NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Ziya langsung menarik tangan Viona masuk kedalam kamar Ziya. "Viona, sebenarnya apa yang udah terjadi sama lo? Kenapa kamu keliatan beda banget dari yang sebelumnya?."

    Sebelumnya, Viona tidak akan pernah bersikap seperti yang di lakukanya terhadap Maya atau menentang Erina di depan semua orang. Viona tahu bahwa Ziya akan curiga, tetapi Ziya  tidak akan pernah menduga bahwa Viona telah melewati pintu kematian dan terlahir kembali!

    "Gue masih sama kok... sama seperti yang sebelumnya. Gue cuma baring di brankar rumah sakit sebentar dan tiba-tiba gue baru menyadari beberapa hal." Jawab Viona dengan tenang.

    "Kenapa hari ini lo jahat banget sama Maya dan lo juga ngomong kasar ke ibu?." Ziya tidak tahu harus mulai dari mana, ia menatap wajah Viona yang berseri-seri dan tiba-tiba kembali buka suara. "Dan penampilan juga cara bicara lo? Kenapa lo ngerubah itu semua? Lo tau kan kalo Leo ngga suka sama penampilan kayak gini? Lo lupa?." Ziya merasakan gelombang ketidaknyamanan di hatinya dan ia tidak menyadari bahwa nada bicaranya di warnai dengan kecemburuan.

    Viona tetap memukau bahkan tempat memakai riasan.

    Sementara butuh waktu enam tahun bagi Ziya dan Erina untuk mengubah Viona menjadi gadis bodoh yang mudah tertipu yang akan mengikuti setiap perintah mereka. Mereka tidak bisa membiarkan Viona  bangun dari kebohongannya sekarang.

    "Ziya, gue udah bilang sama lo hari ini kalau gue ngga suka lagi sama Leo. Jadi, kenapa gue harus dandan buat dia?." Tanya Viona.

    Ziya menjadi gelisah. "Viona, jangan bohongi diri lo sendiri! Lo cinta mati sama Leo dan cinta pada pandangan pertama di hari pertama lo kuliah, inget kan?."

    Raut wajah Viona langsung berubah. Memang benar ia jatuh cinta pada Leo saat pertama kali bertemu dengannya. Itu adalah momen paling bodohnya!

    Viona memasang raut wajah acuh tak acuh. "Jangan ngomong tentang Leo. Gue udah tunangan sama Varell sekarang, jadi ngga pantes kalau ngomongin tentang dia."

    Mendengar hal ini, wajah Ziya langsung menjadi kaku.

    Melihat kegilaan Ziya yang nyata, Viona merasa puas. Ia tidak percaya betapa bodohnya dirinya di kehidupan sebelumnya. Perasaan Ziya terhadap Varell tergambar jelas di wajahnya, namun Viona tidak menyadarinya. Mungkin saat itu, pikirannya hanya terfokus pada Leo, dan ia sama sekali tidak memperhatikan Varell.

    "Gue udah mikirin semuanya dan ngga ada yang salah sama Varell. Dia cowok paling di kagumi di kota ini, dia ganteng, kaya raya dan dengan umurnya yang sekarang... gue pikir udah dewasa dan ngga mungkin dia berani macem-macem ke gue." Puji Viona sembari menyebutkan semua kualitas positif yang terpikir olehnya

    Namun, semakin Viona memuji Varell, semakin masam raut wajah Ziya terlihat.  Tentu saja, Ziya tahu bahwa Varellino sangat luar biasa dan semua gadis di kota ini juga berebutan ingin bersamanya. Hanya Viona, si bodoh yang sebelumnya memandang rendah Varell.

    "Tapi Viona... dia itu menakutkan! Lo tau ngga? Orang-orang bahkan bilang kalau dia itu kejam dan sekarang dia cacat, gimana kalau dia akan selamanya di kursi roda?."

    "Semakin lo ngomong gitu, makin pengen gue nikah sama dia. Toh, gue yang bikin kaki dia cacat, jadi gue juga yang harus tanggung jawab, kan? Ziya, lo setuju ngga?." Perkataan Viona membuat Ziya terdiam.

   "Tapi sekarang dia cacat? Lo beneran udah yakin? Gimana mungkin lo bisa nikah sama orang cacat?." Tanya Ziya

    "Wah... wah... apa lo lagi mencoba ngeyakinin  gue supaya ninggalin dia karena dia mungkin ngga bisa jalan lagi? Ya ampun.... Ziya, lo selalu baik di mata gue... gue ngga percaya lo akan ngomong kayak gitu!." Seru Viona dengan ekspresi terkejut yang berlebihan.

