Joanna memiliki kehidupan yang bahagia. Keluarga yang menyayangi dan mendukungnya. Pekerjaan yang mapan dengan gaji tinggi. Dan calon suami yang mencintainya.
Sayangnya, kehidupan Jo hancur hanya dalam tempo singkat. Usaha keluarganya hancur. Menyebabkan kematian ayah dan ibunya. Dipecat dan bahkan tidak dapat diterima bekerja dimanapun. Dan calon suaminya menikah dengan putri konglomerat.
Dan semua itu karena satu orang. Konglomerat yang terlalu menyayangi adiknya sampai tega menghancurkan kehidupan orang lain.
Jo tidak akan pernah memaafkan perbuatan musuh terburuknya. Tidak akan
yang belum 20 tahun, jangan baca ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
"Saya dengar Nona Katherine sekarang lebih baik. Tidak lagi memikirkan tentang Nona Harding. Menghabiskan waktu yang menyenangkan dengan suaminya. Juga tidak sabar membuka semua paket barang yang dipesannya" lapor sekertaris Anthony.
"Dan wanita itu?"
"Segera setelah menerima pelunasan. Nona Harding dan pekerja lepasnya pulang. Sepertinya melakukan pembayaran pekerja lepas lalu Nona Harding kembali sibuk dengan pekerjaan selanjutnya"
Anthony memiliki sebuah pena yang dia terus gunakan. Dan kali ini, dia terus memutar-mutar pena itu. Pikirannya terus berputar pada sesuatu.
"Pria itu, belum melupakannya" katanya mengejutkan sekertaris.
"Siapa yang Anda maksudkan Tuan?"
Anthony mengeliminasi semua pilihan yang harus pria itu buat. Membuatnya tidak punya pilihan selain menikahi Kate. Setelah itu dia membuat pria itu terus berada di dalam sarang yang diciptakannya. Agar pria itu setidaknya terpaksa mencintai adiknya.
Tapi ternyata, pria itu belum melupakan wanita dari masa lalunya.
"Brandon, masih mencintai wanita itu"
"Tuan. Apa rapat siang ini akan ditunda lagi?" ganggu sekertarisnya.
"Tidak. Kenapa aku harus menunda pekerjaanku? Ayo kita berangkat" jawabnya berusaha menghilangkan pikirannya yang mengganggu.
Namun
Walau telah mengikuti satu rapat dan dua pertemuan bisnis yang intens. Anthony masih belum bisa melupakan raut wajah Brandon saat melihat wanita itu. Dia terganggu. Sangat terganggu saat orang lain melihat wanitanya dengan mata penuh cinta. Tidak ingin bekerja lagi, Anthony memutuskan untuk pulang sebelum senja datang.
"Wah, baru kali ini aku lihat kau pulang sebelum matahari tenggelam" kata wanita yang menyambutnya di ruang tengah.
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku? Mencatat" jawab wanita itu lalu menatapnya dengan mata elang. Seakan menunggu sesuatu yang akan terjadi setelah dia pulang.
Anthony masuk ke dalam kamar dan melihat rumah Katherine yang lokasinya tidak terlalu jauh. Lalu dia menurunkan pandangan dan menemukan wanita itu kini ada di halaman belakang. Yang mengarah lurus ke rumah Katherine dan Brandon.
"Apa kau juga belum melupakannya?" tanya Anthony pada udara kosong.
Meski tak tampak dari ekspresinya, Anthony curiga wanita itu juga belum melupakan Brandon. Pikiran itu sangat mengganggunya. Juga membuat dia pergi ke lantai bawah dan bertanya pada salah satu pengawalnya.
"Apa suami Kate masih ada di rumah?"
"Iya Tuan. Tuan Brandon tidak kembali lagi ke hotel untuk menemani Nona Katherine"
"Kosongkan halaman belakang!"
"Halaman belakang?"
"Tarik semua pengawal dari halaman belakang!
Pengawal itu tidak tahu maksud Anthony. Tapi tetap melakukan apa yang diperintahkan.
"Baik Tuan"
Terjadi pergerakan pengawal yang berasal dari halaman belakang.
"Sudah semua?" tanyanya.
"Sudah Tuan. Semua pengawal telah berada di halaman depan dan samping kanan"
"Bagus. Oh iya, pastikan suami Kate berada di taman yang mengarah tepat ke halaman belakang!"
Meski tidak tahu apa maksud dari semua perintah Anthony. Pengawal itu mulai menghubungi pengurus rumah Katherine. Dan mengusahakan Brandon berada di taman yang mengarah tepat ke halaman belakang.
"Masih diusahakan Tuan" lapor pengawal.
"Kabari aku lewat ponsel kalau suami Kate sudah ada di posisinya!"
"Baik Tuan"
Anthony berjalan ke halaman belakang secara perlahan. Dia menikmati setiap langkah yang dibuatnya lalu mendekati wanita yang sedang serius mencatat.
Anthony mengulurkan tangan dan menarik lembut rambut wanita itu ke belakang.
