Kim Da Mi harus menikahi Yoo Jae Suk, cucu dari presdir Yoo yang sudah berjanji pada kakeknya. Meskipun perasaannya masih tersisa untuk aktor tampan Wi Ha Joon.
Akankah dia mampu menekan perasaannya pada aktor tampan itu, sedangkan dia harus tetap bekerjasama dengannya untuk menangani Rumah Pelangi miliknya?
Yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Hyun Jin dan Ha Joon datang ke kantor Mirae, dia melihatnya dan langsung menyentuh jaket bosnya yang sedang bicara di sebelahnya.
"Apa? " tanya Dae Han.
"Itu! " tunjuk Mirae dengan bibirnya dengan sedikit maju.
Dae Han menatap ke arah Ha Joon yang berjalan menuju dirinya.
"Waahhh, kau masih punya urat malu datang kemari" ucap Dae Han kesal.
Dia menggulung sebuah berkas kemudian memukul kepala Ha Joon.
"Sakiit bos! " keluh Ha Joon.
Mirae menertawakan.
"Baru menjadi pencarian nomor satu di internet saja kau sudah sombong, apalagi kau menjadi aktor terkenal? Apa maksudnya dengan tidak datang pagi tadi?" Dae Han mulai berjalan menuju kantornya.
Ha Joon dan Hyun Jin mengikuti, tapi Mirae tidak, dia hendak pergi ke ruangan lain.
"Mirae....! " seru Dae Han.
"Ya Bos! " Mirae berbalik dan langsung berada di sisinya.
"Urus dia dulu, baru urus yang lain! " ucap Dae Han menunjuk Ha Joon.
"Ok! " Mirae mengedipkan matanya.
"Maaf, aku tak bisa bangun sampai tadi malam" ucap Ha Joon.
"Kenapa? Kau tidur dengan wanita? Dia menindih mu sehingga kau tidak bisa bangun? " Dae Han bicara seenaknya.
"Tidak Bos, mana ada wanita yang mau pada aktor kecil seperti ku" ucap Ha Joon.
Mirae mengangkat alisnya mendengar ucapan Ha Joon yang berkecil hati.
"Lalu kenapa? Kau tahu berapa kerugian yang harus ku bayar? Tidak sedikit, bagaimana aku bisa membayarnya jika begini? " Dae Han melempar berkas ke meja.
"Maafkan aku Bos, aku benar-benar tidak bisa bangun. Mungkin karena kemarin pertama kalinya aku pulang, jadi aku tidak bisa mengendalikan mata dan tubuhku untuk tidur. Kau tahu beberapa bulan ini aku bahkan tidak istirahat karena mengerjakan drama itu" jelas Ha Joon.
"Heh, kau berlagak seperti pemeran utama saja. Lalu, untuk apa kau kemari, untuk membujuk ku supaya mengganti harinya? Tidak bisa, acara sudah lewat. Aku sudah membatalkan semuanya. Silakan kau bayar semua kerugian ku dengan bekerja keras seumur hidup mu" Dae Han berdiri hendak pergi.
"Aku akan membayarnya Bos" ucap Ha Joon.
Dae Han terkejut, dia berbalik dengan melipat tangannya.
"Jangan bercanda, kau mengejek ku? " ucap Dae Han merasa Ha Joon hanya berbual.
"Tidak, aku datang untuk membayarnya. Berikan nomor rekening bank nya" Ha Joon mengeluarkan ponselnya.
Mirae menganga, Dae Han mencubitnya kecil untuk cepat memberikan nomor rekeningnya.
Mirae membuka ponselnya dan mengirimkannya langsung pada Ha Joon.
Beberapa saat menunggu, notifikasi di ponsel Dae Han muncul. Matanya membulat dan beralih pada Ha Joon.
"Sudah sampai kan? " tanya Ha Joon memastikan.
"Ya, sudah. Terima kasih" ucap Dae Han sedikit terkejut, tapi lega karena dia tak harus menanggung kerugiannya.
Mirae terheran, dia menatap aneh pada Ha Joon. Tapi Ha Joon terlihat senang dan percaya diri.
Kemudian, Ha Joon mendapat telpon.
"Ya, ini aku! " jawab Ha Joon.
Mirae penasaran siapa yang menelponnya. Dia mengikuti Ha Joon untuk memintanya datang ke acaranya.
Sampai di dekat tangga darurat, Ha Joon keluar dan bicara di sana. Hyun Jin meninggalkannya, tapi Mirae menunggunya.
Cukup lama Ha Joon bicara, Mirae tak sabar, dia membuka pintu dan mendengar percakapannya.
"Kau gila? Ini terlalu banyak, apa yang harus aku katakan padanya? Tidak mungkin aku mengatakan kalau semua itu uang ku! " ucao Ha Joon.
