NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9 Masih Saja Rewel

"Bik Sumi dan Wati, mulai besok kalau pas aku gak ada di rumah trus kalau kalian disuruh-suruh untuk ngerjakan sesuatu yang sifatnya kewajiban pribadi sama keluarga mertuaku, jangan dituruti ya. Biar mereka ngerjakan sendiri," Jelita memberi pesan pada kedua ART nya saat mereka dalam perjalanan pulang.

"Iya, Mbak," balas Bik Sumi dan Wati kompak.

"Kalau mereka marah sampai mengeluarkan kata-kata kasar, kalian jawab saja, gak usah takut," lanjut perempuan itu.

"Iya, Mbak," untuk kedua kalinya, kedua ART tersebut menjawab majikannya dengan serempak.

"Mantep Ta, aku setuju dengan sikapmu itu. Sudah seharusnya kamu tegas sama keluarga mertuamu. Kalau gak, bisa-bisa malah kamu yang dimanfaatin sama mereka," sela Ratih.

"Iya Tih, makasih," sahut Jelita.

"Kalau nanti ada yang tanya kita pergi kemana, bagaimana jawabnya ya, Mbak?" celetuk Bik Sumi.

"Bilang saja kalau ada teman dekatku yang lagi hajatan trus kalian dipinjam sama dia untuk bantu-bantu," baru kali ini Jelita terpaksa mengajari ART nya berbohong karena demi keamanan.

"Oke Mbak, siap," ucap ART berumur 54 tahun itu.

"Oh ya Bik Sum, mulai besok, tiap selesai masak, kulkasnya dikunci ya. Bik Sum saja yang bawa kuncinya," imbuh perempuan cantik berumur 27 tahun tersebut.

"Memang gak apa-apa Mbak kalau kulkasnya dikunci? Kalau mereka tersinggung dan marah bagaimana?" ART itu merasa ragu-ragu dengan keputusan majikannya.

"Ya biarkan saja Bik Sum, gak usah diladeni. Memangnya si Rico ngasih uang 500 ribu itu bisa untuk apa saja coba? Untuk biaya makan sehari-hari sampai sebulan saja kurang banget," ujar Jelita terus terang.

"Iya Mbak, siap," sahut Bik Sumi mantap setelah mendapat penjelasan dan memahami kondisi majikannya.

"Gimana critanya Papamu bisa jodohkan kamu sama Rico sih, Ta? Aku kok penasaran campur curiga. Jangan-jangan Bapak Mertuamu punya hutang budi ke Papamu," ucap Ratih sambil menoleh ke arah Jelita.

"Mungkin juga, Tih. Sampai sekarang aku juga masih gak habis pikir lo, bagaimana bisa Papaku yang aku kenal sebagai sosok yang bijak kok sampai tega jodohkan aku dengan Rico yang keluarganya modelan kayak begitu," timpal perempuan cantik itu.

"Kalau ada waktu mending kamu cari info saja Ta, siapa tahu saja Bapak Mertuamu itu punya hutang banyak ke Papamu trus karena gak bisa bayar Papamu ganti nyuruh mereka jagain kamu. Bukannya untung malah buntung kamu, Ta," Ratih mengungkapkan prasangkanya.

"Iya Tih, kapan-kapan aku tak nyari info tentang Bapak Mertuaku."

Malam itu, Jelita dan ketiga ART nya tiba di rumah jam 9.11. Saat masuk ke dalam rumah suasananya sepi karena keluarga mertuanya sudah berada di kamar masing-masing.

*

Keesokan paginya jam 5.23...

"Kalian kemarin pada kemana sih? Pergi dari rumah gak pake pamit atau ngasih kabar lewat WA. Kayak gak tahu etika saja. Mana kulkasnya dikunci lagi," Dewi yang baru saja bangun tidur lalu menuju ke dapur sudah ngomel ke Bik Sum yang saat itu sedang menggoreng telur untuk Jelita.

