NovelToon NovelToon
The Constellation : Legenda Zodiak

The Constellation : Legenda Zodiak

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Preman / Penyelamat
Popularitas:270
Nilai: 5
Nama Author: Banu Sahaja

Di Sektor 5, kekuasaan, loyalitas, dan reputasi adalah segalanya. Setelah cedera menghentikan karier balapnya, Galang kembali ke kota asal hanya untuk mendapati jalanan dikuasai oleh 12 geng brutal, dipimpin oleh Blooded Scorpio yang kejam. Ketika sahabatnya, Tama, menjadi korban, Galang terpaksa kembali ke dunia balapan liar dan pertarungan tanpa ampun untuk mencari keadilan. Dengan keterampilan balap dan bela diri yang memukau, ia menantang setiap pemimpin geng, menjadi simbol harapan bagi banyak orang di tengah kekacauan. Namun, musuh terbesar, Draxa, pemimpin Blooded Scorpio, menunggu di puncak konflik yang dipenuhi pengkhianatan dan persatuan tak terduga, memaksa Galang menghadapi bukan hanya Draxa, tetapi juga dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banu Sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duel Melawan Raja

Jalan raya utama Sektor 5 kembali sepi setelah anggota Leo Pride meninggalkan tempat itu. Malam yang sebelumnya dipenuhi sorak-sorai kini hanya menyisakan suara mesin Honda CBR 1000RR Fireblade milik Galang yang menderu lembut. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Dari kejauhan, suara langkah kaki yang berat mendekat.

Raja 'Lion' Suryana, pemimpin Leo Pride, berjalan pelan ke arah Galang. Meski wajahnya masih diliputi kekalahan, ada senyum tipis di bibirnya yang sulit diterjemahkan. Ia menghentikan langkahnya tepat di depan Galang, menatapnya dengan mata tajam penuh arti.

"Kau pikir kita selesai di sini, Galang?" katanya, suaranya rendah tetapi menggema.

Galang menatap pria itu tanpa emosi, melepas sarung tangan balapnya perlahan. "Kau kalah dalam balapan. Bukankah itu cukup?"

Raja terkekeh kecil, lalu menggeleng. "Balapan hanyalah satu bagian dari permainan. Leo Pride tidak pernah menyerahkan kehormatan hanya dengan lintasan. Kalau kau benar-benar ingin membuktikan dirimu, tunjukkan di sini," katanya sambil menunjuk tanah di depan mereka. "Bukan dengan mesin, tapi dengan tanganmu."

Tama, yang berdiri beberapa meter di belakang Galang, segera mendekat dengan wajah cemas. "Galang, jangan. Ini tidak perlu."

Galang menoleh ke arah Tama dan mengangguk tenang. "Aku tahu apa yang kulakukan." Ia lalu kembali menatap Raja. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan."

Sorak-sorai kecil kembali terdengar dari anggota Leo Pride yang belum jauh dari tempat itu. Mereka berbalik, mendekat lagi, menyaksikan pertarungan ini dengan antusias. Beberapa dari mereka membentuk lingkaran, memberi ruang bagi dua pria yang akan menyelesaikan konflik mereka dengan cara tradisional geng motor jalanan.

Raja melepaskan jaket kulitnya, memperlihatkan tubuhnya yang kokoh dan penuh tato. Tato singa besar di dada kirinya tampak jelas di bawah cahaya lampu jalanan. Ia menggulung lengan bajunya, melangkah masuk ke lingkaran dengan percaya diri.

"Muay Thai," katanya sambil mengepalkan tangan. "Sudah bertahun-tahun aku mengasahnya. Ini bukan hanya seni bertarung, tapi cara hidup."

Galang tetap diam. Ia mengangkat tangan, mempersiapkan diri. Di dalam pikirannya, ia sudah menyusun strategi. Raja adalah petarung yang mengandalkan kekuatan dan agresi. Muay Thai Raja terkenal dengan pukulan keras dan tendangan lutut yang mematikan, tetapi Galang tahu, dengan teknik adaptifnya, ia bisa membaca dan melawan setiap gerakan.

"Jangan terlalu percaya diri," lanjut Raja sambil menurunkan kuda-kuda. "Kekalahanmu akan menjadi pelajaran."

Tanpa aba-aba, Raja melesat maju dengan tendangan cepat ke arah dada Galang. Gerakannya cepat dan bertenaga, membuat beberapa anggota geng berseru kagum. Namun, Galang dengan mudah mengelak ke samping, membiarkan kaki Raja meluncur melewatinya.

