Hanya hayalan author semata.
Di ciptakan hanya untuk kekuatan dan setelah lahir di buang oleh Ibu kandung nya sendiri, menjadi sosok yang begitu kuat namun juga jahat.
karena kemarahan nua kepada sang Ibu membuat siluman cantik selalu menebar kejahatan, namun dia juga sangat perhatian kepada sang adik yang bertekad menjadi manusia sepenuh nya dan bertapa di alas roban.
tapi kejahatan siluman cantik ini pudar setelah di asuh oleh wanita yang mantan istri Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09. Menemukan Mbah Rejo
Surti cemas bukan main karena sekarang sudah pukul sembilang malam, namun Bapak nya tak kunjung pulang, pasti firasat nya benar bahwa ada sesuatu yang memakan kambing mereka di dalam alas roban, malah sekarang Mbah Rejo juga masuk kedalam dan tidak pulang pulang lagi. padahal tadi bilang nya hanya mau mencari di pinggiran alas saja, namum kenapa sudah semalam ini pun dia belum pulang kerumah, Surti bingung harus minta tolong pada siapa karena dia sendirian tinggal di rumah ini dan parah nya lagi mereka jauh dari tetangga, sehingga susah juga mau minta tolong pada mereka yang hidup di perkampungan di bawah bukit sana.
Yang bisa ia lakukan sekarang hanya menangis dan memohon kepada allah agar Bapak nya bisa pulang dengan selamat, padahal sekarang Bapak nya sudah terkapar tak bernyawa karena tubuh bagian luar koyak lebar dan jeroan nya habis semua di makan siluman ular. Surti bisa merasakan bahwa ada yang tidak beres, sepanjang malam dia tak bisa tidur karena berjaga di depan ruang tamu andai kan ada yang mengetuk pintu dan dia mengintip nya, berharap itu adalah Mbah Rejo yang kata nya mencari kambing nya masuk kedalam hutan, namun sampai sekarang tidak kunjung pulang sehingga membuat sang anak sangat cemas memikirkan dia.
"Lindungi Bapak ku, Ya allah." Surti berdoa tulus.
Rasa nya sekarang dia mau keluar dari rumah dan menyusul Bapak nya masuk kedalam hutan untuk mencari Mbah Rejo, namun dia sama sekali tidak punya nyali yang kuat untuk meninggalkan rumah, apa lagi yang mau di masuki ini adalah hutan yang sangat angker, sama saja hanya menyerahkan nyawa kepada para iblis yang ada di sana. Surti bingung sekali harua bagai mana, mau duduk tidak enak dan mau memejamkan mata juga tidak bisa, pokok nya pikiran buruk selalu menghantui nya di kelopak mata, bahkan pikiran Surti seolah mendukung bahwa Bapak nya sedang celaka.
"Kudu piye aku saiki loh, Ya allah." keluh Surti tak bisa tenang rasa nya.
Malah bersamaan dengan itu pula hujan mengguyur bumi sehingga hati anak manusia satu ini kian cemas tidak karuan, Bapak nya di luar sana pasti sedang kedinginan karena hujan yang turun dan juga hari yang sudah mulai malam, pasti nya sekarang dia kedinginan. Surti yang memang sudah sangat mengantuk jadi memejamkan mata karena dia memang mudah tidur bila sudah dengar suara nya hujan, meski otak nya masih kemana mana dan membayangkan hal buruk untuk Bapak nya, dia ingin berhenti memikirkan itu namun tidak bisa karena itu murni muncul dari dalam pikiran nya.
Esok nya Surti bangun dan bingung merasa ini hanya mimpi saja tentang kepergian nya Mbah Rejo, namun di cari di mana pun Bapak nya memang sedang tidak ada di rumah pertanda kejadian kemarin sore memang nyata ada nya dan bukan cuma mimpi saja untuk Surti.
"Berarti memang Bapak sedang pergi, kemana aku harus minta tolong." batin Surti.
Karena haris sudah siang dan dia juga yakin bahwa bisa menemukan Bapak nya di pinggir hutan sini, maka Surti membawa parang sebagai senjata nya dan memakai sepatu agar kaki tidak tertusuk dengan ranting pohon atau barang duri lain nya.
