Bagaimana jadinya jika siswi teladan dan sangat berprestasi di sekolah ternyata seorang pembunuh bayaran?
Dia rela menjadi seorang pembunuh bayaran demi mengungkap siapa pelaku dibalik kematian kedua orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siastra Adalyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Kenapa jadi seperti ini?
Agacia memandang ke arah Alvin yang sedang membawa seragam jurusan.
"Mau di bagi dua gak bawa nya? Itu pasti berat kan" Ucapnya menawarkan diri untuk membantu Alvin.
"Emang kamu kuat?". Jawab Alvin dengan tatapan yang meremehkan.
"Ya jangan semuanya lah, setengah aja"
"Pfft...yaudah nih". Alvin memberikan sepuluh seragam untuk dibawa oleh Agacia.
"Udah segitu aja, kamu kuat kan bawanya?"
"Tambahin lima lagi, punya kamu masih terlalu banyak". Pinta Agacia lagi.
"Yaudah nih "
Alvin dan Agacia kembali berjalan menyusuri koridor untuk sampai di kelas.
.
.
.
Sesampainya di kelas mereka berdua langsung meletakkan barang yang di bawa tadi diatas meja guru.
"Teman-teman, ini ada seragam jurusan dan name tag. Untuk name tag nya harus dipakai setiap hari ya"-Alvin
"Iya" Jawab siswa di kelas DKV itu serentak.
Alvin langsung mengabsen nama-nama siswa untuk diberikan seragam jurusan, dan Agacia membantu untuk membagikan name tag nya.
Saat beres membagikan semua name tag Agacia pun kembali duduk di kursinya.
"Kamu pulang sekolah nanti mau kemana?" Dira bertanya kepada Agacia yang baru duduk di sebelahnya.
"Ke rumah" Jawabnya singkat.
"Oh, gak ada rencana buat main keluar gitu?"
"Gak, kenapa emangnya?"
"Aku mau ngajak kamu ke game center hehe" Kata Dira sambil menggaruk kepalanya.
"Sepertinya hari ini gak bisa, karena hari ini aku bakal di jemput sama kak Arsen" Ucap Agacia.
"Kak Arsen? Kakak kamu?"
"Iya"
"Oh begitu ya, oke deh kalau gitu lain kali kita harus bisa main bareng ya!". Ucap Dira penuh semangat. Agacia mengangguk saat mendengar ajakan Dira itu.
"Selamat siang semuanya" Tiba-tiba ada seorang guru masuk ke dalam kelas.
"Siang pak". Jawab semua siswa.
.....
Pelajaran kembali berlanjut dengan normal.
.
.
.
.
.
Sekarang jam menunjukkan pukul 4 sore, sudah masuk waktu pulang sekolah untuk para siswa di JIS. Para siswa mulai berbubaran dari kelasnya masing-masing, ada yang langsung pulang ke rumah, main, pergi les dan juga ada beberapa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan minat dan bakat selain bidang akademik. JIS sendiri mempunyai berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya basket, sepak bola, tenis, bulu tangkis, taekwondo, karate, drama, paduan suara dan masih banyak lagi.
"Teman-teman, jangan lupa untuk mengisi formulir ekskulnya ya, paling lambat dikumpulkan besok". Teriak Alvin kepada semuanya.
Tiba-tiba Daffa menghampiri Agacia dan Dira lalu bertanya"Sepertinya aku akan masuk klub sepak bola, kalian apa?"
"Aku mau masuk paduan suara dan balet" -Dira.
"Wow, itu keren, ku dengar tidak semua orang bisa melakukan balet karena gerakannya yang lentur dan sulit. Salah sedikit bisa cidera kan?"
"Ya itu benar, tapi untungnya aku sudah tau dasarnya sejak kecil. Karena aku sudah ikut les balet sejak umur 6 tahun". Jawab Dira menjelaskan.
"Syukurlah kalau begitu, bagaimana denganmu?". Tanya Daffa pada Agacia yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.
