"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Saat Orlando ingin menuntut penjelasan Enza setelah pernikahan mereka usai. Enza malah menghilang tanpa jejak.
Sebenarnya kemana Enza pergi dan apa alasan wanita itu mengacaukan pernikahan Orlando?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Tiga hari telah berlalu. Hubungan Orlando dan Enza semakin memanas. Bahkan mereka tidak pernah mengobrol setelah resmi menjadi suami istri.
Enza lebih banyak mengurung diri di kamar tanpa berani menampakkan batang hidungnya.
Orlando memutuskan berhenti jadi dosen setelah berita skandal pertunangannya tersebar luas di kampus.
"Enza benar-benar murahan. Aku tidak menyangka Enza akan melakukan hal segila itu menghancurkan hubungan Miss Clarissa dan Mister Gultom." bisik seorang mahasiswi saat berpapasan dengan Orlando.
"Dengar-dengar Enza hanyalah anak angkat hasil perselingkuhan seorang pelacur dengan seorang Mafia. Aku tidak menyangka tabiat wanita yang melahirkannya menurun padanya! Menjadi pihak ketiga di hubungan orang lain!" sahut wanita lain yang berdiri di sebelahnya.
Saat ingin menyela ucapan mereka tiba-tiba ponsel Orlando berdering. Dahinya berkerut saat mendapatkan panggilan masuk dari nomor luar negeri.
[Aku sekarang ada di Maldives! cepat datang kemari! Kami sudah menemukan keberadaan Sean!]
Ucapan suara familiar itu membuat perasaan Orlando sedikit lebih baik setelah tiga hari memendam kekesalannya seorang diri.
"Baiklah. Aku akan berangkat nanti malam setelah membereskan sesuatu." ucap Orlando sebelum memutuskan panggilan masuk itu.
Orlando bergegas melangkah ke parkiran dan masuk ke dalam mobilnya. Mobil yang dikendarainya melaju meninggalkan parkiran kampus.
Sepasang mata tajam menatap kepergian Orlando dengan raut wajah datar. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Tuan, rencana kita gagal. Aku tidak yakin melanjutkan misi ini dengan cepat."
#
#
#
Di dalam kamarnya
Enza menatap langit cerah dengan tatapan kosong. Hingga kedatangan mobil Orlando tiba-tiba menarik perhatiannya.
Tak beberapa lama tiba-tiba pintu kamar Enza diketuk dari luar.
"Enza! Aku ingin mengobrol denganmu! Bisakah kau membuka pintu kamarmu"
Orlando mengetuk pintu kamar Enza dari luar dengan tatapan rumit.
Enza tidak menanggapi ucapan Orlando. Ia belum berani bertemu pandang bahkan mengobrol dengan Orlando. Hatinya masih dipenuhi rasa bersalah atas kejadian empat hari yang lalu.
"Enza! Apa kamu mendengar ku!" ulang Orlando dengan tidak sabaran.
"Baiklah. Aku akan memberikanmu sedikit waktu untuk merenungkan semuanya. Aku memiliki satu urusan penting di luar negeri. Aku akan kembali setelah urusanku selesai." lanjut Orlando sebelum berlalu dari sana.
Orlando memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper sebelum keluar dari kamar tamu.
"Apa kamu tidak berniat membawanya ke luar negeri. Mungkin dengan begitu perasaan Enza akan lebih baik." celetuk Enrica saat berpapasan dengan Orlando.
"Aku tidak bisa membawanya dalam keadaan seperti itu. Aku juga belum tahu bagaimana keadaan Sean di sana. Jika memungkinkan. Aku akan menjemputnya dan honeymoon disana." jawab Orlando dengan wajah tenang.
Sikapnya kembali berubah seperti biasanya. Ia seakan mulai lupa dengan kejadian empat dan tiga hari yang lalu.
"Apa kau sudah berpamitan dengannya?" tanya Enrica menatap wajah tenang sepupunya.
"Sudah." sahut Orlando sebelum keluar dari kediaman Arnold.
Jantung Enza berdetak kencang saat melihat Orlando menyeret kopernya ke luar dari mansion.
Pikiran-pikiran negatif tiba-tiba melayang di kepalanya. Enza berlari membuka pintu dan terkejut saat melihat Enrica sudah berdiri di depan kamarnya.
"Orlando, aku harus mengejarnya." ucap Enza terbata-bata.
Bukannya membiarkan Enza menyusul Orlando. Enrica malah menahan langkah adiknya.
"Biarkan Orlando pergi. Bukankah kamu masih membutuhkan waktu merenungi perbuatan mu empat hari yang lalu."celetuk Enrica menatap wajah cemas adiknya.
"Jika kamu takut kehilangannya, kamu tidak akan melakukan hal memalukan seperti empat hari yang lalu." lanjut Enrica menyeret adiknya kembali masuk ke kamar.
"Kamu boleh mencintai Orlando sedalam itu. Tapi untuk mendapatkannya jangan pernah melakukan cara licik dan cara murahan untuk mempermalukan diri sendiri."
Enrica keluar dari kamar setelah mengkritik perbuatan adiknya empat hari yang lalu.
Enrica menghentikan langkahnya setelah menutup pintu kamar adiknya. Ia menatap pintu tertutup itu dengan tatapan rumit.
"Kamu sudah diberikan kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Namun, kamu malah tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik."
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya