Theodore Sulivan menganggap semua wanita di dunia ini adalah sumber masalah. Masalalu yang memaksanya karena dirinya di khianati oleh sang istri di depan matanya membuat dirinya berubah menjadi sosok pria dingin dan seakan tidak tersentuh.
Namun tiba-tiba dunianya kembali berwarna kala dirinya di pertemukan dengan guru sang putra bernama Hana Pertiwi.
Hana Pertiwi justru takut kepada Theo karena menganggap Theo adalah pria yang menyeramkan sekaligus menyebalkan.
"Call me daddy, baby atau kau akan terus berada dalam cengkraman ku sekaligus penghangat ranjangku" ucap Theo dengan nada dingin namun penuh intimidasi!!!!
Apakah Hana bisa bersama Theo, ataukan Hana malah semakin takut pada pria itu....??????????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Theo Yang Nakal
"Brengsek" Hana berteriak meluapkan emosinya di tempat ia biasa menyendiri yaitu di danau taman kota. Kebetulan hari ini danau itu ramai dengan orang karena hari minggu. Namun Hana tahu dimana tempat yang sepi dan jarang di jamah orang lain.
"Tiga tahun aku setia padamu, Riko. Anjing kau laki-laki anjing.. hikhikhik" Hana terus berkata-kata kasar meluapkan emosinya.
Hatinya merasa remuk redam semenjak melihat perselingkuhan yang di lakukan Riko dengan teman baiknya Rahmi. Padahal Rahmi sudah begitu banyak meminta bantuan Hana selama ini.
Rahmi memang jika di bandingkan Hana dari segi ekonomi keluarganya di bawah Hana walaupun Mamanya Hana seorang janda namun Hana tak pernah merasa kekurangan sebab Euis, sang Mama selalu bekerja keras di tambah warung sembakonya yang menopang hidup mereka.
Pernah sekali Rahmi datang ke rumah Hana meminjam beras karena orang tuanya benar-benar tak memiliki uang. Karena Euis merasa kasihan dengan teman anaknya, ia dengan ikhlas memberikan satu karung beras. Dan pernah juga Rahmi hampir tidak lulus SMA karena ia belum membayar uang, Lagi-lagi Hana yang membantunya melunasi karena Euis merasa kasihan jika teman anaknya tak bisa mengikuti ujian.
Kurang baik apa selama ini Hana pada Rahmi, namun balasan Rahmi seperti ini. Gadis itu tega merebut kekasihnya dengan cara yang begitu hina.
"Arghhhhhhhhh" Hana berteriak meluapkan emosinya.
"Hikhikhik" lalu menangis.
Grep!!!
Tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang membuat Hana ketakutan.
Badannya gemetar, karena ia tahu bahwa di tempat itu tidak ada siapa-siapa.
"Tolong Mbah jangan ganggu saya, tolong" ucap Hana dengan nada gemetar.
"Pergi, jangan ganggu aku Om Genderuwo, pergi. Kita beda alam, jangan ganggu aku.. Jangan ganggu wanita yang sedang patah hati. Pergi" ucap Hana lalu ia membaca Ayat Kursi.
Seseorang dari belakang merasa tak kuat untuk tidak tertawa.
"Hahahaha... Hana, kamu kira saya setan" ucapnya.
"Eh!!!" Hana terkejut dan sialnya. ia tahu pemilik suara itu.
Hana berbalik dan ternyata pria itu adalah Theo.
"Pak Theo, kenapa anda ada di sini? " tanya Hana.
"Saya mengikuti mu! " jawab Theo dengan jujur.
"Sejak kapan? " tanya Hana.
"Sejak kamu masuk ke dalam rumah pacarmu lalu keluar lagi sembari menangis" jawab Theo.
"Anda stalker? " Hana merasa kesal dengan Theo.
Theo hanya mengangkat bahunya dengan wajah yang terlihat menyebalkan.
"Pergi sana Pak, jangan ganggu saya" Hana mengusirnya.
"Kamu jangan GR dulu, Hana. Saya mana ada waktu buat jadi stalker kamu. Saya memang datang ke rumah kamu karena Rummy ingin di ajari matematika, tapi saya lihat kamu pergi dan saya ikuti sampai kemari" ungkap Theo.
"Saya bukan guru matematika, Pak Theo" balas Hana.
"Iya saya tahu" jawab Theo.
"Ayo duduk disana" ajak Theo sembari menarik lembut tangan Hana.
Mereka pun kini duduk di sebuah kursi besi.
Theo memandang wajah Hana yang terlihat sembab karena terlalu banyak menangis.
"Kamu sering ke tempat ini, Han?" tanya Theo.
"Ya kalau lagi sedih saja, Pak" jawab Hana.
"Sekarang berarti lagi sedih?" tanya Theo.
Hana mengangguk.
"Sakit sekali Pak, orang yang kita cintai selingkuh apalagi selingkuhannya teman dekat.. hikhikhik" ucap Hana sembari menangis.
