Kazuya tak pernah merasa lebih bersemangat selain saat diterima magang di perusahaan ternama tempat kekasihnya bekerja. Tanpa memberi tahu sang kekasih, ia ingin menjadikan ini kejutan sekaligus pembuktian bahwa ia bisa masuk dengan usahanya sendiri, tanpa campur tangan "orang dalam." Namun, bukan sang kekasih yang mendapatkan kejutan, malah ia yang dikejutkan dengan banyak fakta tentang kekasihnya.
Apakah cinta sejati berarti menerima seseorang beserta seluruh rahasianya?
Haruskah mempertahankan cinta yang ia yakini selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiiiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Mau di Manja
Hari ini Kazuya sangat bersemangat karena Aronio bisa meluangkan waktunya untuk berkunjung ke apartemennya. Bahkan ia sudah menyusun list rencana apa saja yang akan mereka lakukan. Tentu Aronio dengan senang hati menyetujui rencana. sang kekasih. Tak akan bisa ia menolak, meskipun Kazuya berencana mengenai seperti beberapa tahun lalu, pun ia hanya bisa pasrah.
Aronio ingat, beberapa tahun lalu ketika masih musimnya covid 19 melanda. Segala kegiatan sangat dibatasi, mereka hanya bisa melakukan aktivitas di dalam rumah. Saat itu konten-konten para youtuber Indonesia sedang naik-naiknya. Ada salah satu trend tentang makeup yang sedang booming yaitu boyfriend does my makeup. Mereka pun mengikuti trend itu, awalnya Aronio merasa sedikit tertekan dengan ide konyol Kazuya. Kelamaan ketika sudah mulai melakukan kegiatan tawanya tak henti lepas. Menyenangkan sampai ia sakit perut. Mereka berdua mengabadikan moment tersebut dan menyimpannya hingga sekarang. Bahkan beberapa kali ketika mereka sedang bingung ingin menonton apa, mereka berdua me rewatch kelakuan kocak mereka berdua itu.
Kini mereka berdua sedang menikmati waktu santai itu di Apartemen Kazuya setelah beberapa hari Aronio sibuk dengan kerjaannya. Melewati beberapa hati untuk bertandang ke apartemen sang kekasih dan hanya bertukar sapa lewat telepon.
Aronio terlihat sedang memasak untuk makan malam berdua, sementara Kazuya yang sedang clingy, terus mengikutinya ke dapur dengan berbagai alasan. Padahal Aronio sudah berulangkali memberi peringatan untuk duduk manis saja menunggu dirinya selesai.
Namun, Kazuya tetaplah Kazuya, sulit mendengar perintah dari Aronio jika tentang situasi seperti ini. Mana mau ia melewatkan kesempatan untuk bermesraan dengan sang kekasih tersebut. Kini ia sudah duduk di meja dapur, mengayunkan kakinya, memperhatikan Aronio yang sedang memotong daging dada ayam dengan cekatan. Aronio sempatkan sepulang tadi mampir untuk membeli dada ayam fillet itu. Ia selalu kagum dengan kemampuan memasak Aronio yang bisa menyiapkan masakan lezat meski dengan bahan sederhana.
Sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Bukan ia tidak bisa memasak, jika ada orang yang mengatakan dirinya tidak bisa memasak tentu ia akan dengan keras membantah. Tidak! Dirinya bisa memasak. Namun terkendala saja dengan hasil rasa dari makannya itu sedikit kurang sedap. Hehehe hanya sedikit tidak sedap, selebihnya anyep.
Kazuya sendiri bingung bagaimana orang-orang bisa menerka rasa makanan yang mereka buat, sedangkan ia ketika mencicipi rasa merasa semua sama. Namun, ketika sudah jadi barulah sadar rasanya benar-benar tidak tentu. Ditambah takaran-takaran bumbu yang membuatnya bingung memasukkan seberapa, makanya ia selalu menggunakan feeling saja ketika masak. Ternyata hasil feelingnya buruk.
“Mas Iyoo, kok sibuk banget sih? Duduk dulu bentar, temenin Yaya ngobrol, dong." Suara manja Kazuya terdengar.