"Ohh, apa kau ingin duduk disini?" tanya wanita itu sedikit terkejut dengan kehadirannya.
"Iya"
Wanita itu bangun, memberikan kursinya pada Anthony.
Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Anthony memeriksa dan tersenyum kecil.Saat wanita itu ingin masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan pekerjaan. Dia menahannya
"Berlutut di depanku!"
"Ha? Apa?"
"Berlutut di depanku!" kata Anthony dengan nada yang lebih tinggi dan kasar.
Wanita itu tidak mengerti tapi meletakkan catatannya di meja dan dengan patuh berlutut di depan Anthony. Dia mulai membingkai wajah cantik itu dan menciumnya.
"Ada apa?" tanya wanita itu sedikit waspada.
Anthony menggeleng pelan lalu memandang ke kejauhan. Memastikan seseorang yang seharusnya ada di tempatnya melihat apa yang akan dia lakukan.
"Puaskan aku!"
Mata wanita itu membulat untuk beberapa saat. Tapi tidak gentar untuk melakukan apa yang diinginkan Anthony. Membuka celananya dan menyentuh sesuatu yang perlahan mengeras.
"Kau yakin akan melakukannya disini?" tanya wanita itu. Anthony membawa semua rambut wanita itu ke belakang dan kembali menciumnya.
"Iya. Aku sudah mengusir semua orang"
Wanita itu melihat ke kanan juga kiri, memastikan sesuatu lalu mulai mengeluarkan apa yang harus dipegangnya. Dan tanpa perlu diajari, wanita itu melakukannya dengan sangat baik. Membuat Anthony merasa senang.
Saat Anthony hampir mencapai puncak, dia menghentikan pergerakan wanita itu. Mengangkat tubuh Jo ke atasnya dan menyatukan mereka. Entah kenapa kini dia tak lagi memperhatikan apakah adik iparnya itu melihat mereka.
"Apa kursi ini kuat?" tanya wanita itu khawatir pada sesuatu yang tidak penting. Membuat Anthony tertawa.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu"
"Tapi ... "
"Bergeraklah perlahan ... Sangat perlahan"
Wanita itu bergerak perlahan dan Anthony sangat menyukai sensasi ini. Dia mendekatkan wajah wanita itu dan menghujaninya dengan ciuman. Dan ketika akhirnya dia mengeluarkan semua di dalam lubang hangat itu, Anthony tersenyum lebar.
Wanita itu memperhatikannya tapi tidak turun dari pangkuan Anthony.
"Kenapa?"
"Tidak"
"Kau terpesona padaku?" tanyanya serius.
Wanita itu tidak bicara tapi menyentuh wajahnya dengan dua tangan. Lalu mengecup leher Anthony dan berbisik.
"Bisakah kita melakukannya lagi disini lain kali?"
Anthony memperbesar suara tawanya. Dia tidak pernah tahu wanita yang ada di pangkuannya ini ternyata sangat menarik.
"Kita bisa melakukannya dimana saja. Kapan saja" ucapnya membuat wanita itu meringkuk di dadanya.
Anthony baru teringat dengan Brandon yang seharusnya melihat semua yang mereka lakukan. Bisa dia pastikan kalau adik iparnya itu sekarang merasa kesal kepadanya. Pria itu harus tahu kalau Joanna. Mantan kekasih Brandon adalah milik Anthony Cooper. Miliknya seutuhnya.
Jo sudah khawatir akan menerima hukuman atas sesuatu yang tidak diperbuatnya. Sejak pulang ke rumah, dia sudah bersiap untuk diperlakukan secara tidak baik oleh pria itu.
Dan saat pria itu tiba-tiba minta untuk dipuaskan di halaman belakang. Jo merasa tubuhnya menggigil. Ini pasti hukuman yang harus diterimanya. Dia harus melakukan itu di hadapan banyak orang.
Tapi ... Ternyata pria itu sudah menarik semua pengawal yang biasanya ada di halaman belakang. Pria itu sudah benar-benar mengosongkan halaman belakang. Dia masih tetap curiga tapi tidak punya pilihan untuk menuruti perintah pria itu.
Saat melakukannya, Jo terus mengawasi sekitar. Takut ada sesuatu yang akan terjadi setelahnya. Satu menit, dua menit sampai lima menit. Tidak ada yang terjadi. Pria itu sepertinya hanya ingin melakukannya di tempat lain. Bukan di ranjang, melainkan halaman belakang.
Merasa kewaspadaannya menurun, tiba-tiba pria itu mengangkat tubuhnya. Menempatkannya di posisi yang sangat tepat. Dan memandangnya dengan aura yang berbeda.
Baru kali ini, Jo melihat wajah tampan itu berhiaskan sinar matahari kemerahan. Sangat tampan dan bersahaja. Seakan menarik Jo untuk terus menciumnya. Dia sangat menikmati kebersamaan mereka saat ini.
Tidak tahu kalau dia dimanfaatkan oleh pria itu untuk membuat cemburu seseorang yang melihat seluruh kegiatan mereka dari kejauhan.