Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian Arya
Arya menarik selimut agar istrinya bisa tidur dengan nyenyak. setelah meminum obatnya, Arya menyuruh Dira untuk istirahat. Setelah memastikan Dira tertidur baru Arya beranjak dari ranjang menuju Dapur, ia ingin mengambil air minum untuk menghilangkan haus yang ia rasakan.
Arya yang belum mengantuk akhirnya menghidupkan televisi, ia duduk di sofa menonton acara televisi tersebut, tapi sedari tadi laki-laki itu ternyata tidak menyimak apa yang ia tonton karena pikirannya yang terbagi mengingat keanehan pada Dira. Arya merasa sedikit curiga dengan istrinya, tak ingin berburuk sangka akhirnya Arya memilih ikut istirahat dan akan menanyakan perihal ini besok saja.
Arya memasuki kamarnya dan ikut bergabung dengan Dira yang sudah terlelap di atas ranjang.
Dira mengerjapkan matanya, matahari yang masuk melalui celah gorden membuat tidurnya terusik. Wanita itu duduk di ranjang karena badannya masih lemas, ia menatap ke sisi ranjang di sebelahnya tapi tidak menemukan Arya suaminya.
"Kak Arya kemana, apa kak Arya tidur di kamar lain?" Ucap Dira dalam hati.
Ada rasa kecewa mendapati Arya yang tidak ada di sampingnya, Dira bahkan berpikir suaminya tidak tidur di kamar itu.
Ketika sedang asyik dengan lamunannya tiba-tiba pintu kamar terbuka, Dira melihat ke arah pintu dan terkejut melihat Arya yang sedang membawa nampan.
"Kak Arya dari mana?" Tanya Dira.
Arya tersenyum dan meletakkan nampan berisi bubur di atas nakas "Dari dapur, membuatkan sarapan untukmu." Jawab Arya.
"Kak Arya bisa masak?" Tanya Dira merasa kagum.
"Bisalah, emang kamu putri manja yang selalu di layani." Ucap Arya tanpa sadar.
"Maaf, Dira belum bisa jadi istri yang kakak idamkan." Ucap Dira sedih.
Sadar akan ucapannya yang menyinggung sang istri, dengan buru-buru Arya memperbaiki ucapannya.
"Tidak apa, bukannya kamu sedang belajar menjadi istri idamanku. Aku akan menunggu hasilnya, Makanlah." Arya memberikan semangkuk bubur kepada Dira. Arya membuka gorden dan jendela agar udara masuk ke dalam kamar sedangkan Dira sedang menghabiskan buburnya.
Setelah Dira selesai memakan bubur buatannya, Arya menanyakan apa yang di perlukan istrinya.
"Kamu mau apa biar aku ambilkan?" Tanya Arya penuh perhatian.
"Dira mau ke kamar mandi kak." Jawab Dira.
"Ayo, biar kakak gendong." Tawar Arya.
"Gak usah kak, aku bisa sendiri." Tolak Dira.
"Yakin, kamu sudah kuat untuk jalan?" Arya memastikan keadaan istrinya.
Dira menganggukkan kepala, kemudian ia turun dari ranjang dan langsung masuk ke kamar mandi.
Setelah istrinya masuk ke kamar mandi, dengan cepat Arya merapikan kamar mereka, berhubung hari ini adalah hari libur jadi Arya tidak pergi ke kantor. Hari ini ia tidak akan membiarkan Dira untuk membersihkan apartemen mereka, laki-laki itu tidak tega mengingat kondisi Dira yang kurang sehat.
Selesai membersihkan kamar, Arya mengantar mangkuk bekas bubur ke dapur. Arya juga akan membereskan dapur yang sedikit berantakan bekas ia memasak. Jangan tanya kenapa Arya seorang pewaris tunggal perusahan Nugroho grup bisa melakukan pekerjaan rumah, itu semua tidak lepas dari didikan Hendra dan Davina yang tidak memanjakan putra satu-satu mereka. Arya belajar mandiri ketika ia menempuh kuliah di luar negeri, harus terpisah dengan orang tua dan harus melakukan apa-apa sendiri membuat Arya terbiasa melakukan pekerjaan rumah.
"Kak Arya, biarkan Dira yang membersihkannya." Ucap Dira yang baru selesai mandi.
Dira merasa tak enak karena dengan lihai Arya membersihkan apartemen mereka.
"Tidak, biar aku saja. Kamu istirahat saja di kamar. Aku tidak Setega itu membiarkan kamu membersihkan apartemen saat sedang sakit." Tolak Arya.
