"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
"Sayang, ayo dong dimakan. Aku suapin yah.. Aaaakkk" Viona menyuapkan bakso ke mulut Aldo.
"Gue makan sendiri aja Vi" Aldo menolak.
"Ih, kok kamu gitu sih"
"Biasanya juga aku nyuapin kamu" Viona mengerucutkan bibir.
"Gue bisa sendiri kok"
"Terus kenapa ngomong gitu sih, aku lebih suka aku-kamu bukan lo-gue" Viona merajuk.
"Dah deh Vi, Aldo tuh bukan bayi yang apa-apa harus di ladenin. Lagi pula Aldo nya aja nggak mau, kenapa lo maksa banget sih?" Raka dan yang lainnya merasa terganggu dengan rengekan Viona.
"Iya, tau nih! Kalo mau mesra-mesraan jangan disini deh. Sana ke hotel aja, apa di apartemen Aldo" Sambung Miko.
"Jangan!!!" Aldo berteriak.
Raka menyemprotkan mie nya dan masuk ke mulut Anggi.
"Ihhh!! Jorok banget lo!" Anggi memuntahkan makanan bekas Raka.
Lalu pergi ke toilet untuk membersihkan mulut dan mukanya yang terkena semprotan.
"Sorry, sorry.. Abisnya gue kaget, si kampret pake teriak-teriak segala. Kan gue jadi terkejoeet" Raka cengengesan.
"Ngapa sih lo, pake teriak-teriak segala! Gue nggak budeg ya!" Miko menggeplak lengan Aldo.
"Lagian kenapa pacar lo sendiri nggak boleh main ke apartemen lo?" Rendi membuka suara.
Ada raut tak suka, yang memancar di wajah Aldo.
"Bukan gitu.. Emm, ntar deh gue pikir-pikir lagi" Aldo tak mau membahas lebih, ia memilih melanjutkan makan siangnya.
Siska sedari tadi tak mengeluarkan satu patah kata pun. Ia lebih memilih diam, bukan karna tak senang bisa makan bersama kakak tingkatnya itu. Terlebih ini bukan circle nya dan ia tak mau jadi bulan-bulanan kating nya jika mereka tau kalau Siska adalah mantan pacar Aldo yang sekaligus istrinya.
"Sis.. Ngomong-ngomong, lo udah punya pacar belum?" Tiba-tiba Raka bertanya.
"Kenapa kak?" Siska menoleh.
"Gapapa sih.. Kalo belum kan, gue mau jadi pacar lo gitu" Raka terkekeh.
"Dih!! Ngarep bat lo kak! Ya jelas lo mau, orang Siska aja spek bidadari gini. Tapi lo udah tanya belum, kalo Siska itu mau sama lo?" Anggi menyela setelah balik dari toilet. Kini Anggi duduk di sebelah Raka takut di semprot lagi jika duduk di depannya.
"Hahakakakaka,, parah sih! Tapi emang bener, lo jangan kepedean bro. Siska tuh tanpa minus, ibaratnya dia putri kerajaan dan lo babunya" Miko tertawa terpingkal-pingkal.
"Kampret emang lo! Punya temen, bukanya ngedukung malah jatuhin harga diri gue!" Raka melengos.
"Sialan! Awas lo pada ya, ngetawain gue? Kalo gue beneran bisa jadian sama Siska, mau apa kalian?" Raka tak menyerah, dan tetap pecaya diri.
"Mau bangun tidur, dan ternyata gue cuma ngimpi!" Miko sampai tertawa ngik-ngik.
Siska yang menjadi bahan pembicaraan mereka hanya geleng-geleng.
"Dah lah, lo tuh jangan keterusan gila nya. Mending sadar diri, nyarinya yang standar-standar aja deh" Anggi menimpali.
"Lo tuh ya! Adik tingkat nggak tau diri, cowok ganteng kayak gue masa harus nyari yang spek nya kek lo. Dih! Gak level!"
"Lah.. Gua mah cantik" Anggi mengibaskan rambutnya.
"Jangan gitu ngab! Lo ntar kemakan sama omongan lo sendiri. Kalo sampe lo ngejar-ngejar Anggi, mampus lo. Gue sumpahin jodoh lo Anggi" Miko menepuk pundak Raka.
"Ogah ya, gue sama modelan barongsai gini!" Anggi menggeser posisi, pasalnya dia duduk di samping Raka.
"Jauh-jauh lo sana.. Baru juga kenal udah main nempel-nempel gue!"
"Heuh!! Lo pikir, gue mau sama cowok modelan kayak lo?"
Sebetulnya Raka ganteng, maskulin, cuma ya dengan kelakuannya yang kayak gini kok malah bikin kesel ya?
"Udah.. Udah, ngapa jadi ribut sih kalian. Anggi, Rendi.. Yuk, sholat dulu abis itu kita balik ke stand" Ajak Siska yang sedari tadi hanya melihat pertengkaran Raka dan Anggi.
"Iya nih.. Gue sama Aldo juga mau pacaran dulu" manja Viona.
"Sorry Vi.. Gue mau sholat, abis itu balik lanjutin acaranya. Lo nggak ikutan sholat?" tolak Aldo.
