Sinopsis : Menceritakan seorang siswa sma biasa saja tanpa mencolok, dan tidak suka terlibat dalam masalah.Dia awalnya bergumam ingin dunianya hancur....
Tiba tiba sebuah objek besar terlihat dari luar jendelanya seperti sebuah meteor, Dan kemudian...
Bagaimana kelanjutan petualangan yang akan dilalui oleh Leon?
Genre : Adventure, Isekai, Fantasy, Magic, Harem School, Mystery
Theme : Isekai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zairiru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Tersembunyi
Leon berdiri di atas sisa-sisa sosok bertopeng yang telah hancur, dengan napas yang stabil meskipun tubuhnya terluka.
Dia menatap pedang yang kini telah berubah menjadi debu, dan merasakan kehadiran energi gelap yang perlahan menghilang.
Di dekatnya, sebuah item sihir berbentuk persegi tergeletak di tanah, memancarkan aura mistis yang kuat. Tangan kanannya, yang tadi terpotong, mulai pulih dengan sendirinya, seolah waktu berbalik untuk menyembuhkannya.
Dalam hitungan detik, tangannya kembali utuh, tanpa meninggalkan bekas luka sedikitpun.
“Untuk sementara waktu aku tidur disini lah, ngantuk banget dah”, Kata Leon. “Kuharap Archalia tidak khawatir atau semacamnya,” Kata Leon dan tidur.
Leon menciptakan semacam penghalang barrier yang sangat kuat dan melindungi dirinya dan Zefes yang sedang pingsan.
Keesokan harinya.... "Sepertinya mereka tidak akan berhenti mengganggu," gumam Leon, sambil membersihkan bekas pertarungan. "Mereka pasti sangat ingin sesuatu dari akademi ini." “Dan juga item sihir ini..., Ucap Leon sembari menggenggamnya.
Leon harus kembali ke akademi dan melaporkan apa yang terjadi kepada teman-temannya di OSIS. Dalam perjalanan kembali, Leon melayang di udara, membawa Zefes yang masih pingsan.
"Sangat aneh," pikir Leon, "Zefes tidak pernah menunjukkan tanda-tanda memiliki kekuatan gelap seperti itu.
Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" Leon kembali mengingat kembali apa yang dilihatnya sebelumnya: lekukan-lekukan di altar itu, masing-masing berisi benda-benda aneh.
Beberapa lekukan sudah terisi, sementara yang lain masih kosong. Dan di tengah altar, terdapat lekukan terbesar yang masih kosong. Leon menyadari bahwa altar itu adalah semacam perangkat untuk ritual pemanggilan.
Ordo Kegelapan pasti sedang berusaha membangkitkan sesuatu yang sangat kuat, sesuatu yang bisa membantu mereka menguasai dunia.
Leon tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Dia harus mencari tahu apa yang sedang direncanakan Ordo Kegelapan dan menghentikan mereka sebelum terlambat.
“Tak akan kubiarkan mereka mengganggu kehidupan tenangku, aku pasti akan menghancurkannya”, kata Leon dengan sangat percaya diri.
“Ngomong ngomong sepertinya aku belum mandi”, kalau begitu.
“Hmm?, ngomong ngomong bau banget dah Zefesnya, kasian kalau dia begini, “ Kata Leon sembari menggunakan sihirnya juga kepada Zefes.
Leon kembali ke akademi dan segera menuju UKS dan membaringkan Zefes disana. “Sepertinya tidak ada orang disini, yah bukan urusanku juga, mungkin masih terlalu pagi juga.”, Kata Leon sembari meninggalkan ruangan itu.
Saat itu tiba Leon kemudian pergi ke ruang OSIS dan disana ada Isabella ketua OSIS. “Leon-kun?, Ucap Ketua OSIS dengan nada bertanya. “Oh ketua, kebetulan sekali ada yang ingin kusampaikan”, Kata Leon.
“Silahkan duduk dulu Leon-kun”, Kata Isabella sembari menyediakan teh yang telah dibuatnya.
Leon pun menjelaskan semuanya..... Leon menceritakan semua yang dilihatnya di gua, termasuk altar batu dan ritual pemanggilan yang sedang dipersiapkan oleh Ordo Kegelapan.
Dia juga menunjukkan item sihir yang ditemukannya di gua. Item sihir tersebut berbentuk persegi, berwarna hitam pekat dengan ukiran simbol-simbol kuno yang misterius.
Leon bisa merasakan energi gelap yang kuat dari benda itu. “Dengan kata lain dia mengincar sesuatu di akademi ini seperti item atau semacamnya?” Kata Isabella dengan nada bertanya.
“Benar sepertinya dia mengincar seperti itu dan ingin membangkitkan sesuatu”, Kata Leon dengan meyakinkan.
“Sepertinya ini masalah serius, nanti akan kuberitahukan ke yang lainnya dan aku akan melapor ke pimpinan akademi. Leon kemudian pergi saat berjalan di koridor dia merasakan kehadiran sesorang dibelakangnya dan seperti penguntit.
Leon menyadari itu, tapi orang yang mencoba menguntitnya tidak menyadari dia ketahuan sejak awal.
“Huh...”,Kata Leon dan tiba tiba Leon menghilang dan Penguntit ini terkejut karena Leon tiba tiba hilang.
