Apa jadinya kalau seorang mahasiswa hukum yang playboy di jodohkan dengan seorang janda kaya raya?
Dalam pikiran Boy, janda adalah perempuan gendut dengan make up tebal. Seluruh tubuhnya sudah kendor dan bekas orang. Boy yang sering gonta ganti pacar cantik, tentu saja menentang keras perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya, apalagi di jodohkan dengan seorang janda walaupun kaya raya.
"Tidak mau! Lebih baik Aku mati daripada menikah dengan janda tua. Aku masih 21 tahun, Mi, Pi," tolak Boy dengan keras.
Padahal, Krystal tidak sejelek yang Boy pikir. Walaupun sudah berumur 28 tahun dan janda, dia sangat cantik seperti aktris Korea. Krystal juga masih perawan, karena belum pernah tidur sekamar dengan mantan suaminya.
Krystal yang tidak ingin salah memilih suami lagi, memutuskan menyamar menjadi mahasiswi hukum, satu kampus dan satu kelas dengan Boy, untuk mengetahui sifat asli calon suaminya. Terbukti, banyak mahasiswa maupun dosen pria yang naksir Krystal termasuk Boy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 02
Boy Daniel berkuliah di Universitas Angkasa, salah satu Universitas terbaik tanah air. Dia kuliah jurusan hukum karena sejak kecil bercita-cita jadi hakim. Cita-citanya mulia, ingin menegakan keadilan, tapi sayang tidak sesuai dengan karakternya yang suka mendua.
Dia mendapat beasiswa penuh selama kuliah. Sejak kecil Boy memang cerdas dan selalu peringkat satu. Dia sangat tampan dan berbadan atletis, karena itu banyak gadis-gadis cantik menyukainya.
Di kampus, Boy punya dua sahabat, namanya Ryan dan Doni. Ryan adalah anak pejabat tapi otaknya nol. Doni adalah anak pemilik rumah sakit di Jakarta, tapi penampilannya culun. Satu hal yang membuat Boy suka berteman dengan mereka, Boy tetap menjadi yang tertampan saat berada di tongkrongan, dan mereka setia kawan.
"Ryan ..." panggil Doni usai memarkir mobilnya. Ryan juga baru selesai memarkir mobilnya.
"Tumben Kamu ganteng hari ini? Ada cewek yang kamu taksir?" tanya Doni dengan ekspresi ceria seperti biasa.
"Apaan sih, Aku dari kecil emang udah ganteng tau. Makanya, tuh kacamata tebal di buang, pakai lensa kontak kek, masa gak mampu beli. Tuh celana, robek dikit bagian lututnya, masa datar gitu," gerutu Ryan.
"Ganteng itu tidak penting, yang penting rapi. Kacamata tebal Aku ini warisan dari kakek ku. Jangan di buang! Ini tak ternilai harganya," jawab Doni. Doni terbiasa bicara memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak seperti yang lain suka bahasa gaul.
"Percuma ngomong sama Kamu. Harusnya cowok culun dan kutu buku kaya Kamu ada di jurusan kedokteran, bukan di fakultas hukum."
"Aku lebih suka hukum dari pada kedokteran. Dari pada Kamu, Bapak Kamu nyogok pihak Kampus biar Kamu di terima di fakultas hukum, padahal otak Kamu nol. Cita-citaku adalah memberantas KKN alias korupsi, kolusi dan nepotisme. Bila perlu memberantas pejabat kaya Bapak Kamu!"
"Apa Kamu bilang? Dasar cumi culun!" ucap Ryan.
"Dasar cumi bodoh!" ucap Doni balik.
"Cumi culun, cumi bodoh ..."
"Apa!" Ryan dan Doni tersadar dari debat tak berfaedah mereka. Mereka baru sadar kalau ada yang memanggil mereka dengan sebutan cumi culun dan cumi bodoh. Orang itu ternyata Boy.
"Kok Kami gak sadar Kamu udah datang?" tanya Ryan.
"Lagian, kalian pagi-pagi udah sibuk debat gak bermutu, ya iyalah gak sadar Aku datang," jawab Boy.
"Dia duluan Boy!" kata Doni mengadu.
"Kamu yang duluan!" kata Ryan.
"Udah ... udah ... " Boy jadi penengah. Walaupun Ryan dan Doni sering berdebat, tapi entah kenapa mereka tidak pernah musuhan, malah semakin akrab. Apalagi Boy selalu sigap menengahi debat mereka jika debat mereka semakin memanas.
"Sayang ..." Tiba-tiba datang seorang gadis yang juga mahasiswi Universitas Angkasa.
"Nih orang ngapain lagi ke sini? Udah gak Aku hubungi dua hari, kok masih gak peka," gumam Boy.
"Kok WA Aku gak di balas, telepon gak di angkat, VC juga gak di angkat?" tanya gadis itu.
"Dena, harusnya Kamu paham, itu tandanya Aku udah bosan. Kita putus aja," ucap Boy tanpa ragu.
"Apa? Putus?" gadis itu terkejut. Ryan dan Doni juga terkejut. Padahal baru dua Minggu yang lalu Boy putus dengan mantannya.
"Tapi Kita baru pacaran 10 hari, Aku salah apa?"
"Kamu gak salah apa-apa, Aku aja yang udah bosan," ucap Boy lagi. Ryan dan Doni geleng-geleng kepala. "Urusan Kita sudah beres kan? Aku pergi dulu!" katanya pada gadis itu lagi. "Ryan, Doni, ayo Kita masuk." Dengan jahatnya Boy berjalan melenggang meninggalkan gadis itu setelah menyakiti perasaannya.
Melihat Boy meninggalkan nya tanpa perasaan, gadis itu tiba-tiba emosi. "Dasar Playboy ...." teriak gadis itu. Seketika, dia mengambil botol minumannya dari tas, berniat melemparkan botol itu ke kepala Boy.
"Mati aja Lo ...!" teriak gadis itu lagi. Botol itu langsung ia lempar, melayang di udara. Boy, Ryan dan Doni melihat botol itu melayang.
Pak ...
"Au ..." botol itu kena kepala Krystal hingga dia merasa pusing.
"Astaga!" gadis itu kaget.
Boy, Ryan dan Doni sempat menghindar. Mereka melihat botol itu mendarat ke kepala seorang gadis yang lewat.
Krystal langsung roboh. Boy dan teman-temannya langsung menghampiri Krystal. Boy dengan sigap menolongnya. Krystal jatuh pingsan ke pelukan Boy. "Cantik sekali?" Boy tertegun sesaat, kaget melihat wajah cantik Krystal yang pingsan di pangkuannya.