka dan memang di sebutkan untuk Vina tapi begitu Sarah berikan semuanya padanya, Vina mengambil setengah dan setengah di berikan pada Sarah.
Setelah itu, Vina langsung lanjut pulang karena hari masih terang Vina memutus untuk ke pasar yang masih buka sejenak untuk membeli bahan makanan yang pasti tidak ada.
Lagi dan lagi Vina ingin kejadian malam hari, di mana suasana sudah sunyi Vina mendengar rintihan pilu dari seseorang yang menyayat hati siapa saja yang dengar.
( Flashback On )
Hiks,,,
Hiks,,,
Dengan malam yang semakin tarik, suara tersebut semakin jelas membuat Vina yang kebetulan belum tidur berusaha meyakinkan suara yang dia dengar.
"Ya Allah, maafkan hamba yang gagal menjadi seorang ibu, tolong bantu hamba ya Allah. "
"Bagaimana hamba mencari uang dalam waktu singkat ya Allah, sedangkan mas Anton entah apa yang dia lakukan di luar sana. " ucap Ani pilu.
"Apa yang harus hamba jawab saat Arga bertanya uang masuk sekolah, sedangkan sisa yang yang ada sudah habis di bayarkan ke listrik " ucap Ani.
Tidak ada tempat untuk mengadu selain pencipta, sekarang Ani benar-benar Bingung apa yang harus dia lakukan. sedangkan Anton suaminya, di saat Ani membahas tentang sekolah selalu jawaban yang di berikan akan di pikirkan, entah apa yang di pikirkan.
( Flashback off )
"Huh,,,, " Vina mengembuskan nafas panjang. sesak yang dia rasakan saat mendengar keluh kesah sang ibu yang selalu terlihat tegar tapi ternyata rapuh.
Setelah membeli sayur, entahlah memang rezeki atau bagaimana hari ini sangat murah membuat Vina bersyukur sekali.
Sebelum pulang, Vina mencari penjual ayam goreng tepung yang selalu di inginkan adiknya, rasakan begitu bahagia saat membayangkan wajah adik makan dengan lahap.
Setelah mendapat ayam goreng tepung dan sayur, Vina Melanjutkan perjalanan pulang dengan shalawatan sepanjang jalan untuk mengisi kesunyian di perjalanan yang Vina tempuh.
Setelah di menghabiskan waktu 45 perjalanan, Vina sampai dengan selamat dan senyum Vina semakin merekah saat melihat sang adik begitu antusias.
"Kakak, kakak sudah pulang. kakak bawa apa? " tanya Arga begitu berbinar saat melihat beberapa kantong kresek di motor.
"Kakak beli sayur untuk masak " Jawab Vani. walaupun begitu Arga begitu bahagia padahal hanya sayur.
"Sini biar Arga bawa ke belakang " ucap Arga menawarkan.
"Adik kakak bawa ini saja " ucap Vina yang menyerahkan kantong lain membuat Arga mengintip isi.
"Kakak, ayam goreng tepung " girang Arga bahagia.
"Iya, Arga senang? " tanya Vina .
"Senang sekali terima kasih kakak " ucap Arga.
Arga langsung mengambil tangan Vina dan mencium nya, sebagai tanda terimakasih hal itu membuat Vina mengusap kepala sang adik dengan sayang.
"Doakan selalu rezeki kakak lancar biar bisa beli ayam tepung lagi " ucap Vina. Entahlah kenapa Vina jadi sedih melihat adiknya, padahal hanya ayam tepung belum barang mahal tapi adiknya begitu bahagia.
"Aamiin, Arga selalu doakan kakak " jawab Arga.
"Anak pintar " ucap Vina.
"Ada apa ini, kenapa belum masuk juga? " Ani datang dari dapur dan heran melihat putra-putri belum masuk juga.
"Kakak belikan Arga ayam tepung Bu " beritahu Arga.
"Alhamdulillah, ayo masuk nanti keburu magrib Kakak ku harus mandi " ucap Ani.
"Bawa apa nak? " tanya Ani lagi.
"Sayur Bu. ibu pasti belum masak kan? " tebak Vina.
"Hanya sambal nak " jawab Ani.
"Alhamdulillah, ini sayur " ucap Vina yang menyimpan di dapur.
"Oh iya nak, di mana kau dapat uang, bukankah baru bekerja beberapa hari? " tanya Ani.
"Alhamdulillah Bu, dapat tips dari pelanggan " jawab Vina
"Alhamdulillah " jawab Ani bersyukur
"Dan ini " Vina menyerahkan uang pecahan lima ribu tiga lembar pada Ani membuat Ani diam.
"Memang uang tidak banyak, selagi Arga belum masuk sekolah semoga bisa terkumpul untuk biaya sekolah Arga Bu " ucap Vina.
"Tapi nak " ragu Ani.
"Ibu simpan saja, jika keperluan mendesak ibu pakai saja tidak apa " jawab Vina lagi.
"Ibu terima ya nak. tapi udah bensin ada kan nak? " tanya Ani memastikan.
"Ibu tenang saja, Vina sudah isi full kemarin " jawab Vina lagi.
Setelah melewati banyak drama, dan mereka selesai melaksanakan kewajiban dan kini saatnya mereka makan malam bersama tanpa Anton. mereka seakan sudah terbiasa makan malam tidak lengkap.
"Ini untuk ibu, ini untuk kakak " ucap Arga yang membagi ayam tepung.
"Jangan dek, untuk adik saja makan semua " ucap Vina.
"Iya nak, ibu tidak apa makan sayur toh enak kok sayur nya " ucap Ani lagi.
"Tidak apa ibu, kakak, biar kita bagi setidaknya Arga bisa makan ayam tepung kakak dan ibu juga makan. ayo makan Arga sudah tidak sabar " ucap Arga begitu bahagia.
tanpa di minta air mata Ani menetas tanpa di mintai tapi dengan cepat Ani menghapusnya, sebelum di sadari yang lain tapi terlambat Vina melihat itu membuat Vina mengusap lengan sang ibu.
Dan untung saja Arga tidak memperhatikan dan begitu menikmati ayam goreng tepung yang makan malam ini. Dan tidak lupa Arga juga makan dengan sayur dan sambal yang di buat.
"Kenapa tidak di habiskan ayam nya? " tanya Vina melihat ayam masih tersisa.
"Arga mau simpan untuk sarapan besok Kakak. tidak basi kan Bu jika di Panaskan besok? " tanya Arga.
"Tidak nak, biar nanti ibu Panaskan lagi sebelum di simpan " ucap Ani
"Baik Bu " jawab Arga .
Saking tidak ingin melupakan rasa nikmat ayam Arga makan sedikit-sedikit dan itu sebabnya masih bisa untuk besok di nikmati.