"Oh entahlah, mungkin karate atau taekwondo?"
"Apa?!" Daffa dan Dira terkejut saat mendengar jawaban Agacia.
"Iya, kenapa?"-Agacia.
"Ahaha, aku kira kamu akan memilih ekskul yang lebih kalem seperti...merajut?. Maksudku, penampilanmu itu sangat kalem dan anggun jadi aku pikir-".
"Yaudah kalau begitu kamu saja sana yang masuk klub merajut, wajahmu itu sangat cocok buat masuk klub merajut daripada sepak bola" Ucapan Daffa langsung di potong oleh Agacia yang jengkel.
"Hing~" Daffa menunduk sedih karena wajah tampannya itu dibilang lebih cocok masuk klub merajut daripada klub sepak bola yang isinya anak-anak macho dan maskulin.
"Aku pulang duluan". Agacia pergi meninggalkan Dira yang sedang membangkitkan kembali semangat hidup Daffa.
"Iya, hati-hati di jalan"-Dira.
Agacia keluar kelas berjalan menyusuri lorong dan menuruni tangga untuk sampai ke lapangan depan sekolah. Disana sudah terparkir mobil BMW berwarna black sapphire, ya itu adalah mobil milik kak Arsen, orang yang paling malas untuk ia temui.
Saat sampai di lantai 1 Agacia berhenti sejenak, ia menarik dan menghembuskan nafas panjang untuk merileks kan dirinya. Setelah itu Agacia kembali berjalan untuk membuka pintu mobil dan duduk di jok bagian belakang.
Kak Arsen yang melihat adiknya sudah masuk ke dalam mobil melalui spion hanya diam dan mulai menjalankan mobil nya ke rumah.
Saat itu suasana di dalam mobil sangat hening, tak ada satupun dari mereka yang berbicara ataupun berniat untuk memulai obrolan. Hubungan adik kakak yang seharusnya saling menyayangi, memiliki komunikasi yang baik, saling peduli dan melindungi satu sama lain mungkin sudah tidak ada lagi dalam hubungan mereka, bahkan bisa di bilang Agacia sangat membenci kak Arsen, dan mungkin kak Arsen pun merasa begitu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku menyandarkan kepala ke jendela dan menatap ke jalanan dimana banyak kendaraan yang berlalu lalang, sesekali juga aku menatap kak Arsen yang dari sini hanya terlihat sosoknya dari belakang. Terkadang aku berfikir, kenapa sejak ayah dan ibu meninggal hubungan kita jadi semakin renggang, apa aku pernah melakukan kesalahan yang fatal sampai kak Arsen menarik diri dan mengabaikanku, dia juga jadi lebih temperamen dan cuek. Padahal dulu dia adalah orang yang paling perhatian dan sangat sayang pada keluarga ini.
"Gak tau ah" Ucapku dalam hati
Kenapa aku jadi memikirkan hal itu sih. Lagipula yang terlebih dulu menarik diri untuk menjauh itu kan kak Arsen, bukan aku. Lalu kenapa juga sekarang harus kak Arsen sih yang jemput, dari tadi kita berdua cuma diam, suasana di mobil juga jadi canggung.
Aku mengambil earbuds lalu memakainya, menyalakan ponsel dan mulai menyetel sebuah lagu. Dari pada terus berada dalam situasi canggung seperti ini lebih baik aku mendengarkan musik sambil melihat jalanan.
"Hmm...ternyata stray junior ngeluarin lagu baru ya,enak juga lagunya"
Aku masih terus mendengarkan musik sambil menyadarkan kepala ku ke jendela, tak butuh waktu lama penglihatanku mulai kabur dan mataku terasa berat. Ah, sepertinya aku mengantuk, tidur sebentar tidak apa-apa kan? Mungkin nanti kak Arsen akan membangunkan ku saat sudah tiba dirumah.
.
.
.
Bersambung...
Panjangin lah thorr/Whimper/