NovelToon NovelToon
TUAN ARGA

TUAN ARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: sheisca_4

Perjuangan seorang Raisa dalam bertahan hidup di sebuah istana yang penuh dengan caci maki

langsung saja yaaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sheisca_4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Mobil yang di tumpangi Raisa memasuki gerbang utama. Kini mobilnya melewati beberapa pohon di samping jalanan. Raisa tersenyum kecut, ketika bayangan dirinya yang sedang kelelahan berteduh di bawah pohon yang cukup besar itu. Lelahnya masih terasa sampai sekarang.

Saat digerbang tadi dia melihat beberapa penjaga. Entah kenapa para penjaga itu terasa seperti tali yang mengikat kebebasannya. Seketika dia merasa sesak.

Para pelayan sudah sigap menyambutnya di depan pintu utama. Dia melirik ke arah taman yang terlihat terang oleh sinar lampu-lampu taman.

Berapa harga rumah ini? Pertanyaan itu muncul di benaknya.

"Selamat datang Nona muda." Mereka menundukkan kepala dan memberi salam.

"Selamat atas pernikahannya."

Lagi-lagi Raisa hanya meresa tercengang. Ini seperti adegan di film konglomenrat yang suka di sambut oleh para pelayannya ketika pulang ke rumah.

Oh begini ya rasanya jadi orang kaya.

Hei Raisa! Jangan terlena. Kau di sini hanya sebagai gadis yang sudah di jual oleh ayahnya. Jangan merasa tinggi hati, kau bahkan tidak memiliki kehormatan lagi. Bahkan posisi mereka lebih terhormat darimu

"Anda pasti lelah, mari saya antarkan menuju kamar anda nona muda."

Seorang wanita paruh baya menuntun Raisa ke dalam rumah. Mungkin itu kepala pelayannya. Raisa hanya menurut mengikuti wanita itu di belakangnya tanpa banyak kata.

"Ini kamar anda dan tuan muda, silahkan masuk."

Raisa ragu, dia tetap diam di tempat menatap pintu yang sudah terbuka.

"Silahkan masuk Nona," kata wanita itu lagi, saat Raisa tak kunjung melangkahkan kakinya.

"Eh baik." Tidak punya pilihan lain selain melangkah maju menuju ruangan yang akan menjadi tempat eksekusinya.

Kamar yang sangat mewah dan indah. Ini cukup untuk lima kamar kostan ku. Batin Raisa.

"Kalau anda ingin ke kamar mandi anda bisa masuk melalui pintu ini dan ini adalah lemari pakaian. Pakaian anda sudah ada di dalam." Wanita itu, tidak kita sebut saja, Busil menunjukan kamar mandi dan tempat pakaian.

Pakaian apaan? Koperku saja masih di lantai bawah.

"Terima kasih Bu--?"

"Anda tidak perlu sungkan Nona, anda boleh memanggil saya Busil."

Setelah Busil keluar, Raisa langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. Meski ranjang itu terlihat sangat menggoda untuk Raisa tiduri tapi dia tidak berani.

Hari ini sangat lelah. Dia menghela nafas panjang. Kembali menguatkan diri bahwa dia harus menerima semua ini. Kedepannya akan lebih sulit lagi jadi kumohon jangan terlalu berlarut dalam kesedihan.

Ini kenyataannya, dia sudah menjadi seorang istri dari pria hebat.

Dia sudah sejauh ini, tidak ada tempat untuk kembali. Yang harus dia lakukan sekarang tetap melangkah maju sambil mengira-ngira sedalam apa jurang yang ada di depan sana.

Sudah cukup istirahatnya, dia beranjak kembali. Dia ingin mandi. Saat di hotel tadi dia hanya berganti baju dan menghapus make up saja. Belum sempat mandi. Dengan langkah gontai dia menuju kamar mandi.

"Tapi tunggu, koperku masih di bawah." Raisa berbalik hendak membuka pintu.