    Ziya terkejut. Dia tidak bisa membiarkan citranya di benak Viona  ternoda. "B-bukan gitu maksud gue, lo salah faham--"

    "Gue tahu kok kalau itu salah paham. Lo pasti selalu dukung gue buat tanggung jawab, kan? Jadi waktu gue dan Varell meresmikan pertunangan, lo harus dateng!." Seru Viona sembari melompat turun dari tempat tidur Ziya dan menguap. "Gue agak cape sekarang. Dan hari ini baru aja pulang dari rumah sakit, gue masih ngerasa ngga enak badan."

    Ziya sudah muak dengan omongan malas Viona dan tidak ingin membuang-buang waktu lagi bersamanya. Dia merasa cemas sekaligus marah, memendam semua ketidakpuasannya di dalam hati, yang hampir mencekiknya!.

     Saat Viona hendak pergi, Ziya tiba-tiba teringat sesuatu. "Viona, bukannya terakhir kali lo pernah ngomong kalau lo mau minta izin ke Papa supaya nama belakang gue bisa di kasih dengan nama marga Algara? Lo udah minta izin, kan?."

    Viona menghentikan langkahnya dan sedikit rasa dingin terpancar di matanya.

    Erina dan Ziya datang ke kediaman Algara ketika Viona masih berumur sepuluh tahun.

    Erina dan Ziya tidak punya tempat tinggal setelah perceraian Erina. Ibu Viona yang merupakan mantan teman sekelas Erina di SMA,  menawarkan untuk membiarkan mereka tinggal bersama.

    Keluarga Algara tinggal bersama mereka berdua, dan mereka berdua bekerja sebagai pelayan untuk keluarga Algara. Dua tahun kemudian, ibu Viona meninggal dunia, meninggalkan Viona yang berada dalam kondisi terpukul dan menderita autisme ringan.

    Erina berusaha merawat Viona saat ia membutuhkan sosok Ibunya, karena Arga terlalu sibuk berduka dan menangani dampak setelah kepergian istrinya. Seiring berjalannya waktu, Viona menjadi sangat dekat dengan Erina dan Ziya serta mulai mempercayai mereka.

    Saat Ziya tumbuh dewasa, ia mulai mendorong Viona untuk menjadikan Erina bagian dari keluarga Algara, menyebabkan Viona mendesak Arga selama beberapa tahun untuk menikahi Erina.

   Pikiran Arga kala itu juga di pojokan oleh Erina yang selalu mencari-cari perhatian padanya dan akhirnya menikahi Erina dua tahun yang lalu. Namun, Arga masih belum mengakui bahwa Ziya adalah bagian keluarga Algara. Nama belakang dan gelarnya tetap tidak berubah. Meskipun Erina sudah merawat Viona dengan baik, ia juga masih merasa seperti orang luar dalam keluarga Algara.

    Di kehidupan yang sebelumnya, Viona mendengarkan tangisan Erina yang memohon padanya agar ia mau meminta pada Arga untuk memberikan nama marga pada Ziya.

    Atas permintaan Viona, Ziya tentu saja di angkat sebagai bagian dari keluarga. Sementara itu, Viona menjadi bahan tertawaan kakaknya sendiri karena terperangkap dalam kebohongan Erina, Ziya dan Leo.

    "Viona?." Panggil Ziya, ketika menyadari bahwa Viona justru melamun.

    "Oh itu? Ziya, lo tau kan apa yang udah terjadi? Gue baru aja bikin papa seneng, gue rasa papa ngga akan setuju sama usulan gue sekarang. Kita bicara ini nanti." Jawab Viona, mengabaikan ekspresi Ziya dan berjalan keluar pintu.

    Begitu keluar, raut wajah Viona berubah. 'Lo mau jadi bagian dari keluarga Algara? Itu cuma ada di mimpi lo!.'

    ***

    Keesokan paginya...

    Viona terbangun pagi-pagi sekali, ia sudah bersiap dan akan pergi menemui Varell. Kemarin, ia tidak ingin menganggu Varell karena ia yakin bahwa lelaki itu pasti sedang marah padanya dan berharap hari ini Varell mau menemuinya.

