NovelToon NovelToon
Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Sumpah Gadis Di Tepi Sungai

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Syarifah Hanum

Gadis cantik selesai mandi, pulang ke gubugnya di tepi sungai. Tubuh mulus putih ramping dan berdada padat, hanya berbalut kain jarik, membuat mata Rangga melotot lebar. Dari tempatnya berada, Rangga bergerak cepat.
Mendorong tubuh gadis itu ke dalam gubug lalu mengunci pintu.
"Tolong, jangan!"
Sret, sret, kain jarik terlepas, mulut gadis itu dibekap, lalu selesai! Mahkota terengut sudah dengan tetesan darah perawan.
Namun gadis itu adalah seorang petugas kesehatan, dengan cepat tangannya meraih alat suntik yang berisikan cairan obat, entah apa.
Cross! Ia tusuk alat vital milik pria bejad itu.
"Seumur hidup kau akan mandul dan loyo!" sumpahnya penuh dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarifah Hanum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Beban mental menggayuti pundak Bima.

Ia ingin menutupi keadaan reproduksi Rangga yang tidak tertolong, cacat seumur hidup, karena Bima tidak tega untuk berkata jujur.

Namun, sebagai seorang dokter yang telah disumpah, ia harus terbuka pada pasiennya, walau bagaimana pun keadaannya.

Wajahnya yang tampan dan tampilan fisik yang menawan, apa lagi memiliki orang tua yang kaya, tak heran, Rangga jadi incaran gadis gadis.

Namun, Rangga tetap acuh, ia takut untuk membalas perhatian dari salah satu gadis yang menginginkannya.

Menyadari keadaannya dan hasil dari pertemuan di ruangan Bima tadi, membuat Rangga makin terpuruk.

Dari gelagat Bima, Rangga bisa menebak, jika pengobatan medis tak banyak membantunya.

"Dimana kau jalang? Aku pasti akan menemukanmu dan menghancurkan dirimu hingga tak berbentuk!"

Kedua telapak tangannya menggenggam dengan kuat, hingga buku buku jarinya memutih.

Seperti banteng yang siap menyerang, kedua lubang hidung Rangga menghembuskan udara dengan cepat seolah ia sedang melihat objek yang siap dihancurkan.

Karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, Rangga pulang ke rumah orang tuanya.

Penampilannya yang kucel dan kusam, memancing perhatian ibunya.

"Dari mana saja kau? Apa saja kerjamu sehingga penampilanmu buluk begitu?", sembur ibunya begitu Rangga masuk ke dalam rumah, hendak ke kamarnya dan melewati ibunya yang sedang minum teh di ruang makan.

Tentu saja Rangga tersentak kaget, ia tidak menyangka di jam segini ibunya berada di rumah, karena biasanya ibunya sibuk di luaran sana, ikut arisan yang tidak jelas.

" Hei, punya kuping nggak kamu? Apa guna mulutmu jika tidak dipakai?"

Rangga mati kutu, ia selalu tidak bisa berkutik jika berhadapan dengan ibunya, boru Regar yang terkenal cerewet dan suka merepet berjam jam.

Tidak ada kamus menang jika berhadapan dengan ibunya, bahkan untuk seri saja rasanya sulit sekali.

"Rangga capek bu! Ngantuk! Ingin tidur!", ujar Rangga pasrah, karena Rangga tidak yakin bisa lolos dengan mudah dari hadapan ibunya.

" Duduk dulu kau! Dan katakan pada ibu, apa yang telah terjadi di rumah bibimu?"

Perempuan berahang tegas dan bermata tajam itu menghadang langkah Rangga dengan berkacak pinggang.

"Anu, itu..!", desis Rangga lirih.

Ia terbata bata lalu berhenti bicara, tak sanggup rasa jika harus bicara jujur pada ibunya.

" Anu, apa?!", bentak ibu Rangga menggelegar, suaranya nyaris meruntuhkan tembok rumah mereka.

"Ada apa ini?", tanya ayah Rangga panik.

Sebenarnya ia sudah terbiasa menghadapi kekerasan sikap dan kecerewetan istrinya itu.

Namun tetap saja, setiap kali, perempuan yang telah menjadi istrinya hampir tiga puluh tahun itu mengamuk, ayahnya Rangga pasti terkejut bathin.

" Tenanglah bu! Apa tidak bisa dibicarakan baik baik? Malu dengan tetangga bu!"

Seperti biasa, lelaki Batak yang lebih kalem itu membujuk istrinya.

"Tenang katamu!? Coba kau lihat anakmu itu! Entah salah apalah aku mengandungnya dulu, selalu ada saja tingkahnya yang tidak masuk akal", keluh Masitha, ibunya Rangga.

"Makanya kalau ngomong yang jelas bu!", cetus suaminya ketus fan.tampaknya sudah mulai terpancing emosinya.

" Rangga! Apa kau sudah memperkosa anak gadis orang di kampung bibimu?!"

Lagi lagi suara Masitha menggelegar membentak anaknya tepat di wajah Rangga, sehingga liur perempuan itu bermuncratan menyirami wajah tampan Rangga.

