Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Rania sengaja pulang lebih cepat, karena dia mengingat jika Randy mengajaknya untuk ikut ke pesta. Pada saat memasuki halaman rumah dia mengerutkan keningnya binggung. Dia melihat mobil Randy sudah terparkir di halaman rumah.
"Sepertinya papa sudah pulang? tapi kenapa tiba-tiba papa pulang cepat?" tanya Rania mencoba berbicara dengan Cheesy.
Tidak mau banyak berpikir, Rania mencoba melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah. Saat melewati pintu utama dia melihat Randy sudah duduk di sofa. Dia dapat melihat mata Randy yang memerah seperti sedang menahan amarah.
"Mas! kau sudah pulang?" tanya Rania berjalan mendekati Randy.
"Ikut aku ke kamar sebentar. Aku ingin bicara hal penting," ucap Randy datar lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mereka.
Melihat sikap Randy, Rania langsung binggung. Dia tidak mengerti kenapa Randy sepertinya sedang marah kepadanya.
"Bik! tolong mandikan Cheesy ya. Sepertinya dia sudah gerah," ucap Rania memanggil Bik Ijah yang berada tidak jauh darinya.
"Baik, Nyonya," ucap Bik Ijah lalu mengambil Cheesy dari gendongan Rania.
"Nyonya! jika menghadapi suami yang sedang marah, jangan di lawan pakai amarah juga ya. Jadilah air yang tenang untuk menjadi penyejuk hati suami. Ingat ridho suami adalah surga untuk setiap istri," ucap Bik Ijah menasehati.
"Ia, Bik! Terima kasih ya, Bik. Bibik selalu mau menasehati dan memberikan ajaran yang baik untuk rumah tangga kami," ucap Rania tersenyum.
"Sama-sama, Nyonya. Bagi orang tua menasehati yang muda itu adalah amanah. Lebih baik Nyonya cepat nyusul aden. Nanti keburu aden makin marah," ucap Bik Ijah tersenyum.
Mendengar ucapan Bik Ijah, Rania hanya tersenyum mengangguk. Dia langsung berjalan menemui Randy yang sedang menunggunya di dalam kamar. Sesampainya di kamar, Rania melihat Randy sedang duduk di tepi Ranjang. Rania melihat mata dan wajah Randy yang memerah. Rania mencoba menelan ludahnya kasar sambil memikirkan kesalahan apa yang telah dia lakukan. Sehingga Randy bisa menjadi sangat murka seperti ini.
"Kenapa kau menyuruh Mila untuk mengantarkan makan siang untukku?" tanya Randy dengan suara datarnya sambil menatap tajam Rania.
"I... itu, Mas. A... aku menyuruh Mila karena aku takut jika Cheesy rewel di jalan. Kau tau sendiri 'kan? jika di waktu jam makan siang jalanan sangat padat," ucap Rania gugup sambil menunduk ketakutan.
"Besok jika mau mengirim makanan untukku, titipkan saja ke satpam rumah sakit. Kalau tidak lebih baik kau tidak usah mengirimkan makanan untukku saja,"
"Maafkan aku, Mas! Aku hanya ingin memastikan jika makanan kiriman ku sampai ke tanganmu. Maafkan aku," ucap Rania lirih sambil terus menunduk.
"Sudahlah! lebih baik aku mandi saja," ucap Randy lalu bangkit dari duduknya.
"Apa kau sudah memaafkanku? aku janji mulai sekarang aku yang akan mengantarkan makan siang untukmu. Tapi aku mohon maafkan aku," ucap Rania penuh permohonan.
"Hem!" dehem Randy datar lalu melangkahkan kakinya.
Melihat Randy yang mau melangkah, Rania dengan cepat menangkap tangan Randy. Dia menatap Randy dengan tatapan penuh permohonan dan juga rasa bersalah. Dia tau sadar jika penyebab kemarahan Randy adalah karena kelancangan Mila tadi.
"Kau belum memaafkanku. Jadi aku tidak akan berhenti meminta maaf," ucap Rania menatap lekat wajah Randy.
Melihat wajah teduh sang istri, kemarahan Randy langsung sirna begitu saja. Dia menatap wajah Rania sambil tersenyum kecil.
"Jika aku tidak memaafkanmu kau mau apa?" tanya Randy mengerutkan alisnya.
"Jika kau belum memaafkanku. Maka aku akan mengikutimu kemanapun," ucap Rania dengan tegas.
"Kalau begitu ayo ikut," ucap Randy mengambil handuknya lalu berjalan ke kamar mandi.
"Kau mau apa, Mas?" tanya Rania membulatkan matanya.
"Mau ke kebun! ya mau mandilah. Memangnya ada orang ke kebun membawa handuk," ucap Randy terkekeh kecil lalu masuk ke kamar mandi.
Melihat Randy yang masuk ke kamar mandi, Rania langsung mengigit kukunya pelan. Dia berpikir, apa perlu dia mengikuti Randy sampai ke kamar mandi? jika tidak, maka dia tidak akan mendapatkan maaf dari Randy. Dengan cepat Rania ikut masuk ke kamar mandi sambil menutup matanya.
"Apa kau yakin akan terus menutup matamu?" tanya Randy terkekeh kecil.
"Ia! jika ini yang membuatmu puas maka aku akan menurutinya. Karena bagiku tidak ada yang lebih penting dari kata maaf darimu," ucap Rania dengan lantang.
Mendengar ucapan Rania, Randy langsung tersenyum sambil menunduk. Tiba-tiba dia merasa menyesal karena telah memarahi Rania. Padahal Rania hanya ingin memperhatikan dirinya dengan mengirimkan makan siang untuknya. Hanya saja si gojeknya yang tidak tau diri.
"Baiklah! aku memaafkanmu. Tapi! lain kali kau jangan pernah menyuruh wanita lain untuk mengantarkan makanan untukku. Karena aku tidak ingin jika ada orang ke tiga dalam hubungan kita," ucap Randy tersenyum sambil menyingkirkan tangan Rania yang menutupi wajahnya.
"Benarkah? jadi kau sudah memaafkanku?" tanya Rania tersenyum bahagia.
"Ia! aku sudah memaafkanmu," ucap Randy tersenyum.
"Yach! Terima kasih. Emuah," ucap Rania bersorak ria lalu mencium wajah Randy.
Melihat aksi Rania, Randy hanya terdiam melongo sambil memegangi wajahnya. Sedangkan Rania langsung berlari keluar karena malu.
"Ternyata istriku sangat agresif," gumam Randy tersenyum lalu menutup pintu.
Bersambung....
rania jadi randy.. 😂😂