Namun dia urungkan niatnya itu, "Kata Busil tadi pakaian untukku sudah di siapkan, aku takut ke bawah lagi. Tapi bagaimana dengan koperku? Barang-barang berhargaku di sana semua."

Sudahlah urusan koper pikirkan nanti, sekarang mandi dulu lalu tidur. Tubuhku sangat lelah.

Sebelum ke kamar mandi dia sempatkan mengambil pakaian terlebih dahulu.

Wahh apa ini? Ini seperti toko baju yang ada di pasar. Tidak, ini bahkan lebih besar lagi dari itu. Apa aku boleh memakai itu semua?

Lemari pakaiannya dan tuan muda terpisan. Semuanya sudah tertata rapih. Pakaian yang ada di lemarinya adalah pakaian baru. Dia mengambul satu stel pakaian tidur berwarna biru.

Lalu dia masuk ke dalam kamar mandi. Memulai ritual mandinya.

...****************...

Sementara itu di sebuah Club terkenal Tuan Arga mengadakan pesta khusus untuk para koleganya.

Sekertaris Jou berdiri di belakang kursi Tuan mudanya, dengan setia. Dia menatap ponselnya,

"Nona muda sudah memasuki kamar." Setelah membacakan laporan dari Busil.

Arga tak bergeming dia meneguk kembali minumanya.

"Selamat atas pernikahanmu Tuan Arga. Aku turut bahagia." Ujar salah satu kolega, yang ingin mendapatkan investasi dari perusahaan Arga.

"Bagaimana perasaanmu Boy?" Ini salah satu teman Arga.

"Seperti yang dia rasakan." Jawab Arga menunjuk salah satu kolega yang tadi mengucapkan selamat padanya.

pria itu, kita sebut saja Salim. "Benarkah kau sangat bahagia?" tanya Salim nampak tak puas dengan jawaban Arga.

"Jika kau sangat ingin tahu rasanya kenapa kau tidak menikah saja sana." Ucap Arga kesal. Dia menunjuk satu minuman yang tidak beralkohol di tangan wanita yang menjadi pendamping pesta mereka. Dengan hati-hati wanita itu meletakan botol itu di tangan Arga.

"Aku masih terlalu muda untuk menjadi seorang suami." Jawabnya. Teman tuan muda yang satu ini agak sedikit manusiawi.

"Kau sudah menginjak usia 30." Ucap Arga.

Seketika semua orang di ruangan sana tertawa. Ada yang tertawa karna lucu. Ada yang ikut-ikut saja melihat orang lain tertawa.

Semakin larut obrolannya semakin berat. Apalagi yang akan di bahas oleh seorang pengusaha jika bukan berbinis?

.

.

Tawa masih memenuhi ruangan. Mereka berbicara di selingi sesekali nyanyian dari para wanita.

Sekertaris Jou beranjak dari duduknya ketika mendengar keributan di balik pintu. Belum dia sempat membuka pintu, pintu sudah terbuka lebar. Muncul seorang remaja laki-laki dan dua orang pelayan.

"Kalian mengurus anak kecil saja tidak becus, sampai membuat keributan tidak berguna seperti ini." Dua pelayan itu menunduk ketakutan.

"Maaf Tuan, Tuan muda memaksa ingin masuk." Dua pelayan itu bergetar ketakutan.

"Di mana Kakak Jou?" Tanya remaja laki-laki tak sopan.

"Minggir." Ujar remaja itu mendorong pelayan yang menghalangi jalannya.

"Kakak! Kenapa kau tega sekali menikah tidak mengundangku." Protes Juan yang merupakan adik bungsu Tuan Arga.

Arga menatap Jou, meminta penjelasan kenapa bisa adik bungsunya bisa ada di tempat terlarang ini.

Jou menunduk, dia kecolongan. Sungguh Juan ini anak yang licik dia busa mengelabui para penjaga.

"Maaf Tuan muda. Juan kabur saat perjalanan menuju sekolahnya. Maaf atas keteledoran saya."

