NYAI GANDARI

300 tahun yang lalu.....

jauh di pedalaman hutan jati, terdapat sebuah perkampungan yang sangat luas. desa itu jauh dari jangkauan dunia luar di karenakan letaknya yang di tengah hutan.

di ujung selatan desa berbatasan dengan hutan pinus yang di dalamnya ada air terjun.kanan kiri air terjun adalah tebing menjulang tinggi yang banyak di tumbuhi tumbuhan merambat serta rumput liar .

Di bawah air terjun terdapat genangan air yang sangat dalam. aliran air yang deras itu mengalir hingga ke desa.

Di sekitar air terjun terdapat tumbuhan bunga mawar yang berbagai warna.

Desa kembangan, desa yang letaknya di tengah hutan itu,awalnya desa yang aman dan tentram.

warga desa menjalani kehidupan dengan tenang, meski jauh dari pemukiman lain.

tanah subur dan sungai yang deras dapat di manfaatkan sebagai sumber penghasilan.

Di sana juga terdapat sebuah pondok Perguruan ilmu kanuragan yang di pimpin oleh seorang yang bernama ki Jenggala .

Ki Jenggala mempunyai ilmu yang sangat kuat. tidak ada seorang pun yang berani menentangnya.

Hingga pada suatu hari , ki Jenggala memberi lima baru permata ke pada lima murid terbaiknya, tiga orang laki-lakidan dua orang perempuan.

Ki Jenggala sudah mempertimbangkan semua dengan menguji kemampuan semua muridnya.

"kalian murid terbaikku, sudah saatnya aku wariskan lima batu permata ini kepada kalian! batu itu akan mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat jika kalian mampu mengendalikan. tidak sembarang orang bisa menggunakannya, hanya orang-orang tertentu dan terpilih yang sudah di gariskan untuk memiliki batu permata itu. "

"bratasena, pergilah ke alas jati untuk menguji kekuatan batu permata hijau ituitu. " perintah ki Jenggala.

"baik guru! "

"asmawati, uji batu permata kuning ke bukit jengglongan! "

"baik guru! "

"dharma wareksa .kau harus menguji batu permata merah di kali deres! "

"baik guru! "

"dan kau abiyasa kusuma!

pergilah ke goa watu ireng untuk menguji kekuatan batu permata biru"

"baik guru"

"sendhang sarii! kau ujilah batu permata putih di curug mawar! "

"baik guru! "

setelah berpamitan, kelimanya pergi berkelana untuk mencari masing-masing tpat yang di sebut gurunya itu.

Sepasang mata memandang penuh kebencian pada mereka. Seorang sedari tadi mengintip di balik pintu dan menguping pembicaraan mereka terhadap gurunya.

Dialah cakra kumbara, dia merasa iri hati karena tidak mendapatkan permata itu. padahal ia yakin jika ia lebih pantas menerimanya,

karena ia sudah lebih lama mengabdi ke pada gurunya.

Dengan penuh kebencian, cakra kumbara pergi dari padepokan ki Jenggala dan menemui siluman hutan pinus.

Dengan susah patah menghadapi rintangan yang ada, cakra kumbara akhirnya sampai di tempat siluman macan putih.

"apa yang membuatmu berani datang ke wilayahku anak muda? Tanya prakas bhayangkara.

prakas bhayangkara adalah sosok pria tampan dengan mahkota melingkar di kepalanya.

matanya menyala merah, giginya bertaring , tubuhnya layaknya manusia biasa,gagah perkasa namun ada ekor panjang di belakang seperti ekor harimau.

"ampun baginda pangeran, hamba datang untuk meminta pertolongan. "

"apa yang kau butuhkan"

"hamba ingin membunuh guru hamba , ki Jenggala dan ingin menyedot seluruh kekuatan yang dimilikinya"

"ha ha ha ha ha ha ha ha . . . aku asangat suka dengan manusia yang jahat dan serakah! apa kau sanggup dengan persyaratannya? "

"apapun syaratnya akan hamba laksanakan! " ucap cakra kumbara mantap.

"baiklah.pertama kau harus bertapa selama tujuh hari tujuh malam di dlam gua. Jika kau berhasil, akan datang siluman ular putih. kau harus melawannya. Jika kau berhasil membunuh siluman ular itu, maka dia akan menjadi sebuah cambuk yang nantinya akan menjadi senjata buatmu untuk membunuh dan menyedot seluruh kekuatan ki Jenggala "

"apa kau sanggup!?" tanya prakas bhayangkara.

"akan hamba laksanakan gusti ".

Setelah itu, cakra kumbara mulai bertapa di dalam gua yang tergenang air setinggi lutut orang dewasa.

