Fabrizio Argantara seorang CEO Diamon Group terpaksa harus menikahi Putri dari orang yang ia tabrak hingga meninggal.
Fabrizio menikahi Jihana Almayra hanya demi sebuah tanggung jawab semata, hingga suatu hari salah satu diantara mereka memiki perasaan mencintai.
Mampukah Fabrizio dan Jihan mempertahankan pernikahan mereka saat badai rumah tangga mereka hadir disaat mereka sudah saling yakin untuk mencintai satu sama lain ?
Yuk simak selengkapnya novel "Istri Siri CEO" karya Dewi KD.
Jangan lupa untuk dukung author dalam bentuk Like & Comment 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAKAN MASAKAN JIHAN
Jihan kembali ke apartemen dan menyusun belanjaannya di dalam kulkas. Saat Jihan masuk ke dalam kamar dan ingin menyimpan dompetnya, ia mendengar gemercik air di dalam kamar mandi. Jihan mengerti kalau Zio sudah pulang.
Jihan kemudian menuju kembali ke dapur ia memasak nasi di rice cooker dan memasak tumisan sayuran dan juga sambal udang asam manis.
Saat semua sudah siap cacing diperut Jihan kembali seakan mendemo dirinya. Ia kemudian mengambil piring dan hendak makan.
Sedangkan Zio yang baru saja selesai memakai baju keluar dari kamar dan mencium aroma masakan yang begitu wangi dan mengundang selera makannya.
Ia menuju dapur dilihatnya Jihan sedang menuangkan nasi diatas piring. Zio melihat masakan diatas meja, ia menelan silvanya begitu menggugah selera.
"Kau dari mana tadi ?" tanya Zio mencoba bersikap biasa saja setelah melihat masakan diatas meja.
"Aku ?" tunjuk Jihan pada dirinya sendiri.
"Iya"
"Membeli beras dan sayuran, karena di apartemenmu tidak ada yang bisa ku makan"
"Kau dapat uang dari mana ?" tanya Zio penuh selidik, karena Zio tahunya Jihan tidak memiliki uang.
"Mama Sonia yang memberiku uang tempo hari, untung saja ada uang dari pemberian Mama , kalau tidak pasti aku jatuh pingsan karena kelaparan"
"Tuan Mau makan ?" sambung Jihan lagi.
"Tidak !" tolak Zio karena ia gengsi jika harus memakan makanan yang dibeli dengan uang Jihan.
"Serius ? ini enak sekali Tuan, cobalah.." Jihan menyodorkan satu udang ke mulut Zio. Zio mengunyah udang itu begitu enak serta pas di lidah dan ia ingin lagi memakannya.
Jihan yang memahami Zio kalau Zio menyukai masakannya namun mungkin Zio malu untuk meminta lagi padanya, Ia pun mengambil satu piring lagi dirak piring. kemudian menuangkan nasi ke piring tersebut berserta sayur dan udang asam manis lalu menyerahkannya pada Zio.
"Makanlah Tuan, aku tahu kau juga lapar bukan ?" ucap Jihan tersenyum manis, senyuman itu mampu meluluhkan hati Zio yang awalnya tak mau makan kini satu persatu sendok nasi kemulutnya.
'Akhirnya dia makan masakanku, kata Mama Sonia aku harus meluluhkannya dengan masakan supaya ia terus bergantung pada masakanku' ucap Jihan dalam hati teringat ucapan Mama Sonia padanya.
Merekapun makan bersama sesekali Jihan mengajak Zio bercerita dan Zio menanggapinya meski dengan singkat. Satu langkah pertama sudah dijalankannya seperti rencana Mama Sonia padanya tempo hari.
Saat nanti Zio sudah candu dengan masakan Jihan, maka Jihan akan menjalankan rencana selanjutnya yang sudah disusun dengan matang bersama Mama Sonia.
.......
Hari terus berlalu ada perubahan dalam hubungan Jihan dan Zio meski sebatas Zio mau memakan masakan Jihan. Zio juga memberikan Jihan kartu kredit tanpa batas pada Jihan, sebagai nafkah lahirnya.
Jihan merasa senang dengan perubahan sikap Zio yang mau memakan masakannya. Apalagi lagi malam ini saat Jihan sedang bersandar diranjang sambil memainkan ponselnya. Zio meminta Jihan untuk membuatkannya bekal makan siang.
"Kau bisa membuatkanku bekal makan siang ?" tanya Zio yang menoleh pada Jihan disebelahnya.
"Tentu, Tuan mau dibuatkan apa ?" jawab Jihan menoleh ke arah Zio.
"Menu ayam, terserah kau mau diapakan" Zio mengutak atik ponselnya.
"Baiklah" Jihan tersenyum manis namun ia menangkap sesuatu tak berbeda pada suaminya itu seperti perasaan gusar dan gelisah namun ia coba untuk menutupinya.
"Apa Tuan baik-baik saja ?" tanya Jihan yang melihat suaminya terus mengutak atik ponsel.
"Iya" jawab Zio singkat
Jihan menghela nafasnya, kemudian ia mengingat Cindy bahkan ini sudah satu minggu berlalu namun Cindy belum juga kembali ke tanah air. Ia mengetahui informasi itu dari Mama Sonia, karena Mama Sonia memerintahkan orang mengawasi gerak gerik Cindy untuk menjatuhkannya di mata Zio. Supaya nanti Zio tahu seperti apa kelakukan calon istrinya itu dibelakang dirinya.
Ternyata Zio gusar karena Cindy sudah dua hari tidak bisa dihubungi. Jikapun Cindy menjawab panggilannya ia selalu mengatakan bahwa dirinya sibuk dengan pemotretan.
'kenapa kau tidak mengaktifkan ponselmu, Cindy ?' Zio bertanya-tanya dalam hatinya karena ia sangat merindukan calon istrinya itu.
keren bgt thor👍👍
bwt zio kurang ganteng thor
aku jg lama gk punya2 ank.
3 thn pernikahan br punya ank.
sedihnya tuh sm mulut2 gk berprikemanusiaan..jahara pedes rawit tenan.
kenaa kau