"Ya Tuhan, mengapa ibuku bisa tahu? Sedangkan bibi Mira dan mang Tejo saja tidak sampai menduga seperti itu?"

Berbagai pertanyaan berseliweran di benak Rangga tanpa ia tahu jawabannya.

Amarah ibunya yang memuncak membuat akal dan pikirannya beku seketika.

"Ibu, apa tidak bisa bicara baik baik?Jangan teriak teriak begitu, malu didengar tetangga!

Lagi pula bagaimana bisa ibu menuduh Rangga sehina itu?

Anak kita sudah besar bu, sudah kita didik dengan baik, bahkan sebentar lagi ia jadi sarjana!", ucap ayahnya lemah lembut demi membujuk istrinya yang keras kepala itu.

" Apa kau bilang? Walau pun sudah kita sekolahkan tinggi tinggi tapi otaknya masih di tumit.

Coba kau tanyakan apa yang sudah dilakukan oleh anakmu itu di kampungnya Mira!!"

Masih ngotot dan tak mau kalah, Masitha gantian menekan suaminya.

Sebagai ibu, yang sudah melahirkan dan membesarkan Rangga, ia tahu betul.kelakuan buruk anaknya.

Ia bahkan beberapa kali membela anaknya dan berdamai dengan orang tua beberapa gadis yang sudah dirusak oleh anaknya.

Menggelontorkan sejumlah uang yang tidak sedikit demi membeli keperawanan setidaknya tiga orang gadis yang orang tuanya mendatangi Masitha.

Andai Rangga bukan anaknya tak sudi ia berurusan dengan anak nakal itu.

"Ranggga apa maksud ibumu? Apa yang telah terjadi di rumah bibimu?"

Kali ini ayahnya Rangga bertanya pada anak laki lakinya itu dengan penuh kasih sayang.

Pria paro baya ittu tidak mau grusa grusu seperti istrinya.

"Tidak ada yangg terjadi ayah!"

Brakk..!

Masitha memukul meja dengan keras sehingga telapak tangan terasa sakit dan memerah.

"Apa yang kau lakukan di tepi sungai sehingga burungmu bengkak hah?!"

Ucapan marah yang keluar dari mulut Masitha tentu saja membuat Rangga tercengang.

"Dari mana ibunya tahu akan hal itu? Sedangkan paman dan bibinya saja tidak tahu", bathin Rangga bingung sekaligus ketakutan.

" Benar demikian Rangga?", tanya ayahnya tak kalah galak dari ibunya.

"Coba lihat anakmu itu, jika burungnya tidak bisa dipakai, putuslah keturunanmu hingga di sini! Tidak akan ada yang akan meneruskan margamu", ucap Masitha gamblang dan pedas.

Mendengar ucapan ibunya, tiba tiba tubuh Rangga bergetar.

" Maafkan aku ayah, ibu!"

Rangga menangis dan menjatuhkan tubuhnya, bersimpuh di kaki ibunya.

"Eh, jadi benar begitu?", seru Masitha marah.

Saking emosinya dia, dengan keras ia menendang tubuh anak laki lakinya itu hingga terpental ke belakang.

" Ampunkan Rangga ayah, ibu! Rangga khilaf", rengek Rangga.

"Coba jelaskan bagaimana kejadiannya! Lalu mengapa burungmu bisa bengkak begitu.

Akhirnya, mau tidak mau, Rangga memilih jujur menceritakan semua kejadian di tepi sungai itu, selengkapnya.

" Ha ha ha.. Jadi gadis itu berhasil membiusmu? Sungguh gadis yang keren!"

Tak disangka Masitha malah mentertawakan anaknya sendiri.

"Cari gadis itu hingga ketemu! Jika dia hamil anakmu, nikahi dia! Syukur syukur anaknya laki laki, biar ada keturunan marga bapakmu!"

Rangga melongo, ia heran bagaimana bisa ibunya bicara selugas itu.

Memang Rangga cukup paham akan sifat ibunya yang terlalu berterus terang dan frontal jika bicara.

"Bagaimana jika kita laporkan saja ke Polisi?", tanya ayahnya Rangga.

" Apa kau bilang Yah? Lapor polisi? Jangan bodoh kau Yah!

Jika kita laporkan gadis itu ke polisi, yang ada nama baik keluarga kita bisa hancur berantakan gara gara anak tolol ini!"

Dengan kasar, Masitha menoyor kepala Rangga hingga terlempar ke belakang.

Kedua pria dewasa itu, ayah dan anak, hanya bisa menciut karena tidak berani membantah ucapan Masitha, perempuan Batak yang keras dan kuat memegang prinsip.

1
Afri Nilawati
alur yg berbeda
Afri Nilawati
lanjut kk
Syarifah Hanum: Terimakasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
kagome
Lumayan
kagome: sama-sama Kak🤗
Syarifah Hanum: Terimakasih,🙏
total 3 replies
emi_sunflower_skr
Terima kasih sudah bikin hari-hariku lebih berwarna 🌈
Syarifah Hanum: Terimakasih, sudah mampir🙏
Syarifah Hanum: Sama sama!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!