Mengulik kehidupan selebriti di belakang layar. Novel ini menceritakan tentang, Kayla Aruna, selebriti kurang terkenal yang sudah lama berkecimpung di industri dunia hiburan itu harus menerima kritikan pedas dari netizen setelah dia tampil di salah satu program variety show bersama Thaniel Hanggono.
Namun di tengah kontroversi yang menimpa Kayla, tawaran untuk bermain film bersama Thaniel justru datang dari salah satu production house dengan bayaran yang cukup mahal. Kayla yang menerima tawaran itu karena tertarik dengan naskahnya pun semakin banyak menerima hate comment karena dianggap panjat sosial menggunakan nama Thaniel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourlukey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Not real
Thaniel baru saja sampai rumah saat ibunya sedang di dapur, sementara ayahnya sedang membaca buku di ruang tengah.
"Kamu baru pulang, sayang. Gimana hari ini? Jadi bantuin Manajer kamu pindahan?" Ibu Thaniel meninggalkan kesibukannya lalu berjalan mendekat ke arah putranya.
"Jadi Ma, tapi Thaniel nggak bantu banyak. Katanya keberadaan Thaniel malah ngeganggu, yasudah, Thaniel pulang aja." Thaniel menjawab, ibunya tertawa lebar. Mereka bergandengan tangan menuju ruang makan.
"Ya gimana nggak ngerepotin, kamu beres-beres kamar sendiri aja masih berantakan apalagi beresin rumah orang. Yang ada malah kayak kapal pecah." Kali ini Ayah Thaniel yang nyeletuk, membuat mereka tertawa bersama.
"Pa, jangan ngeledek. Kebiasaan Thaniel ini kan menurun dari Papa." Kata ibu Thaniel.
Mereka tertawa bersama lalu duduk di meja makan. Sementara itu ibu Thanniel pergi ke dapur, mengambil satu panci sayur lalu menghidangkannya di meja makan.
Di mata orang lain keluarga Thaniel memang dikenal sebagai keluarga sempurna. Bukan hanya dari keluarga kaya raya dan terkenal, mereka juga dikenal sebagai keluarga harmonis. Tidak, itu bukan pura-pura. Thaniel memang tumbuh di keluarga yang harmonis. Selama hidupnya, Thaniel tidak pernah melihat keluarganya bertengkar hebat. Mereka selalu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Di keluarganya Thaniel bukanlah anak tunggal. Dia mempunyai seorang kakak laki-laki yang sedang kuliah di luar negeri, menempuh pendidikan yang lebih tinggi untuk melanjutkan usaha keluarga. Dalam mendidik anak, orang tua Thaniel memberi kebebasan untuk memilih jalan yang mereka mau.
"Hari ini Mama masakin makanan kesukaan kamu, loh, rawon."
Thaniel tersenyum senang. Dia lalu menerima semangkuk rawon yang disodorkan ibunya. "Makasih, Mama."
"Sejak kamu memutuskan terjun ke industri hiburan, Mama jarang sekali masakin makanan kesukaan kamu. Alasannya kalau kamu nggak sibuk syuting, ya, pasti diet. Karena sekarang hari ini kamu nggak lagi diet dan jadwal libur, kamu harus makan yang banyak."
Thaniel dan ayahnya tertawa.
"Gara-gara kamu diet terus, sekarang gantian Papa yang perutnya buncit. Mama masakin makanan kesukaan Papa terus."
Semua tertawa. Itu bukan pemandangan baru, tapi kegiatan sehari-hari. Kalau pun Thaniel sibuk syuting, kedua orang tuanya tetap makan bersama. Keluarga mereka benar-benar mendefinisikan makna keluarga sebenarnya.
Setelah menyelesaikan acara makan malam bersama keluarganya, Thaniel lantas beranjak ke kamar, merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Mas Thaniel kenapa, sih? kayaknya tertarik banget sama masalah Kayla. Kepikiran pas Kayla dihujat, bahkan sekarang minta dia jadi guru akting. Mas Thaniel suka sama Kayla?" Perkataan Nando itu kembali terlintas di pikiran Thaniel begitu saja saat dia sedang melamun di atas ranjang.
"Suka? Yang bener aja. Kenal aja nggak. Kalau bukan karena syuting satu progam dan huru-hara ini, mungkin gue juga nggak bakal tahu ada artis yang bernama Kayla. Enak aja." Thaniel menggerutu seorang diri. Lalu dia tiba-tiba kembali teringat pertemuan pertamanya dengan Kayla di program variety show tersebut.
Saat itu ada sesi bermain tebak kata yang dilakukan Thaniel dan Kayla. Karena permainan itu menggunakan waktu, Kayla tampak ambisius mengumpulkan jawaban yang benar. Tapi karena kegigihan itu, Kayla berhasil membuat satu studio tertawa, termasuk Thaniel. Senyum Kayla yang cantik itu berhasil membuat Thaniel terpaku seketika. Dia mulai mengagumi Kayla hingga satu pernyataan muncul dari mulut perempuan itu bahwa dia membenci Thaniel. Kontan perkataan Kayla itu menyentil ego laki-laki itu.
"Suka sama Kayla? Si Nando ada aja bercandaannya." Thaniel kembali menggerutu.