Zuya yakin seratus persen jika Eyrine mendengar nada suaranya seperti ini siap-siap ia akan di bully abis-abisan.
yang pasti akan keluar dari mulutnya adalah 'Woy lo, Uyekk! Lo orang sumatra nggak perlu suara dibuat kek tikus kejepit gitu. Yang ada perut orang yang denger langsung bergejolak pen muntah'. Memang ucapan Eyrine selalu kasar begitu. Sudah seharusnya sesekali mulutnya Kazuya lakban. Bukan Eyrine rasis terhadap orang sumatra, namun Kazuya sendiri yang mengatakan sejak awal mereka berteman bahwa suaranya memang terkadang suka nge gas kalo berbicara karena dirinya mempunyai darah sumatra.
Zuya sendiri bingung mengapa ketika bersama Aronio dirinya akan sangat berubah drastis menjadi cewek manja seperti tidak bisa apa-apa. Padahal jika bersama orang lain Kazuya masih tergolong mandiri, dan sungkan meminta bantuan orang. Ehhh! Tapi tidak jika bersama Eyrine ya, dia senang sekali merepotkan sahabatnya itu. Tak heran saja Aronio suka menyebut dirinya bocil. Kazuya sih tidak marah, lagian bocil kan menggemaskan. Berarti dirinya menggemaskan makanya di panggil bocil 'kan?
Aronio menoleh sekilas sambil tersenyum lembut. Meskipun tangannya masih sibuk dengan kegiatan potong memotongnya ia tetep menyempatkan memberikan senyum lembut itu.
“Sabar, Yayang. Ini kan aku masakin kamu kesukaanmu, ayam teriyaki."
Kazuya mengelola napas panjang, pura-pura merujuk. "Ehhh! apa tadi mas? Yayang?" Seoalah tersadar ia mendengar ada yang janggal dengan ucapan Aronio sebelumnya.
"Iya yayang—Yaya sayang. Biar lebih singkat di jadi gabung aja kalimatnya." Kekeh Aronio, merasa lucu juga dengan panggilan yang ia buat.
"Ihhh! Enggak mau! Nggak cocok tau, mending panggil Yaya aja dibanding begitu." Tolak menggeleng keras menolak ide panggilan dari Aronio tersebut. Dirinya merasa geli sendiri mendengarnya.
"Iyaa dehhh, Yaya nya mas."
"Nahhh itu lebih baikk." Senyum Kazuya puas.
"Yaya udah lapar?" Tanya Aronio yang sudah memasukkan potongan ayam bite size kedalam wajan.
“Hmmm lapar sih mas, tapi lebih lapar perhatiannya Mas Iyoo.” Cengir Kazuya sambil bergeser kearah Aronio hang sedang fokus membalikkan ayam teriyaki buatannya. Ia menoel-noel bahu Aronio karena merasa salah tingkah dengan ucapannya sendiri.
Aronio tertawa kecil, meletakkan sutil sebentar, lalu berjalan mendekati Kazuya. Ia mengusap lembut rambut Kazuya sambil menatap matanya dengan penuh kasih.
“Kamu ini ya, manja banget deh. Tapi mas seneng deh kalo kamu lagi manja gini. Gemesin parah!" Cubit Aronio gemas ke pipi Kazuya.
Kazuya tersenyum lebar sambil memeluk Aronio dari pinggang. “Iya, soalnya yaya mah manja gini cuma sama mas Iyoo.”
Aronio menunduk dan mencium puncak kepala Kazuya sebelum kembali ke melanjutkan masakannya yang sebentar lagi kelar. Tinggal menunggu ayam teriyaki matang dan membuat memotong beberapa sayuran untuk dijadikan salad sayur. Ia berencana membuat menu ala-ala hokben.
Melihat Aronio yang sibuk dengan dua kegiatan, terkadang mengaduk ayam lalu diselingi dengan memotong sayuran, Kazuya akhirnya memutuskan untuk membantu. Jika hanya masalah motong memotong ia mah bisa ya. Kan masalahnya terkendala di masalah takaran perbumbuan.