Raja segera melancarkan serangan kedua, kali ini dengan pukulan siku yang diarahkan ke wajah Galang. Tetapi Galang menangkap momentum itu. Ia mundur selangkah, menangkap lengan Raja dengan kedua tangannya, lalu memutar tubuhnya untuk meluncurkan tendangan ke perut lawannya.

Raja terhuyung mundur beberapa langkah, tetapi ia tertawa. "Kau pintar, aku beri itu. Tapi aku baru mulai."

Dengan teriakan keras, Raja kembali menyerang. Kali ini ia melancarkan kombinasi pukulan dan tendangan lutut. Galang menghindar dengan lincah, mengamati setiap gerakan lawannya. Ia menyadari pola yang digunakan Raja—agresif di awal untuk mendominasi, tetapi dengan celah di pertahanannya.

Ketika Raja mengayunkan pukulan ke arah wajahnya lagi, Galang menghindar ke kiri. Ia memanfaatkan momentum serangan Raja untuk melingkarkan lengannya ke tubuh besar itu, menjatuhkannya ke tanah dengan teknik Jiu-Jitsu yang sempurna. Penonton terkejut, sebagian bersorak, sebagian terdiam. Tidak ada yang pernah melihat Raja dijatuhkan seperti itu sebelumnya.

Raja segera bangkit, wajahnya kini lebih serius. Ia melompat maju dengan tendangan lutut yang diarahkan ke dada Galang, tetapi Galang memutar tubuhnya dengan lincah, memanfaatkan gerakan Capoeira untuk menghindari serangan itu. Kakinya berputar cepat, mengenai paha Raja dengan keras, membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Dasar bocah!" teriak Raja, melancarkan serangan terakhir dengan kekuatan penuh. Tetapi Galang sudah siap. Dengan teknik "Perfect Copy" yang ia asah selama bertahun-tahun, ia meniru dan memodifikasi gerakan Muay Thai Raja, menggabungkannya dengan tendangan akurat ala Taekwondo. Dalam satu gerakan cepat, ia meluncurkan tendangan lurus ke dada Raja, membuat pria besar itu terjatuh dengan keras ke tanah.

Lingkaran menjadi hening. Raja terbaring di sana, terengah-engah, tetapi tidak berusaha bangkit lagi. Ia tahu pertarungan ini sudah selesai.

Galang melangkah mundur, menurunkan tangannya. Ia menatap Raja dengan tenang, memberi waktu bagi pria itu untuk menerima kekalahannya. Beberapa detik berlalu sebelum Raja tertawa kecil, sebuah tawa rendah yang penuh rasa hormat.

"Kau luar biasa," kata Raja akhirnya. Ia bangkit perlahan, menepuk debu dari pakaiannya. "Aku tidak pernah berpikir aku akan bertemu seseorang sepertimu di Sektor 5."

Galang tidak menjawab. Ia hanya mengulurkan tangan untuk membantu Raja berdiri. Raja menerimanya, lalu menatap Galang dengan mata yang kini lebih tenang.

"Leo Pride tidak akan mengganggumu lagi," kata Raja dengan suara tegas. "Aku tidak punya alasan untuk melawan seseorang sepertimu. Kau lebih dari sekadar pembalap atau petarung. Kau adalah sesuatu yang berbeda."

Penonton bersorak, tetapi kali ini bukan hanya untuk Raja. Mereka tahu bahwa Galang telah memenangkan lebih dari sekadar pertarungan. Ia telah memenangkan rasa hormat.

Ketika malam semakin larut, Galang dan Tama kembali ke dojo. Di sepanjang perjalanan, Tama terus berbicara tentang betapa mengesankan pertarungan itu, tetapi Galang hanya tersenyum tipis. Ia tahu, meskipun ia telah mengalahkan Raja, konflik ini belum berakhir. Dunia jalanan Sektor 5 masih penuh dengan tantangan yang menunggunya.

 

1
penadau
keren banget, di tunggu updatenya!
Banu Sahaja: terima kasih 😘💕
total 1 replies
Focarix
Semangat bang cerita nya bagus
Banu Sahaja: terima kasih banyak, tunggu updatean selanjutnya yaa...cerita ini adalah salah satu cara saya untuk pulih
total 1 replies
Sara la pulga
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Banu Sahaja: makasih banyak yaa, aku nangis baca komen ini
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!