NovelToon NovelToon
Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Pemuda tampan yang sakit-sakitan dan pengangguran di usianya yang telah 30 tahun meski bergelar sarjana, ia dicap lingkungan sebagai pengantin ranjang karena tak kunjung sembuh dari sakit parah selama 2 tahun.

Saat di puncak krisis antar hidup dan mati karena penyakitnya, Jampi Linuwih, mendapat kesempatan kedua.

Jemari petir, ilmu pengobatan, hingga teknik yang tak pernah ia pelajari, tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Ia dipilih langit untuk mengemban tugas berat di pundaknya.

Mampukah ia memikul tanggung jawab itu? Saksikan perjalanan Jampi Linuwih, sang Tabib Pilihan Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30_ Kelompok Bersenjata

"Oh, saya hanya ingin menikmati suasana malam di pantai pak. Sudah lama..", belum selesai ia menyelesaikan kalimatnya, orang tua itu memberinya kode untuk menutup mulut.

Tak lama, terdengar riuh suara orang berjalan menyusuri pantai. Jampi pun mencoba mengintip dari lubang jendela. Ia melihat belasan orang memegang senjata api, mulai dari senapan serbu hingga pistol. Mereka membawa senter sorot bertipe cree untuk menyisir area pantai.

Setelah mereka pergi, Jampi pun menoleh ke arah orang tua yang tadi ada di belakangnya. Namun, orang tua itu sudah pergi entah ke mana.

" Pak, pak?", Jampi mencoba memanggil pemilik rumah. Namun, suasana rumah begitu hening. Meski sederhana, rumah itu memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar tamu. Ruang tamu, dapur, dan ruang makan menjadi satu. Kamar mandi terpisah berada di luar rumah. Hanya dengan penerangan lampu air garam, sudah cukup untuk mereka hidup di sini.

Jampi masih mencoba mencari keberadaan sang pemilik rumah. Namun, sampai ke belakang pun, ia tak menjumpai sosok lelaki tua itu.

"Ah, mungkin sudah istirahat di kamarnya", batin Jampi. Ia pun mengurungkan niat untuk keluar rumah dan kebetulan ia memang harus cukup istirahat.

Keesokan paginya, usai sholat subuh, Jampi keluar rumah dan melihat-lihat kondisi sekitar. Kepalanya sudah tidak pusing, matanya tidak berkunang-kunang, dan tak ada lagi mimisan apalagi muntah darah.

Jampi terus berjalan menyusuri pantai. Ia bisa saja segera pergi meninggalkan pantai dan mempercepat kepulangannya ke kota Jahe. Namun rasa penasarannya terhadap rombongan pria tadi malam, membuat ia ingin mencari tahu lebih dalam.

" Semoga jejak mereka masih ada", gumam Jampi. Ia terus berjalan mengikuti jejak langkah beberapa orang kemarin malam. Mereka tidak berjalan sangat berdekatan dengan pantai, sehingga jejak mereka masih bisa dilacak.

"Aneh sekali", gumam Jampi berpikir keras. Sepanjang perjalanan, ia melihat beberapa rumah. Namun, tak satu pun penduduk lokal yang ia temui kecuali orang tua dan perempuan muda itu.

" Apa aku masih ada di dunia jin?", batin Jampi. Karena ia sering membaca cerita petualangan mistis, di mana nara sumber mengunjungi beberapa kampung ghaib dan dijamu dengan makanan para jin.

Saat sedang asyik menyusuri jejak, ia dikejutkan dengan suara pak tua itu lagi.

"Kamu mau ke mana?", tanya pak tua yang tiba-tiba ada di belakangnya tanpa dia ketahui.

" Uh, mengagetkan saja pak!", ujar Jampi sembari mengelus dadanya.

"Kembali lah ke rumah atau kembali lah ke asalmu. Apa yang membuatmu penasaran bisa membuatmu terbunuh", wejang pria tua itu.

Glek

Jampi menelan ludahnya. Pria tua di hadapannya layaknya cenayang.

" Apa bapak tahu ke mana arah kota Jahe?", tanya Jampi yang bimbang, apakah dia akan melanjutkan penelusurannya atau kah kembali ke kota Jahe.

"Masuk lah ke hutan ini. Ikuti saja jalan setapaknya, kamu akan sampai di kota Rampai. Di sana, kamu bisa naik kendaraan umum untuk sampai ke kotamu", jawab pria tua itu.

Jampi yang masih penasaran, menoleh ke arah jejak para pria yang mengarah ke tebing besar yang membatasi pantai.

" Tapi, ke mana orang-orang kemarin pergi?", tanya Jampi. Namun, saat ia menoleh kembali ke arah orang tua itu, sosok itu sudah lenyap. Sontak bulu kuduk Jampi pun meremang.

"Duh, apa lagi ini? Apa ini juga kampung setan?", lirih Jampi. Ia pun kembali ke arah rumah untuk berpamitan kepada pria tua dan gadis yang telah menyelamatkannya.

