Alexa Diandra gadis muda 19 tahun , berjuang mengejar cinta nya kepada Biantara Bagaskara 27tahun , siapa yang tak suka kepada Biantara atau bian , semua kalangan wanita menginginkan sosok bian , termasuk Alexa tentunya ,
"om bian mau ya jadi suami lexa," pinta Alexa mengikuti langkah kaki bian ,
" no," jawab bian tegas tanpa menoleh.
"jadi pacar deh," pinta Alexa kembali menarik tangan bian , langkah kaki bian terhenti , ia menghela napas lelah.
"lexa dengar, umur kamu masih muda perjalan kamu masih panjang kejar semua cita cita kamu , jangan ganggu saya okey," ucap bian menekan kata terakhir nya , melepaskan tangan Alexa.
"justru cita cita aku itu jadi istrinya om," jawab Alexa berbinar menatap bian.
bian menggelengkan kepala lelah , setiap hari di teror oleh Alexa ,
yuk guys ikutin kisah Alexa Diandra, ikutin keseruan nya dalam mengejar cinta Om bian .
see you
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kronologi
dengan gusar bian menatap setiap pergerakan dokter yang memeriksa Alexa , di samping brankar ada Wilona yang sedang di tenangkan oleh zio ,
tak banyak luka di tubuh keduanya hanya memar di area pipi dan leher ,
"gak ada luka yang serius tuan , hanya saja psikis nya yang mungkin akan terguncang , tolong temani terus pasien berikan ketenangan , dan bawalah ke psikiater itu yang mereka butuhkan ," jelas dokter menatap Alexa dan Wilona bergantian ,
"baik"jawab bian tegas , dokter dan suster keluar ruangan ,
siap yang tak tau zio di sini ya pengaruh zio di Bali cukup besar , perusahaan milik papa nya cukup besar bahkan di rumah sakit pun ada saham papa zio ,
"Wil , bisa tolong ceritakan kejadian tadi , kita juga harus buat laporan untuk ke kepolisian , mereka sedang di urus di sana entah mati atau tidak," menekan ucapan nya di akhir , menatap Wilona sekejap , tangan nya mengusap lembut pipi Alexa ,
dalam hati bian bersumpah akan lebih berhati hati lagi menjaga Alexa , mungkin setelah ini bian akan terus mengikuti kemanapun Alexa melangkah pergi.
"tunggu nanti deh bian , Lo gak liat Wilona juga terguncang ,"seru zio , Wilona tak mau sedikit pun lepas dari dekapannya ,
"gak papa aku bisa ceritain , tapi tolong tetap begini aku ngerasa aman," ucap nya tersendat ,mengeratkan pelukannya ,
"jangan di paksa kita tunggu kamu stabil dulu ," Wilona menggeleng , tangan nya mengusap air mata yang kembali mengalir di pipinya ,
"Alexa lari ke sisi pantai yang sepi pas om bian cium Alexa paksa , aku ikutin dan kita duduk lama di sana , sampai tiba tiba turis asing itu jalan ke arah kita ,"jelas Wilona , ingatan nya masih jelas ,
"pas kami mau lari , tangan lexa di cengkram kuat , aku gak mungkin ninggalin Alexa sendirian , pas aku mau teriak pria yang lain tutup mulut aku kenceng , rambut aku di Jambak, " sambung nya sesegukan ,
"udah, lain kali kamu bisa lanjutin" ucap zio mengusap Wilona ,
"nggak , lebih baik sekarang , supaya mereka juga cepet di penjara" jawab Wilona ,
"lexa sempet mohon buat lepasin kita tapi malah , mereka nyeret kita , kejadian nya cepet banget , mereka ber empat sedang kan kita berdua , tubuh aku dan Alexa di bopong mereka lari cepet banget," Wilona diam menatap Alexa yang masih memejamkan matanya ,
" lexa sempet berontak , dia tendang selangkangan pria yang paling kekar di antara ke empatnya , mereka marah dan pukul Alexa kuat , aku sempet tendang punggung salah satunya , dan dia cekik aku , "tangan kita di ikat , mulut kita juga di iket kenceng , aku pasrah Alexa pun pasrah , mereka hanya pokus ke Alexa mukul bahkan cium Alexa paksa"sambung nya terisak , mengingat jelas kejadian yang ada di depan matanya .