Kazuya melompat turun dari meja. "Mas, aku bantu ya. Aku motong sayurnya deh." Kazuya siap mengambil alih pisau yang berada di atas talenan berisi wortel irisan Aronio yang belum selesai tadi.
Aronio melirik skeptis tapi tersenyum penuh kasih selanjutnya. "Nggak usah yaya, biar mas aja. Tinggal motong sayuran itu lagi kok."
Kazuya malah membuka kubikel lemari, mengambil apron lalu memainkannya di tangannya. "Cuma masalah potong memotong mah, Yaya jago mas. Sekalian make ini ya, biar kayak ala-ala chef beneran." Yaya menunjukkan apron yang dimainkannya tadi.
Aronio tertawa pelan, mengambil apron, dan memakaikannya ke Kazuya. Gerakannya lembut dan penuh perhatian, memastikan tali di belakang terikat dengan rapi.
Aronio berbisik sambil membenarkan sisa rambut yang tidak sepenuhnya ikut terikat ke belakang telinga Kazuya.
“Yaya, kalau begini kamu lucu banget. Mas mana tega liat kamu motong-motong sayuran."
Kazuya tertawa kecil, sedikit malu dan grogi dengan posisi mereka yang sedekat ini. “Yah, Mas Iyoo! Aku serius mau bantu!”
Aronio akhirnya mengalah, lalu ia dengan penuh kasih membimbing Kazuya memotong sayuran. Ia berada di belakang Kazuya lalu kedua tangannya memeluk dari belakang sama-sama memegang pisau. Tapi tangan Kazuya yang ceroboh membuat ia hampir terluka. Aronio dengan sigap menggenggam tangan Kazuya. Sebenarnya Kazuya grogi dengan posisi ini, makanya ia tidak fokus untuk memotong sayuran tersebut
"Pelan-pelan, Yaya." Paniknya. "Ini kalo tangan kamu luka, bukan cuman sakit di tangan kamu lho tapi di hati mas juga." Tegur Aronio dengan lembut.
"Sowryyy mas iyoo." Cengir Yaya meminta maaf. . Kepalanya menengadah menatap Aronio. Dengan Posisi sedekat ini ia bisa melihat secara jelas wajah tampan Aronio. Wajahnya benar-benar bersih dan mulus, saking mulusnya pori-pori nya saja seperti tidak terlihat.
"Cuppp." Dengan tiba-tiba Aronio mendaratkan bibirnya ke jidat Kazuya yang jaraknya mungkin hanya satu senti dari bibirnya.
Untung masih ketahan, nggak kelabasan. Bisa-bisa ia terkurung tidak bisa keluar dari apartemen ini.
•••
"Mas Nio ayam teriyaki nya eueennakk banget." Ucap Kazuya semangat mengacungi jempol mengapresiasi makanan yang telah di buat oleh Aronio. Ia jujur mengatakan masakan Aronio enak, bukan hanya akal-akalan karena ingin memuji kekasihnya tersebut.
"Nggak sia-sia mas belajar masak kalo Yaya suka gini." Senyum manis Aronio terlihat, puas dengan hasil karyanya.
"Mas Aronio belajar masak? Sejak kapan? Yaya kira emang udah bakat dari lahir mas bisa masak?" Kazuya terkejut dengan fakta Aronio sempat belajar masak.
"Nggak niat belajar masak yang sampe les begitu, Yaya. Mas kan emang bisa masak otodidak. Tapi untuk masakan ayam teriyaki ini mas diajarin temen mas." Jelas Aronio.
Kazuya menghentikan gerakan makannya, alisnya terangkat heran. "Teman mas?"
"Iyaa teman, nggak sengaja lagi bareng terus iseng masak, diajarin deh."
Meskipun masih penasaran dan ingin lebih detail akan cerita Aronio, Kazuya tidak mengulik lebih lanjut.
Ia teringat jika memang teman Aronio banyak, tidak heran bisa melakukan kegiatan apa saja dengan teman-teman kan?
Masak bersama?
Wajar kan?
Kan mereka teman?
Hal yang selalu ditanamkan oleh Kazuya jika Aronio sudah membahas tentang temannya. Berusaha mewajari dan memakluminya.
•••