NovelToon NovelToon
Kecewa

Kecewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Nasib memang tidak bisa di tebak. ayah pergi di saat kami masih butuh perlindungannya. Di tengah badai ekonomi yang melanda, Datang Sigit menawarkan pertolongan nya. hingga saat dia mengajakku menikah tidak ada alasan untuk menolaknya.
. pada awalnya aku pikir aku sangat beruntung bersuamikan pria itu.. dia baik, penyayang dan idak pelit.
Tapi satu yang tidak bisa aku mengerti, bayang-bayang keluarganya tidak bisa lepas dari kehidupannya walaupun dia sudah membina keluarga baru dengan ku.
Semua yang menyangkut keluarga harus di diskusikan dengan orang tuanya.
janji untuk membiayai adik-adik ku hanya omong kosong belaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Mas, kau sangat pilih kasih. kau bilang tidak ada uang saat ibuku mau minjam. Tapi saat ibu mertua butuh, langsung kau berikan." aku protes padanya.

"Ini kasusnya lain, May. Dino sedang di tahan di kantor polisi. Ibu takut dia mendapat perlakuan yang tidak baik dari mereka."

"Harusnya biarkan saja dia di tangani pihak berwajib. kalau kalian bela terus, setiap di tang,kap di tebus terus. Dia merasa ada keluarga yang selalu siap membebaskannya. lalu kapan sadar nya?" aku benar-benar jengkel oleh ulah mereka.

"Sedangkan Rani dan Didit, mereka sudah punya keluarga sendiri. Kenapa sedikit -sedikit harus melibatkan mu dalam urusan mereka? ajari mereka untuk mandiri, Mas..!" ucapku sengit.

Mas Sigit terdiam. mungkin dia merenungkan semua ucapanku.

Tapi ibu mertua datang dan menarik tangan suamiku.

"Ayo, ibu sudah siap!"

Mas Sigit menatapku.

"Kenapa? kau takut pada May? Atau dia melarang mu?" sergahnya tidak suka.

"Aku tidak melarangnya, Bu. cuma mengingatkan agar Dino menyadari kesalahannya, dan mas Didit bisa mandiri." jawabku pelan.

 " Siapa kau sok mengatur rumah ini? Kau keberatan kalau Sigit mengeluarkan uang untuk kami keluarga nya?"mata wanita itu menyala menatapku.

"Bukan begitu maksudku..."

"Lalu apa? Jangan coba merusak apa yang sudah ada. Kau hanya orang luar yang kebetulan masuk menjadi anggota keluarga." kata-kata ibu mertua sangat pedas di telingaku.

"Itulah tujuanmu masuk kedalam rumah ini. Tapi ingat jangan harap kau bisa mengambil Sigit dari kami...!"

kemudian dia menatap mas Sigit.

"Git, ayo..! ibu tidak mau kau semakin terpengaruh wanita ini."

Dengan patuh mas Sigit mengekor di belakang ibunya.

Aku kembali teringat ucapan mas Sigit saat pertama kali menikah. saat itu keuangannya belum sebagus saat ini. Saat itu kami sedang menikmati jalan-jalan sore.

Kami melewati sebuah bangunan mewah milik seorang juragan besar.

"Bagus, ya Mas? Suatu saat aku juga ingin punya rumah seperti itu." ucapku tersenyum.

""Kalau aku tidak, May. Bagiku aku cukup ada tempat berteduh saja. Yang terpenting adalah adik-adik ku. Aku rela hidup menderita asal mereka bahagia berkecukupan."

Jawabnya saat itu.

"Kalau aku tidak, aku dan anak ku harus punya tempat yang nyaman." aku kembali menjawab argumennya.

"Lalu, apa aku harus menjual ginjalku untuk memenuhi impian mu itu?" suaranya meninggi.

Aku terpana. Apa yang salah dengan impianku itu. kenapa dia semarah itu? Dari situ aku tau kalau hidupnya didedikasikan hanya untuk keluarganya saja. bukan keluarga yang baru dia bina bersamaku.

sudah sangat jelas bagiku. Aku dan Bulan tidak ada tempat lagi di rumah ini. Karena itu aku mengemas barang ku yang tidak seberapa.

 Tapi mas Sigit datang dan menahan tanganku.

"kau mau kemana?"

"Aku mau pulang kerumah ibu." jawabku acuh.

"Tidak..! Kau tidak boleh pergi."

Aku menatapnya dengan bingung. Bukankah aku tidak ada arti baginya?

"Aku tau kau tersinggung dengan ucapan ibu.

Aku juga sadar kalau kita tidak sepaham. Tapi tolong jangan pergi. Demi Bulan..." sorot matanya terlihat memohon.

"Aku juga manusia biasa, Mas. Aku bisa tersinggung dan sakit hati. setelah apa yang g terjadi kau menahan ku untuk tetap tinggal? Kau dengar sendiri kata ibumu. Kau itu milik keluarga mu. Bukan milik kami." aku tersenyum hambar.