Mirae mengerutkan keningnya.
"Baiklah, aku akan katakan itu dari teman ku, sesuai keinginan mu, aku tidak akan menyebutkan nama mu. Semoga saja Da Mi tidak penasaran dan mencari tahu. Karena jika dia tahu tentang ini, aku tidak akan bisa menunjukkan wajahku lagi di hadapannya" ucap Ha Joon.
Mata Mirae membulat, dia membicarakan Da Mi. Mirae semakin mendekatkan telinganya.
"Apa yang kau lakukan? " tanya Ha Joon yang sudah ada di hadapannya.
Mirae tersenyum bodoh.
"Aku ingin mendengarkan tapi tak berhasil" jawab Mirae bersikap bodoh.
Ha Joon mengira dia dengar semua pembicaraannya dengan Michael. Dia berjalan keluar dan hendak meninggalkannya.
Mirae hendak mencegah, tapi Ha Joon berbalik.
"Tentang acara itu, aku akan ikut. Beritahu jadwalnya lebih awal, karena ada kontrak lain yang sedang aku kerjakan juga" ucap Ha Joon.
"Ya, baik bos! " Mirae bersemangat.
Tapi kemudian wajahnya berubah.
"Dia bicara dengan siapa? Uang? Da Mi? "
Mirae semakin penasaran, tapi kemudian dia menepuk dahinya.
"Aku lupa, aku harus beritahu yang lainnya bahwa Ha Joon setuju" Mirae pergi dengan riangnya.
#
Hyun Jin melipat tangan menunggu Ha Joon datang.
"Kita harus kemana? " tanya Ha Joon.
Hyun Jin tak menjawab.
"Kenapa? Kau sedang mogok bicara?" tanya Ha Joon membuka pintu mobilnya.
"Kau tidak memberitahu aku darimana uang itu berasal, sepertinya aku sudah tidak dibutuhkan lagi" ucap Hyun Jin seraya duduk.
Ha Joon menatapnya kemudian tersenyum.
"Tentu saja dari Michael Yoo, Yoo Jae Suk. Cucu dari Yoo Min Hyuk yang sangat kaya itu. Memang selama ini aku punya uang dan bisa membayar mu itu dari mana? Dari mereka!" Ha Joon marah.
Hyun Jin merasa sudah menyinggung Ha Joon.
"Sial, kenapa aku harus selalu dibantu olehnya" Ha Joon menendang tanpa tumpuan.
"Maaf, aku..... " Hyun Jin merasa bersalah.
Ha Joon mengambil nafas dalam. Dia mencoba mengendalikan diri.
#
"Benarkah? " Da Mi tak percaya dengan apa yang dikatakan Mirae di telpon.
"Hmmm, dia membayar penalti dan berjanji akan datang ke acaraku. Terimakasih Da Mi, berkat mu, aku bisa mendapatkan bonus" ucap Mirae.
Tapi kemudian terdiam mengingat apa yang dibicarakan Ha Joon di telpon.
"Da Mi! " Mirae hendak bicara.
"Hmmm! " jawab Da Mi yang masih berpikir.
"Kau dengan Rumah Pelangi mu itu, apa semua baik-baik saja?" tanya Mirae.
"Ha Joon sudah mengambil proposalnya, kurasa dia mendapatkan donatur lagi" jawab Da Mi.
"Kau bertemu dengannya? " tanya Mirae.
Da Mi menatap ke arah Ha Joon yang sedang membaca seluruh proposal di meja kafe dekat stasiun televisi, tempat mereka bertemu.
"Aku sedang bersamanya, aku menerima telpon dan menjauh. Kau yakin dia sudah membayar penalti nya? " Da Mi bertanya lagi untuk memastikan.
"Sudah, ya sudah. Jangan katakan aku menelpon. Katakan hal lain saja, berbohong sekali ini, aku tidak mau dia curiga aku selalu membicarakan tentang dia dengan mu" ucap Mirae.
"Hmmm, bye! " Da Mi menutup telponnya.
Da Mi kembali duduk.
"Ok, aku sudah mengatakan semuanya pada teman ku. Sebentar lagi dia akan mengambil keputusan" ucap Ha Joon seraya tersenyum.
"Ha Joon si"
"Ya! "
"Kau pasti sangat dekat dengan teman mu, kau bisa mengatakannya lewat pesan, tidak secara langsung" ucap Da Mi.
"Hmm, ya. Kami berteman sejak kecil. Karena kami punya alergi yang sama. Jasmine" jelas Ha Joon.
Da Mi hanya mengalihkan pikirannya dengan pertanyaan lain, tapi dia tetap memikirkan mengapa Ha Joon bisa membayar semua itu, ditambah menjamin rumah pelangi.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>