Tiba tiba saja leon ada di belakang penguntit itu. “Siapa kamu?” Kata Leon.
“Eh....”, Penguntit itu kaget dan melihat Leon di belakangnya. Dia sepertinya gadis yang dulu Leon selamatkan di atap gedung sekolah itu.
“Kenapa kau menguntitku?”, Kata Leon dengan bertanya. “Eh itu..., karena kau telah menyelematkan ku kan di atap gedung sekolah itu”, Kata gadis itu dengan malu malu.
“Jadi aku mau berterimakasih karena telah menyelamatkanku”, Kata gadis itu dengan ekpresi malu malunya.
"Oh begitu, jangan dipikirkan, aku hanya melakukannya atas keinginanku pribadi,”, Kata Leon.
“Ngomong ngomong siapa kamu?” Kata Leon dengan bertanya.
“Aku, aku Luna Noveria, Kata Luna dengan sedikit terbata bata.
(“Luna Noveria?”, Marga yang sama dengan ketua OSIS", Kata Leon dalam hatinya dengan ekpresi terkejut.)
Jangan jangan kau adalah adik Ketua OSIS Isabella Noveria?”
Luna Noveria?,” Ucap Leon.
“Benar”, Kata Luna dengan meyakinkan.
“Oh, pantas saja, matamu sama dengan ketua OSIS sangat indah dan cantik”, Kata Leon dengan ekpresinya yang biasa.
“Eh....”, Luna langsung tersipu malu dan wajahnya memerah “Bukannya aku senang atau semacamnya ya (dengan ekrpesi tsunderenya yang imut), Kata Luna dengan ekpresinya malu malu.
Leon kebingungan dalam pikirannya, apa maksudnya itu. Leon pun kemudian pergi dan meninggalkan Luna.
“Kalau begitu sampai nanti ya Luna,” Kata Leon sembari pergi ke kelasnya.
“Tunggu, aku ikut”, Kata Luna dengan malu malu. “Anu, itu... kamu dikelas berapa”, Kata Luna bertanya ke Leon dengan ekpresinya yang malu malu.
“Oh, aku di kelas 1-C” ,Kata Leon dengan santai. “Begitu ya”, Kata Luna dengan mengerti. Saat Leon berbelok di koridor menuju kelas 1-C, dia tidak sengaja bertemu dengan Archalia dan Mira yang sedang berjalan bersama.
"Leon!" panggil Archalia, wajahnya menunjukkan ekspresi lega. "Kami mencarimu sejak kemarin. Apa yang terjadi?, dan siapa itu yang bersamamu"
Leon mengangguk pelan. "Banyak hal yang perlu dijelaskan. Kita bicara di tempat yang lebih sepi."
Mira menatap Leon dengan penasaran. "Apa kamu baik-baik saja? Kamu terlihat sedikit... berantakan."
Leon hanya tersenyum tipis. "Tidak perlu khawatir. Semuanya akan baik-baik saja."
"Eh anu..." kata Luna dengan ekspresi malu-malu.
"Oh benar, ini adalah Luna Noveria, gadis yang dulu kuselamatkan," kata Leon.
"Salam kenal, Luna," kata Archalia dengan ramah. "Aku Archalia, dan ini Mira." Luna hanya mengangguk malu-malu, sementara Mira tersenyum ramah.
Mereka berempat kemudian mencari tempat yang lebih sepi untuk membahas apa yang terjadi. Di tempat yang lebih sepi, Leon menceritakan semua yang dilihat dan dialaminya di gua.
Archalia dan Mira mendengarkan dengan serius, sementara Luna tetap diam, sesekali mencuri pandang ke arah Leon dengan ekspresi malu-malu.
"Apa yang kamu katakan sangat serius, Leon," kata Archalia dengan khawatir.
"Kita harus bertindak cepat sebelum Ordo Kegelapan berhasil membangkitkan sesuatu yang berbahaya."
"Aku setuju," kata Mira. "Aku akan menghajarnya dengan kekuatanku yang tak tertandingi, wahahaha, dengan tertawa seperti sindrom kelas 8."
"Kita harus bekerja sama untuk menghentikan mereka. Aku tidak akan membiarkan mereka mengganggu kehidupan tenangku.
" Luna yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Aku juga akan membantu. Meskipun aku tidak sekuat kalian, aku akan melakukan yang terbaik."
Leon menatap Luna dengan senyuman tipis. "Terima kasih, Luna. Bantuanmu akan sangat berarti.", sembari mengelus kepala Luna. Luna pun wajahnya memerah dan... “Bukannya aku senang atau semacamnya ya, aku hanya membantu Leon saja”, Ucap Luna dengan ekspresinya yang imut dan memerah.
Bel pun berbunyi, menandakan seperti akan di mulai pembelajarannya.
"Baiklah semuanya sepertinya sudah dimulai.", Kata Leon.
Mereka pun pergi ke kelas masing-masing...
......................
mungkin ane juga buat drama kek gini ya, tapi yg kena si Luna sepupu si Rina 😹
Rio : udh lah bro, terima nasib aja. aku juga pernah ditanya kek gini alhasil ngeharem ampe punya 6 istri 🗿😁