Pria itu berlutut di hadapanku.

"Aku tau itu. Karena itu aku minta maaf atas nama ibuku. Aku tidak mau berpisah denganmu." pintanya tergugu.

Aku heran. Mas Sigit yang biasanya keras dan angkuh ternyata takut juga kehilangan aku dan anaknya.

"Tapi keputusanku tidak bisa berubah. Aku harus pergi ketempat di mana orang menghargai ku.." aku sengaja menyindirnya.

Dia semakin terisak sambil memegangi lutut ku.

"Aku akan berusaha merubah diriku. Merubah pola pikir ibu.." ratapnya di sela tangisnya.

Bagaimanapun aku terenyuh juga melihat pria yang sudah empat tahun bersamaku itu.

Walaupun aku menuruti keinginannya untuk tidak pergi. tapi janjinya aku pegang.

Memang, selama seminggu itu perlakuan ibu mertua dan yang lainnya berubah manis padaku. entah itu tulus atau pura-pura. Aku juga tidak mengerti.

Mas Sigit juga banyak menghabiskan waktu bersama kami. Aku bersyukur. Aku pikir itu akan terjadi terjadi seterusnya.

Hingga suatu sore kejengkelan ku kembali lagi.

Saat itu aku sedang memandikan Bulan. pas di saat itu pula mas Sigit pulang.

Rani langsung menyuguhkan kopi seperti yang bisa aku lakukan.

"Mas, kau pasti capek. Ini kopinya.." mas Sigit menerimanya dengan heran.

"Kau pasti mencari Mau, dia sedang tidur menemani Bulan." ucap wanita itu.

Walaupun merasa heran Sigit terdiam.

"May, kata Rani kau sedang menemani Bulan tidur." ucapnya saat melihatku membopong Bulan yang terbungkus handuk.

"Tidak, aku sedang mandikan, Bulan. Kau sudah lama pulangnya?" tanyaku seraya menatap kopi di tangannya.

Biasanya akulah yang membuatkan kopi untuk nya saat pulang kerja.

"Ah, iya.. Karena ku pikir kau sedang istirahat, aku terima kopi yang di buatkan oleh Rani." jawabnya jujur.

Walaupun merasa aneh. Aku terdiam. Mungkin saja Rani berbaik hati karena melihatku sedang sibuk.

"Iya, sudah. Gak apa-apa." jawabku tersenyum. Semua berjalan normal.

Tapi besok paginya. Rani menghampiriku di dapur.

"May, Bulan menangis, tuh..!"

"Masa, Mbak. tadi baik-baik saja." jawabku sambil terus menyiapkan bekal makan siang suamiku.

"Lihat sana..! Biar aku yang lanjutkan." ucapnya sembari mengambil kotak makan yang biasa ku pakai.

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih, ya.." ucapku tanpa curiga.

Aku meninggalkan dapur. Tapi anehnya Bulan yang katanya sedang menangis, anteng saja dengan mainannya.

"Ini bekalnya, Mas." ucap Rani tersenyum manis.

Sigit agak kaget juga kenapa Rani yang memberinya bekal makanan.

"May, di mana?"

"Biasalah, May lebih perduli pada anaknya ketimbang mas Sigit."

Sigit semakin heran.

"Bukan begitu, biasanya juga dia mengurus ku. Tapi mungkin saat ini Bulan sedang rewel. Biar ku lihat sebentar.

Sigit hendak ke kamar melihat keadaan Bulan. tapi lagi-lagi Rani mencegahnya.

"Buat apa, Mas? kan sudah ada aku disini." ucap ya tersenyum genit.

"Rani..! Apa yang kau katakan. Sadarlah." Sigit mengguncang lengan iparnya.

Rani semakin berani. Ruangan itu sedang sepi karena semua sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Kau sudah tidak waras.." Sigit berusaha menghindar saat Rani berusaha menciumnya.

"Aku memang sudah tidak waras. Dan itu semua karena keluarga ini. bayangkan saja Suami ku tidak punya pekerjaan. Dia harus selalu bersembunyi di ketiak ibu dan kakaknya.apa yang bisa aku harapkan dari lelaki macam dia..?" Rani semakin lupa diri.

Saat itu Didit datang dan melihat keadaan istrinya yang berusaha mencium Sigit.

Didit terpaku menyaksikannya.

"Dit, tolong aku. pegang istri mu ini." pekik Sigit.

Didit masih tertegun.

"Dit, kau dengar kata-kata ku..?"

Dengan wajah datar, Didit menarik tangan Rani dengan kasar.

Sigit membenarkan kerah bajunya. Nafasnya terengah-engah.

"Entah apa yang terjadi di kamar Didit saat ini? Aku harap dia tidak salah paham padaku." gumam Sigit.

"Mas,..?"