   

    Begitu hendak keluar dari mansion, Zoya langsung berlari mengejar Viona. "Viona, lo mau pergi ke rumah Varell hari ini?." Tanya Ziya terlihat bersemangat.

    Viona merasa terganggu dengan ke kepoan Ziya, tetapi dia menjawab pertanyaan Ziya dengan santai. "Ya, gue kan udah janji sama Papa kalau gue mau minta maaf secara langsung." Jawabnya, sembari bertanya-tanya apa yang akan Ziya rencanakan kali ini.

    Ziya tampak khawatir saat mendengar jawaban yang Viona lontarkan. "Viona, lo harus tau kalau Varell itu orangnya galak banget. Gimana kalau dia nanti malah nyakitin lo? Nggak aman buat lo pergi sendirian. Biar gue aja yang nemenin lo kesana." Ziya memegangi tangan Viona dan memperlihatkan raut wajah tulusnya, tetapi Viona tidak mempercayai ketulusan itu, meski itu terlihat menyakinkan.

    Tepat saat itu, Viona baru saja menyadari bahwa Ziya selama ini telah mencoreng citra Varell di depannya. Meskipun Varell tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk padanya, Ziya selalu menggambarkannya sebagai orang yang kejam.

    "Tapi Ziya, bukannya lo sekarang masih di hukum sama papa gue ya?." Tanya Viona.

    Mendengar hal itu, pandangan Ziya kosong. Ia sudah lupa dengan hal itu.

    Melihat ekspresi Ziya yang tidak bisa berkata apa-apa, Viona tetap berdiri di sana sembari berpura-pura mendesah dengan penyesalan. "Kalau kayak gitu berarti lo ngga bisa ikut gue. Gue bisa pergi sendiri."

    "Eh... tunggu Viona!." Ziya meraih tangan Viona dan menunjukan kotak makan yang ada di salah satu tangannya, sedari tadi ia sembunyikan di belakangnya. "Viona, ini sup yang gue buat sendiri. Lo bisa kan kasih ini ke Varell atas nama gue? Bilang aja kalau gue minta maaf atas nama lo supaya lo ngga di salahin sama dia." Pintanya lalu tersenyum.

    Viona menyeringai tipis. 'Kayak nya lo berusaha buat seseorang terkesan.' Batin Viona.

    "Lo mau gue kasih sup ini ke Varell?." Viona mengusap dagunya, menunjukan ekspresi bingung.

    Sementara wajah Ziya menunjukkan sedikit kegugupan. 'Apa Viona sadar sesuatu?.'

    Namun, sesaat kemudian, Viona tersenyum tipis. "Ziya, lo selalu berpikir ke depan!."

    "Bukan apa-apa. Gue hanya khawatir sama lo. Selama dia mau maafin lo, semuanya pasti baik-baik aja." Ziya tersenyum tulus. 'Viona... Viona, ternyata lo masih naif.'

    Viona meraih kotak makan itu dari tangan Ziya dan berjalan keluar dengan langkah ringan.

    Begitu Viona melangkah keluar pintu, sopir dengan mobil sudah menunggu Viona di luar, siap mengantarkan Viona. Begitu melihat Viona, sopir menyapanya dengan hormat.

    "Pagi pak Yanto, makasih ya." Kata Viona sembari masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang dengan santai sembari melemparkan kotak makan ke samping.

    "Pagi Nona Viona, kita langsung berangkat, non? Apa nanti mampir dulu?." Jawab Yanto setelah masuk ke dalam mobil.

    Viona tidak langsung menjawab, ia melirik ke arah jam tangannya dan menyadari bahwa saat ini masih terlalu pagi. "Kita mampir ke mall dulu ya pak!." Perintahnya, ia ingin membeli beberapa pakaian biasa.

    Yanto mengangguk dan tersenyum. "Baik, Non Viona."

    "Terima kasih."

    Orang-orang yang bekerja di kediaman Algara telah membicarakan Viona setelah gadis itu pulang dari rumah sakit dan membicarakan bahwa Viona telah benar-benar mengubah sifat pemarahnya dan menjadi seperti orang yang berbeda. Awalnya Yanto tidak mempercayainya. Namun sekarang, setelah melihat perilaku Viona secara langsung, dia tahu bahwa gosip yang tersebar di antara para pelayan itu benar.

    ***

    Yanto mengantar Viona menuju pusat perbelanjaan mewah yang berada tak jauh dari mansion Algara.