"Ada teman dekatnya Mbak Jelita yang lagi butuh bantuan tenaga untuk acara hajatan, Buk. Kita kemarin memang gak pamitan soalnya harus berangkat pagi-pagi dan takut ganggu tidurnya Ibuk dan Bapak," kata Bik Sumi sesuai instruksi Jelita kemarin malam tapi dengan ditambahi cerita karangannya sendiri yang terkesan masuk akal.

"Bantu acara hajatan? Apa iya? Aku kok gak percaya. Paling-paling kalian lagi seneng-seneng ngelayap kemana gitu," ucap istrinya Baskoro agak sengak.

"Percaya atau tidak ya terserah Bu Dewi saja, yang penting saya sudah memberi penjelasan," sahut ART itu sambil mengangkat telur goreng dari wajan lalu mematikan kompor.

"Kamu ngambilkan nasi goreng untuk siapa itu, Bik Sum?" tanya Dewi saat melihat ART tersebut mencedok nasi goreng lalu meletakkannya ke sebuah piring.

"Untuk Mbak Jelita, Buk," jawab Bik Sumi yang kemudian memindah telur goreng dari serokan ke atas nasi goreng Jelita lalu mengantar piring berisi sarapan itu ke kamar majikannya.

Menyaksikan hal seperti itu, Dewi pun mencibir. Selama tinggal di rumah Jelita, dia belum pernah melihat menantunya makan di dalam kamar.

Dasar mantu songong, lebay! Kamu pikir dengan sikapmu yang seperti itu aku bakalan kalah gitu. Cih! batin wanita berumur 48 tahun itu yang tak berapa lama dia pun mengamati bagian dapur yang terdapat sebuah wadah yang berisi beberapa potong tempe yang direndam di adonan tepung.

"Lauk sarapannya tempe, Bik Sum?" tanya Dewi sekembalinya Bik Sumi dari kamar Jelita.

"Iya, Buk," balas ART itu sambil menuang minyak goreng ke wajan lalu menyalakan kompor lagi untuk menggoreng tempe.

"Jelita tadi lauknya saja telur goreng, kenapa gak sekalian saja kita juga dibuatkan telur goreng," ternyata istrinya Baskoro masih tetap saja komplain soal lauk sekalipun kemarin baru diberi pelajaran oleh Jelita.

"Bu Dewi kalau mau lauk telur goreng ya beli telur mentahnya dulu Buk, nanti saya gorengkan," tukas Bik Sumi seraya memasukkan beberapa potong tempe berlumur tepung ke wajan.

"Memangnya telur di kulkas sudah habis? Masih ada kan?" tanya Dewi yang kemudian bermaksud membuka kulkas namun ternyata pintunya tidak bisa dibuka.

"Kulkasnya dikunci lagi, Sum?" wanita berumur 48 tahun itu mulai emosi.

"Iya, Buk. Itu perintah dari Mbak Jelita. Saya cuma nurut saja," sahut ART tersebut terus terang.

Dasar mantu brengsek! Awas kamu ya! umpat Dewi dalam hati yang tak berapa lama meninggalkan dapur lalu berjalan menuju ke kamarnya.

"Sedari tadi Bapak dengar mulutmu kok ngomel saja to, Buk. Ingat Buk, kita ini numpang di rumahnya Jelita, kalau mulutmu masih rewel seperti itu, bisa-bisa kita disuruh pindah dari sini," tegur Baskoro dengan suara pelan yang hanya dibalas cibiran dan decihan dari istrinya.

"Memangnya Ibuk ngasih uang Jelita berapa, kok bolak balik nuntut pingin makan pakai lauk yang enak-enak? Makan tinggal makan gak pakai modal saja kok mau enaknya sendiri," lanjut pria itu yang tak lama kemudian ke luar dari kamar hendak ke kamar mandi karena sudah waktunya bersiap-siap untuk kerja.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!