"Mau kemana, Sur?" tanya warga yang sedang ngarit pagi.
"Bapak dari tadi malam enggak pulang, Mas! jadi aku mau masuk kedalam mencari Bapak." jawab Surti.
"Lah kok bisa, kenapa Bapak masuk kedalam hutan?!" kaget Marino.
"Kambing nya hilang dua sehingga dia pun kesal, maka nya masuk kedalam hutan." cerita Surti.
"Ayo ku temani." Marino mau mengantar sekalian untuk cari muka di depan gadis manis ini.
Akhir nya mereka pun masuk kedalam hutan bersama untuk mencari jejak nya Mbah Rejo yang saat ini entah di man, rasa nya Surti harap harap cemas karena perasaan ini terus saja datang dan mengatakan Bapak nya sudah celaka sejak tadi malam.
"Bapak sama siapa datang kesini tadi malam?" tanya Marino.
"Sendirian lah, aku mau menemani sama dia ndak boleh." jawab Surti.
"Kok yo berani ae to dia kesini malam malam, padahal hutan ini siang saja sudah seram begini." keluh Marino.
"Cari siapa wahai kalian anak manusia?" mahluk berkepala kerbau menegur mereka.
Surti dan Marino sama sama terdiam karena sangking takut nya melihat mahluk itu, entah kenapa pula mereka harus di tegur oleh iblis berbentuk mengerikan ini.
"Mohon maaf bila menggangu jam istirahat nya sampean, tapi saya sedang mencari Bapak saya." Surti yang menjawab.
"Apa kah pria tua memakai celana batik yang kau cari?" tanya iblis berkepala kerbau.
"Benar! dia adalah Bapak ku." angguk Surti senang.
iblis berkepala kerbau menunjuk rimbunan semak dan Surti segera berlari kesana untuk melihat apa yang ada di balik semak itu, semakin dekat hidung nya juga semakin mencium bau amis yang sangat luar biasa sekali, Marino juga menekap hidung nya karena dia mencium aroma yang sama dengan Surti.
Tidak mau bila Surti melihat duluan apa yang ada di balik semak itu, Marino maju dan membuka rimbun nya semak untuk melihat apa benda yang berbau amis luar biasa ini, seketika Surti menjerit keras melihat tubuh Mbah Rejo hancur tercabik cabik oleh sesuatu dan parah nya lagi jeroan tubuh nya sudah lenyap tak berbekas.
Satu pun tidak ada jeroan di dalam rongga perut pria tua ini, usus nya juga lenyap tak tahu kemana, mereka tidak tahu bahwa siluman ular yang sangat jahat sudah memakan jeroan milik Mbah Rejo. Surti seakan mau pingsan melihat keadaan Bapak nya ini, anak mana yang tega menyaksikan kematian orang tua nya separah ini.
"Bapaaaaaak, ya allah Bapaaaak ku." pekik Surti menghambur ketubuh nya Mbah Rejo.
"Astagfirullah!" Marino berulang kali istigfar melihat Mbah Rejo.
Sudah dasar orang nya cuma tinggal tulang dan kulit karena perawakan dia memang sangat kurus kecil, di tambah malah sekarang meninggal dengan keadaan tubuh hancur, maka sudah bisa di bayangkan bagai mana keadaan Mbah Rejo dan juga hancur nya hati Surti.
"Aku akan menggendong Bapak kepundak, kamu bantu dari belakang ya." pinta Marino.
"Siapa yang membunuh Bapak ku, Mas?!" ksak Surti.
"Tidak penting itu sekarang, yang penting kita keluar dulu dari hutan ini." ajak Marino yang tifak tenang ada di dalam sini.
"Ya allah kasihan lah Bapak ku." Surti gemetar ketika berdiri.
Marino segera mengangkat tubuh nya Mbah Rejo keatas pundah nya, menahan bau amis yang begitu tajam karena mereka tak mungkin meninggal kan mayat nya Mbah Rejo di sini.
GUYS DI AWAL CERITA PURNAMA INI MEMANG JAHAT DAN GALAK YA, SEBELUM DIA DI BERI NAMA OLEH BU LARAS DIA MEMANG SUKA MAKAN JEROAN MANUSIA.