  Begitu masuk, Viona mengeluarkan kartu pemberian Dirga bergegas masuk ke sebuah toko mewah. Dia terpesona oleh pakaian-pakaian cantik di depan matanya dan tidak dapat menahan godaan untuk mencobanya. Dia bertanya-tanya apa yang telah mencegahnya melihat pakaian-pakaian cantik ini di kehidupan sebelumnya. Dia merasa telah menyia-nyiakan bentuk tubuhnya yang sempurna dengan tidak mengenakan pakaian-pakaian indah itu.

    "Mbak... saya mau yang ini sama ini dan ini juga. Tolong dibungkus semuanya ya."

    Tak lama kemudian, Viona keluar dari toko dengan membawa beberapa paper bag ukuran sedang dan kecil berisi pakaian untuknya. Dia juga sudah mengganti gaun lamanya dan mengenakan rok putri duyung berwarna krem, mengikat rambutnya dengan sanggul sederhana dan memakai riasan tipis. Bulu matanya yang panjang dilentikkan, membuatnya tampak seperti putri duyung kecil yang menggemaskan.

    Tak dapat berbohong, beberapa lelaki yang bersimpangan dengannya pun terpesona oleh kecantikannya. Membuat Viona yang merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka memilih segera masuk ke dalam mobil, meletakkan barang-barang belanjaannya di kursi samping dan sebagian diletakkan di bawah.

    Sementara, Yanto menutup pintu mobil untuk Viona dan segera mengitari mobil sebelum akhirnya masuk ke kursi sopir. "Wah... Non Viona cantik sekali... Mereka-mereka aja sampai terpukau non." Puji Yanto sembari menyalakan mesin mobil.

    "Biasa aja, pak Yanto." Saut Viona sembari tersenyum, tetapi dalam hati ia tahu bahwa kali ini ia telah mengeluarkan cukup banyak uang.

    Saat menyandarkan punggungnya, Viona berniat memberitahu Dirga bahwa dirinya tidak sengaja menghabiskan lebih banyak uang dari yang diinginkannya, tetapi sebelum Viona menghubungi kakak tertuanya, dia telah menerima pesan dari kakaknya, Dirga.

    Kak Dirga tersayang♡: [Dek, kakak udah transfer 20 juta ke rekening pribadi kamu, kalau kamu kurang bilang kakak ya!]

    Viona terkejut saat mendapati notifikasi masuk yang memberitahu bahwa benar Dirga telah mentransfer sejumlah uang tersebut padanya, kemurahan hati kakaknya itu selalu membuat Viona takjub.

    Viona: [Kak ini udah lebih dari cukup! Kakak lupa ya udah kasih kartu tanpa batas ke aku? Aku sayang kakak]

    Balas Viona dengan cepat.

    ***

    Sedangkan, Dirga yang sedang memimpin rapat di kantornya bersama dengan seorang klien, tiba-tiba melihat sebuah pesan muncul di layar ponselnya dan ia meraih ponselnya untuk melihat pesan itu. Saat membaca pesan balasan dari adik kecilnya, Dirga merasa tertegun sejenak. Kemudian senyum tipis muncul di bibirnya. Ia bahkan tidak ingat sudah berapa lama sejak terakhir kali Viona bersikap manis padanya. Perasaan itu benar-benar menyenangkan.

1
Devi Sri lestari
bgs
R@3f@d lov3😘
takut Billy 🤣🤣🤣Padahal cuma diisengin Viona
R@3f@d lov3😘
udah kalah juga masih sombong 😏😤billy"
R@3f@d lov3😘
🤣🤣🤣dikerjain habis" an itu Leo
R@3f@d lov3😘
kasihan kamu Freya 😏punya teman kayak ziya sampah dan penghianat
R@3f@d lov3😘
lanjut kak
R@3f@d lov3😘
padahal ceritanya bagus,,malah gak ada yang baca🙄tenang ja kak aq sukaaaaaaaa 🤗 ceritanya
Violetta Gloretha: maaciww kak😘🤭
total 1 replies
R@3f@d lov3😘
cinta varell sangat tulus sama Viona 😍
R@3f@d lov3😘
buat viona lebih tegas kak
R@3f@d lov3😘
emang enak dicuekin 😂🤣
R@3f@d lov3😘
ternyata ada benalu dan sampah 😏 dirumah Viona
R@3f@d lov3😘
menarik
R@3f@d lov3😘
menarik 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!