"Jadi pacar kamu si Ayah itu selingkuh?" tanya Theo entah ia merasa senang kala hubungan Hana ambyar dengan Riko.
Hana mengangguk.
"Cerita saja pada saya Han" pinta Theo.
Hana pun menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi.
"Bahkan saya melihat milik Riko masih menancap pada tubuh Rahmi... Hikhikhik.. Mereka tega sekali pada saya" ucap Hana kembali sembari masih tetap menangis.
"Menjijikan" balas Theo.
"Mungkin Riko merasa haus belaian, selama ini saya tidak pernah mau di ajak melakukan itu, karena saya tidak mau jika belum menikah. Kalau tahu begini, saya kasih saja keperawanan saya buat dia dulu" ada rasa putus asa salam hati Hana.
"Hei, jangan begitu Hana. Kamu sudah benar untuk tidak membiarkan pria itu menjamah kamu" balas Theo dengan tangan mengelus rambut Hana dengan lembut.
"Karena yang akan memperawani kamu adalah saya" ucap Theo dalam hatinya.
Hana masih terisak..
"Kamu di selingkuhi sebelum menikah, beda dengan saya" ucap Theo.
hana mendongak, melihat wajah dewasa Theo yang sedikit ditumbuhi brewok.
"Maksud Pak Theo? " tanya Hana.
"Saya juga di selingkuhi oleh Maminya Rummy. Dan saya melihat dia sedang bercinta dengan teman saya" ungkap Theo.
"Serius Pak? " Hana memastikan.
Theo mengangguk.
"Wanita bodoh mana yang telah menyelingkuhi pria setampan dan semapan Pak Theo? Bego banget" ucap Hana dalam hatinya.
Tidak bisa di pungkiri jika dibandingkan dengan Riko, Theo jelas lebih unggul dari segala hal bahkan jika di sandingkan seperti empang dan samudera.
"Hana, kamu punya hutang sama saya" ucap Theo.
"Hutang? Hutang apa Pak? Saya tidak pernah meminjam uang pada anda" tanya Hana dengan Heran.
"Hutang janji! Waktu di rumahmu, kamu bilang kalau Riko selingkuh kamu akan mencium saya sampai puas" ungkap Theo.
Hana pun ingat dengan ucapannya dan sialnya Theo malah memintanya.
Hana langsung mendekati Theo dengan gerogi. Dirinya memajukan mulutnya dan berhasil mengecup bibir Theo.
Hana sedikit menggerakkan bibirnya karena ia tidak tahu cara berciuman yang baik dan benar.
"Maaf Pak, saya belum belum bisa berciuman yang baik" ucap Hana.
Theo tersenyum. Ia malah senang karena Hana bukan bekas orang lain tandanya.
Theo langsung memangku Hana dan meletakkannya di kedua pahanya.
"Pak" lirih Hana yang tersentak kala dirinya sudah duduk di atas paha Theo.
"Ayo kita berciuman, sayang" ajak Theo.
Hana mengikuti nalurinya, ia mengalungkan kedua tangannya di leher kokoh Theo.
Mereka pun berciuman, tidak hanya berciuman namun Theo melumat bibir Hana dengan ganas.
Hana merasa tidak tenang. Apa yang Theo lakukan membuat sesuatu berkedut di bawah sana menjadikan ia tidak bisa duduk tenang dan sialnya membuat milik Theo terbangun.
"Oh sh*t dia membangunkannya" ucap Theo dalam hatinya.
"Hana boleh saha melihat dada kamu? " tanya Theo.
Hana menggeleng karena malu.
"Tenang saja" ucap Theo.
Tangan Theo membuka satu persatu kancing baju Hana hingga melon ranum nya terlihat yang masih di bungkus bra hitam.
"Pak Theo jangan" tolak Hana.
Theo menggeleng lalu tangannya dengan lancang menyentuh benda kenyal itu.
"Oh Sh*t pas sekali di tangan" gumam Theo.
Theo mengeluarkan benda itu membuat ia bisa melihat dengan leluasa.
"Obat sakit hati, ya ini sayang" ucap Tbeo.
Ia lalu menenggelamkan wajahnya disana dan memainkan benda kecil berwarna sedikit cokelat dan menyesapnya seperti bayi yang kehausan.
Hana yang di perlakukan seperti itu hanya bisa diam karena apa yang Theo lakukan menciptakan rasa yang asing dan Hana menikmatinya.
"Eummmmzzzhhhhhh.. Pak Theo saya mau pipis" ucap Hana.
Theo tahu apa yang Hana ingin keluarkan.
"Keluarkan saja" balas Theo.
Hana lemas dan ambruk di pangkuan Theo dengan nafas terengah.
"Saya mau pulang Pak" ucap Hana.
"Ayo saya antar" balas Theo.
"Saya bawa motor sendiri Pak" tolak Hana.
Mana mungkin Theo membiarkan Hana berkendara seorang diri dengan keadaan yang kacau. Ia tidak tega maka dari itu Theo langsung menghubungi supir di rumahnya untuk mengambil mobil dan ia akan membawa motor Hana.