Tok tok tok

Jampi mencoba mengetuk pintu kamar pria tua itu.

" Hem, ada apa nak?", jawab pria tua itu setelah membuka pintu.

"Saya mau pamit pak. Terima kasih atas pertolongan dan kemurahan hati kalian. Nama saya Jampi Linuwih, siapa nama bapak dan putri bapak itu?", Jampi mencoba mengenal lebih dekat sosok penolongnya.

" Aku Budi dan putriku Rani. Tinggal lah semalam lagi, kenapa harus tergesa-gesa pergi? Kesehatanmu, apakah sudah pulih benar? Kamu pingsan selama 2 hari sejak kami bawa ke rumah ini", ujar pria tua itu membuat Jampi terkejut.

"Sebenarnya sudah lumayan baik. Hanya saja..", Jampi merasa tidak sopan jika menanyakan perihal penduduk di kampung ini dan siapa orang-orang yang ia lihat kemarin malam.

" Kemari lah", ajak pak Budi sembari memegang punggung kiri Jampi. Ia mengajaknya menuju ke belakang rumah. Tepat di samping pohon bakau, ada sebuah pusara bertuliskan 'Vani'.

"Kampung ini dulunya cukup banyak penduduknya dan selalu ramai hampir setiap malam kecuali ada badai. Sampai satu waktu, segerombol orang datang. Mereka mengambil paksa setiap orang yang mereka temui. Terkadang empat, terkadang bahkan satu orang membawa satu orang penduduk desa", pak Budi menghentikan ceritanya sejenak.

" Kami selalu diteror sejak saat itu. Tempat ini jauh dari kota. Kami hanya berukuran satu rukun warga, puluhan rumah saja. Bahkan untuk mencapai kota, kami harus menempuh jalan setapak di hutan yang tidak kalah berbahaya daripada segerombolan orang itu", mata pak Budi mulai berkaca-kaca.

"Satu saat, seorang pahlawan datang dan melawan para perusuh itu. Ia berhasil menumbangkan lebih dari belasan, sehingga mereka menahan diri. Mereka mengaku hanya ingin berjalan lewat kampung ini.

Syarat mereka hanya satu. Jika ada warga yang mereka temui setelah maghrib, berjumpa dengan mereka, maka tak ada jaminan keselamatan bagi mereka. Mereka juga berjanji bahwa tak kan mengobrak abrik atau merusak perkampungan kami asalkan tidak dihalangi untuk lewat sini", lanjut pak Budi.

Jampi hanya mendengarkan cerita itu dengan seksama. Hanya saja, nampak alis Jampi yang semakin berkerut bingung tentang identitas para pria bersenjata dengan pusara di hadapannya.

" Dia adalah kakaknya Rani, mungkin dia seumuranmu sekarang. Hanya karena dia telat bersembunyi saat para perusuh itu datang, kini ia tinggal nama di atas pusara kosong", tangis pak Budi pun pecah, ia merasakan pilunya kehilangan salah satu putrinya dan tak bisa berbuat apa-apa.

"Apakah saat itu, pahlawan itu tidak muncul?", heran Jampi karena ada kejanggalan dalam cerita pak Budi menurutnya.

" Kami tidak mengenal siapa dia, di mana ia berasal atau tinggal, juga tak tahu bagaimana menghubungi pria itu", jawab pak Budi setelah reda isak tangisnya.

"Apa bapak tahu ke mana putri bapak dibawa?", tanya Jampi.

" Kami hanya menyaksikan saat mereka beraksi. Namun, kami tidak punya alat perlawanan dan keberanian. Kami hanya tahu mereka selalu menaiki puncak tebing itu dan pergi entah ke mana", ujar pak Budi yang terngiang bagaimana Vani berteriak meminta tolong hingga suaranya menghilang di puncak tebing, namun tak seorang pun warga, bahkan dirinya sendiri yang berani menolongnya.

Jampi mengerti posisi pak Budi. Ia masih harus bertanggung jawab atas keselamatan putrinya yang lain, Rani. Jika ia terbunuh, maka Rani pun akan menjadi korban selanjutnya.

"Lantas, bagaimana kalian bisa begitu baik dan menolong orang asing seperti saya?", heran Jampi. Pemuda itu bingung, apa motif mereka sebenarnya saat menolong dirinya.

1
ahmad nabawi
ceritanya menarik, original
Jimmy Avolution
hadir
Aman 2016
lanjut Thor 💪
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor 💪
Aman 2016
mantab Thor 💪
anggita
hadiah iklan lagi buat thor.
anggita
like👍☝iklan, semoga novelnya lancar jaya.
Tabuut: aamin. terimakasih./Smile/
total 1 replies
anggita
si Jampi jadi Sakti👏💪
31_PUTU WIDIARTA
Keajaiban kata
Yoko Littner
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
Alexo. ID
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!