"Keluar semua!" Mendengar perintah semuanya diam dan hanya menurut saja. Satu persatu semuanya keluar. Hanya Jou yang hanya diam.

"Kau juga, Jou."

"Baik Tuan muda." Jou menunduk hormat, sebelum pergi dia menatap tajam pada Juan, yang di tatap hanya menunduk saja.

Sejujurnya dia takut, berduaan saja dengan kak Arga. Nyalinya hanya sebatas sekertaris Jou saja.

"Ambilkan aku minum." Arga berbicara setelah Jou menutup pintu.

Tanpa banyak kata Juan mengambil minuman bersoda yang ada di kulkas lalu meletakkannya di meja.

"Harus dengan cara apa supaya kau nurut." Satu kalimat yang membuat Juan bergetar takut.

"Apa? Aku tidak membangkang lagi. Ini juga salah kau, kenapa menikah tidak memberitahuku? Aku ini adik kakak bukan?" Protesnya persis anak kecil yang sedang membela diri.

"Kau lupa apa yang aku katakan ketika kau pergi ke pengasingan? Kita bukan keluarga lagi selama kau di asingkan. Jadi sudah mengerti kenapa aku tidak mengundangmu?"

Deg. Juan menunduk, kedua tangannya dua keringat dingin.

"Tapi aku masih menganggapmu keluarga, tidak peduli kau berbuat jahat padaku." Cicitnya.

"Kau masih tidak tahu diri ya. Kembali lah. Jangan melewati batas."

"Kak Arga, aku ingin pulang. Aku ingin melihat seperti apa wanita yang kau nikahi."

"Kau sudah melihatnya di berita."

"Kakak." Juan merengek.

"Baiklah jika kau tidak mengizinkan aku pulang, tapi biarakan aku bertanya. Apa kau sudah tidak mencintai Kak Herlina?"

Air muka Arga berubah, tidak selembut tadi. "Sudah kubilang jangan menyebut nama wanita itu dengan mulutmu." Ucapnya dengan nada keras.

"Kenapa sih Kak?! Kak Herlina sudah sangat baik pada keluarga kita. Dia bahkan sangat mencintai kakak dengan tulus."

"Sepertinya waktu pengasinganmu harus di perpanjang lagi."

****************

Keesokannya Arga tidak pulang ke rumah. Dia terlalu kacau untuk pulang. Masalah Juan dia sudah aman dan kembali ke tempatnya. Pagi ini dia berangkat dari hotel menuju kantor.

"Nona muda meminta sarapan di kamar, tuan. Namun Busil membujuknya untuk ke bawah." Jou melapor. Dia melirik spion melihat reaksi Arga. Namun pria itu tak bergeming dai tetap memejamkan matanya.

"Bagaimana dengan ibu?" Arga bersuara setelah cukup lama diam.

"Ibu tidak keluar kamar, beliau juga meminta sarapan di kamar. Begitu juga dengan nona Monica."

"Hmm, kita makan siang di rumah Jou, beritahu Busil untuk menyiapkan semuanya."

"Baik Tuan."

1
si cuek
bagussss seruuuuuu. sering up bab yaaa
si cuek
ayoooo up lagiii
si cuek
ko makin pendek si kak babnyaaa
si cuek
udah aku likee
si cuek
Itu kan rumah Arga😭
si cuek
memang nikah benerankann, pernikahan kalian tercatat di hukum yaaaa😭😭
si cuek
Arga di sini keren haha
si cuek
sekertaris Jou aku kaget ternyata anda bisa marah juga yaaa
si cuek
hei Raisa putuskan lah pacarmu itu tidak ada apa-apanya di banding Arga
si cuek
wanita jelek itu nanti yang akan jadi istrimu Arga. hati-hati jatuh cinta nantinya
si cuek
benar bagaimanapun sikap dia pada kita, dia tetaplah ayah. cinta pertama anak gadisnya.
sheisca_4
oke lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!