Duduk bersila dengan kaki kanan di atas kaki kiri. tangan di letakkan di kedua paha dengan menyatukan jari jempol dan jari tengah.

Tiga hari berlalu, berbagai godaan ia lalui, namun ia tak gentar. Tidak sedikit pun membuka mata dan meladeni bisikan-bisikan ghaib yang menggodanya.

Hingga tiba di malam ke tujuh. semakin berat godaan yang ia hadapi. Sampai seorang wanita yang memakai kebaya hijau dengan selendang kuning mendatanginya .

dia terkenal dengan nama nyi Srintil. sosok wanita penari penunggu di alas jati.

"melu aku wae. aku iso gawe uripmu luweh mulyo".

(ikut aku saja.aku bisa buat hidup kamu lebih berharga)

Bisik wanita bersanggul dengan hiasan rangkaian bunga melati di sanggulnya itu.

Cakra kumbara tetap tidak membuka mata.

Wanita itu kini sesekali bernyanyi dan menari sambil sesekali meraba tubuh cakra kumbara.

Melihar usahanya sia-sia, nyi Srintil tidak menyerah begitu saja. Ia melilitkan selendang nya pada tubuh cakra kumbara.

Cakra kumbara merasa sesak napas di dadanya. Hingga sulit bernapas, namun ia juga tak menyerah.

Hingga pagi hampir tiba, nyi Srintil pergi dengan penuh kekecewaan.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan pada genangan air dengan keras di depan cakra kumbara. Hingga menimbulkan semburan air sampai ke atap gua dan membasahi seluruh tubuh cakra kumbara.

"buka matamu cakra kumbara! kau berhasil menyelesaikan syarat pertamamu! berjalan lah terus masuk ke dalam gua.maka kau akan menemukan siluman ular putih.

terdengar suara menggema di dalam dinding Gua.

cakra kumbara membuka mata, ia merasakan thbuhnya begitu ringan. Seperti kekuatan dalam dirinya makin bertambah setelah menyelesaikan pertapaannya. ia berjalan ke dalam gua yang gelap itu tanpa penerangan.

Gua itu sangat luas, banyak lorong di dalamnya. membuat cakra kumbara harus berhenti sejenak untuk menentukan lorong mana yang akan ia pilih.

seketika cahaya terang bersinar di salah satu lorong , cakra kumbara mendekat.

Tanpa aba-aba, wanita cantik berbadan ular menyerangnya. dia mengelebatksn ekor panjangnya pada tubuh cakra kumbara.

cakra kumbara yang tidak ada persiapan pun terhempas hingga ke dinding gua .

Bughhh!!!

Tubuhnya tergeletak dan tercebur ke dalam genangan air.

Wanita ular itu melayangkan serangan lagi. kali ini cakra kumbara bersiap menghindar. ia melayang di udara. Kemudian berjalan ke dinding gua hingga mendekati silumat wanita ular itu dan menendangnya.

tidak mau kalah, siluman ular menyemburkan racun dari mulutnya. cakra kumbara menghindar.

Tanah yang terkena racun langsung mengering bahkan genangan air yang terkena cipratan racun itu seketika berubah warna menjadi menghitam.

Cakra kumbara sadar bahwa racun dari siluman ular itu sangat berbahaya.

ia berhati-hati untuk tidak menyentuh air yang terkena racun itu.

Tidak ada pilihan lain, cakra kumbara harus berjalan di atas batu dan dinding gua sambil menghindari dan melewati setiap serangan.

Cakra kumbara memancing siluman ular itu untuk keluar gua. Ua berlari cepat keluar sambil menghindari serangan.

siluman ular itu sangat murka. ia di permainkan oleh seorang manusia .

Sampai di luar gua . ...

Cakra kumbara berbalik menyerang dengan ajian tenaga dalam. keduanya saling mengeluarkan ilmunya.

Pohon-pohon tumbang dan tanah di sekitarnya rusak akibat serangan salah satu dari mereka melesat.

siluman ular terus menyemburkan racun. rumput-rumput langsung mengering terkena cipratan racun.

Cakra kumbara terbang mengitari siluman ular dengan gerakan sangat cepat. cakra kumbara makin mendekat . silunan ular bersiap menyemburkan racun. Namun saat ia menjulurkan lidahnya keluar , cakra kumbara bersiap memotong lidah siluman dengan pedang ya.

Seketika siluman ular lenyap dan melebur berubah menjadi sebuah cambuk panjang yang tergeletak di atas tanah.

Cakra kumbara mengambil cambuk itu dan mencoba menggunakannya , ia mengangkat tinggi cambuk itu dan menyabetkannya ke tanah.

tanah langsung terbelah.

"ha ha ha ha ha ha haa..... aku akan menghancurkanmu ki Jenggala. "