"Emm.. Iya ntar deh. Nanti kita pulang bareng ya? Plisss"
Sejak hubungannya dengan Siska membaik, sepertinya Aldo tak begitu perhatian dengan Viona. Bahkan, panggilan sayang yang biasanya dia sebut saja sudah tak diucapkan lagi.
"Udah Vi.. Aldo lagi sibuk, mending lo kuliah dulu sana" Usir Miko.
"Brisikkk lo! Gue lagi ngomong sama Aldo ya!"
"Ckk.. Nggak ngerti juga nih cewek!"
"Yuk, Do kita cabut aja!" Ajak Raka yang sudah malas berurusan dengan Viona.
Aldo cs pergi meninggalkan Viona yang masih duduk di bangku kantin.
Sementara Siska dan yang lain sudah selesai sholat baru saja.
"Eh, Siska.. Ketemu lagi disini. Duh, emang jodoh nggak kemana ya" Raka mengoceh lagi.
Plakk!!
Aldo memukul kepala Raka, dia sudah menahan dari tadi. Jika saja pernikahannya bukan rahasia, sudah pasti Aldo akan melempar Raka ke laut. Karna sudah berani merayu dan menggoda istrinya.
"Apa sih lo, bangsat!" Raka menoleh ke belakang.
"Apaan? Bukan gue ya! Noh, dia pelakunya!" Miko menujuk Aldo sebelum menjadi sasaran Raka.
"Napa sih lo Do? Sensi banget lo sama gue. Lo nggak suka gue deketin Siska?"
"Bacot lo!!" Aldo melenggang pergi meninggalkan temannya dan Siska cs.
"Tungguin, Do!" Miko menyusul.
"Bye Siska.. Sampe ketemu lagi ya" Raka melayangkan kiss nya untuk Siska.
Buru-buru Anggi mengambil dan di injak ke lantai.
"Lebay lo!" Anggi tak suka.
"Iri bilang boss!" Raka tertawa dan ikut menyusul kedua temannya.
Siska dan kedua temannya kemudian pergi meninggalkan masjid kampus menuju ke auditorium.
Jam 13.00 bazar kembali di buka, stand yang tadinya kosong saat ini sudah ramai kembali seperti semula.
Dari berbagai kalangan mahasiswa, dosen dan pegawai kampus ikut serta dalam meramaikan acara bazar.
Sampai pukul 15.00 stand nomer 16 yang di isi oleh Siska, Anggi, dan Rendi masih terpantau ramai.
Tak sedikit dari mereka yang bilang jika memang rasa mie yamin yang Siska cs jual benar-benar enak. Tapi banyak juga yang hanya penasaran karna ingin berkenalan dengan Siska, salah satunya ya dengan membeli produk jualannya.
Tepat pukul setengah empat, Siska cs membereskan dan membersihkan meja serta peralatan yang sudah mereka gunakan untuk berjualan hari ini. Agar bisa di pakai lagi besok, dan sudah bersih semua.
"Alhamdulillah, jualan hari ini bener-bener menguras tenaga gue!" Anggi duduk di kursi lipat dan mengipaskan beberapa lembar kertas karna benar-benar sangat gerah.
Meskipun di ruangan auditorium juga ada AC, tapi karna saking banyaknya stand dan pengunjung. Sepertinya, tak berpengaruh untuknya.
"Ren.. Nanti gue balik duluan ya. Soalnya nyokap gue mau ngajak spa. Pas banget badan gue remek semua rasanya"
"Hmm.." jawaban Rendi yang sangat singkat, padat dan ya begitulah.
"Lo anter Siska pulang ya.. Kasian dia kalo harus ngojek, udah capek-capek jualan. Masih harus naik ojek pula, mana bau kringet abang-abang ojeknya. Duh!" Anggi membayangkan saja sudah mual.
"Nggak usah.. Nanti gue naik bis aja. Lagian kalo Rendi anter gue, dia harus bolak balik. Kita kan nggak se arah, kasian dia kan juga capek pasti" Siska menolak halus.
Bukan apa-apa, karna kan semuanya sudah sama-sama capek. Lagi pula, ia tak enak jika harus merepotkan temannya itu.
"Udah.. Nggak apa-apa Sis.. Rendi tuh seneng kalo lo repotin" Anggi menaik turunkan alisnya.
Siska menoleh ke Rendi "iya nggak apa-apa kok, lo tenang aja. Kalo gue capek, ntar gue boleh kan numpang makan, minum, mandi di apartemen lo?" Rendi tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Heh.. Jangan!!"
"Nggak lah Sis.. Gue cuma bercanda doang" Rendi tertawa kikuk.
Pasalnya Rendi juga belum pernah main ke rumah cewek, apalagi Siska kan di apartemen sendirian. Ntar dikira mau berbuat yang nggak enggak.
"Lo panik banget dah! Lemesin aja Sis, Rendi emang suka abstrak. Tapi lo tenang aja, dia bukan cowok brengsek kok" Anggi tertawa.
"Hee hee.. Iya gue tau Gi" Siska terseyum kikuk.
Di pikirannya, ucapan Rendi serius karna kalo sampai benar-benar terjadi.. nanti urusannya makin panjang. Bisa-bisa leher Siska ditebang sama Aldo kalo ketahuan bawa cowok lain ke apartemen.
NEXT...