Bian mengepalkan tangannya, "salah satu di antara mereka buka celana nya , dan paksa lexa buat pegang , itu pun terjadi sama aku mereka tempelin kelamin nya di perut aku " histeris Wilona , zio memeluk Wilona erat, matanya terpejam bahkan rahang nya mengetat keras,
"entah apa yang lexa lakuin tiba tiba kepalanya lexa di banting keras ke tahan dan itu buat lexa hilang kesadaran, kalo om telat Dateng aku gak tau apa yang akan terjadi sama kita berdua ,"lirih nya sesegukan ,
Wilona pun sama takut nya bahkan jiwa nya ikut terguncang , kejadian yang tak pernah terbayang di benak nya ,
bian mengklik of perekam suara di ponsel nya , ini akan ia jadikan bukti kalau bisa bian akan membunuh mereka semua ,
"aaakh"ringis Alexa "tolooong"jeritnya kencang
bian dengan sigap memeluk Alexa menenangkan nya , " sayang buka matanya" lembut sekali suara bian membangunkan Alexa dari mimpi buruk nya,
tangan zio dengan gesit menekan tombol darurat ,
"Lex sadar Lex" lirih Wilona perih melihat temannya menendang bahkan memukul kesana kemari ,
"lexa stop , tenang ini aku"bian menangkup pipi Alexa ,
tak lama dokter datang , "tolong sus , siapkan suntikan nya ," seru dokter , memegang tangan Alexa , bian tetap memeluk Alexa erat , meski badan nya terpukul tangan Alexa sekalipun ,
dokter menyuntikan obat penenang, tubuh Alexa kembali melemas , bian menatap nanar istrinya hatinya sedih sakit Ter amat sakit air matanya ikut mengalir ,
"sayang maaf, maaf,"lirih bian ,menangis terisak , "harus nya aku gak cium paksa kamu , mungkin kejadian nya gak akan gini," dokter zio dan wilona terdiam , ikut merasakan kesedihan yang mendalam,
"bangun , pukul aku bahkan bunuh aku kalo kamu mau lexa" ucap nya lirih , mencium kening Alexa dalam ,
"sabar , kita tunggu sampe Alexa sadar , Lo harus kuat buat dampingi istri Lo "ucap zio ,
Wilona menatap zio penasaran ,"nanti aku jelasin , kita tunggu orang tua lexa datang,"ucap nya, Wilona mengangguk diam ,
" tolong untuk menjaga pasien , jika terjadi hal seperti tadi langsung panggil dokter atau petugas yang ada , permisi" pamit dokter , bian mengangguk ,
di ruangan ini hanya ada dua brangkar pasien dan itu di isi Wilona dan Alexa , zio sengaja meminta kamar keduanya di satukan , karna mental keduanya masih terguncang dan tak mungkin di tinggal seorang diri ,
zio membenahi selimut Wilona yang tertidur lelap , " bian gue ke kantin dulu , beli makanan dan minuman , Lo mau nitip apa ?" tanya zio , bian masih asik menatap wajah Alexa bahkan tak henti henti bibir nya mengecup tangan Alexa ,
"apa aja , bila perlu beli semuanya" jawab nya malas , tak ada rasa lapar atau pun haus , yang ada hanya rasa marah dan benci yang terus membuncah di relung hatinya ,
"oke"melangkah kan kaki nya keluar,
mata lentik Alexa sedikit terbuka , menatap sekeliling nya silau,
bian tersenyum menatap nya , "ada yang sakit?" tanya nya lembut, bibir Alexa terbuka "nggak"jawab nya lirih
matanya terpejam dan terbuka kembali , kejadian itu masih terbayang jelas di benak Alexa ,
tiba tiba nafas alexa memburu , bian memeluk nya lembut " tenang ada aku di sini " bisiknya lembut ,"om gak akan ninggalin kamu"sambung nya mengusap lembut kepala Alexa ,
napas Alexa kembali normal , menatap samping tempat tidur nya , ada Wilona teman nya di sana ,
"Wilona gak papa kan om?" tanya nya lirih ,
"gak papa semuanya baik baik aja ," jawabnya tersenyum hangat , berbeda dengan hatinya yang menangis pilu , melihat tatapan Alexa yang terus memperhatikan sekitar , bahkan tangannya memegang erat baju bian,
"syukur lah,"lirihnya ,
tak lama zio masuk , mata Alexa menatap awas ke arah pintu , dan bernafas lega setelah melihat zio yang datang ,
di belakang zio mama dan papa yang menatap cemas ke arah putrinya,
"nak , sayang kamu gak papa apa yang sakit" mama menciumi wajah Alexa , papa menatap bengis ke arah bian ,
"saya bilang apa , kamu gak becus jagain putri saya,"tegasnya menatap nyalang ke arah bian ,
bian menunduk tangan nya mengepal erat ya ini memang salah nya tak bisa menjaga Alexa istrinya.
"diem pa , papa juga salah"sentak mama , Wilona sampai terbangun
"stop ma pa , bukan om bian penyebabnya , om bian gak salah yang salah,,,," menghela nafas ,
semua nya menatap Alexa penasaran menunggu Alexa melanjutkan ucapannya ,
...****************...
See you ❤️
(genggam yang erat ya bian heheheh)😘