"Kau mengejutkan ku saja, May..."

"Ada apa, Mas? Kenapa belum berangkat? Bukankah mbak Rani sudah memberikan bekalnya?" tanyaku beruntun.

Wajah mas Sigit terlihat aneh. Ku rasa dia menyembunyikan sesuatu.

"I-iya.. Ini bekalnya. Aku berangkat, ya." dia langsung nyosor pergi.

Asa apa dengannya? Aku harus mencari tau.

💞Mana dukungannya dong...?

1
Yuliana Tunru
smoga cepat sembub thorr..bikin kesal makin pjg salah paham x..tara kenapa apa gangguan emosi krn cedera kepala atw terbiasa di manja
Yuliana Tunru
salah paham.ygnberujung tak.jelas sigut kepedean bgt toolak may dan saat keputusqn cerqi ttp bertahqn ceraiii agam yg tegas klo hqnna bkn iatrimu
Yuliana Tunru
hati adam sedang galau jg terluka sslingbterbyka biar selesai masalah x krn pria bkn peramal yg tau hati wanita
Lissaerlina
sampai kapan kamu menyadarinya May kalau dr. Agam menyukaimu.. lanjuttttt
Yuliana Tunru
msh sulit nebak jomblo atw gmn sih bikin may jd salah paham
Faulinsa
Duh May,kamunya nggak peka.Mungkin maksud dokter Agam istri masa depannya.Istri masa depan yang butuh perjuangan panjang untuk mendapatkannya, mulai dari proses perceraian sampai nunggu masa iddah sampai nunggu waktu yang tepat untuk meminangmu. Istri masa depan yang benar-benar harus diperjuangkan.. cie.. kalau jodoh nggak bakal kemana kok dok.. lanjut pak dokter...
Faulinsa
Duh sudah jatuh tertimpa motor, coba kambingnya ikut nyungsep pasti bakal dikambing hitamkan, kasihan nasibmu mbing. Semoga nasib baik senantiasa di pihak May,semoga segera menjanda. janda yg sukses ya May
Yuliana Tunru
sigit msh z bodoh dan tunduk bgt sama rani pdhl.mau bangga apa pd rani.klga mu kyk jongos x z.blm nikah sdh seenak x ank x z tak mau diurusi
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻
Faulinsa
Bagus May, jangan kasih kendor.Thor kayak nya Rani perlu dikasih bumbu pedas deh biar sadar diri. Coba kalau kemarin pas anaknya Rani dioperasi butuh donor darah, misal tu bocah bukan keturunan keluarga Sigit. Pasti bu mertua sudah kebakaran rambut deh/Awkward//Awkward/
Yuliana Tunru
itu tuh mantu kesayanga mu dimibta uang b7ay operasi ank x malah byj alasan suruh pergi z toh blm jikah dgn sigit knp bisa tingfal sermh smoga digosipin orang biar malu tara jg sifat x kyk rani kebiasaan dituruti ..cova z dgn bilan di ksh mskan x ndk karma kalian tuh..
Yuliana Tunru
benar2 karma kontan apa klfa sigut benar2 nyesal dgn semua sikap x tp sigit msh jg bela2in tara tanpa tanya gmn bulan apa hati x tdk ada rasa sayang pd bulan toh rezki buat istri tp diberikan ke ipar jdvsujses dan tdk x sigit ttp jg may tak merasakan x..cerai z segera biar usai cerita
Yuliana Tunru
ya ampun sigit msh z gitu lagak sangat conta tp nol saat berprinsip jg tak bisa bela ank istri siap2 kehilangan ya toh kau pun sdh lama tak ada di hati may dan bulan
Lissaerlina
mau sampai kapan kesedihan may berakhir??perpisahan jalan terbaik??? lanjuttttt
Yuliana Tunru
perlihatkan lebam.di tubuh bulan dan kata2 dokter klo bulan demam krn tak diberi makan jg di siksa waktu x ksu tegas may untuk minta cerai dsn tak ada kata2 lg cukup sdh semua x
Lissaerlina
semoga Bulan baik-baik aja dan segera sehat, mending pisah aja may...dan menikah dengan dokter Agam.... lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Lissaerlina
lanjuttttt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
Faulinsa
kok sejak kematiannya kak??
Yuliana Tunru
akhir x may mencari bulan sedikit z terlambat cm bisa tangisi jasat..thor typo tuh tulis kematian bulan pdhl msh hidup ayo lapor polisi lgsg aplg saat lihat bekas2 biru penganiayaan rani biar sigit dan klga x tak bisa lg byk tingkah pokok x may bisa cerai..thanks jg buat mu thorr ssh kasih cerita bagus yg bikin q gemes yiap bab x 👍👍👍💪💪💪
balqis: makaci support nya🙏
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga may punya firasat pd bulan dan datang ke emh sigit jgn sampai bulan kenapa2 jd tskut thor klo bulan meninggoy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!