Varel adalah seorang mantan prajurit yang berhenti karena suatu insiden yang besar.
Kini dia menjadi seorang pengawal dari seorang wanita cantik yang bernama Cintia. Cintia adalah wanita yang terkenal begitu cantik bak seorang Dewi di kota itu.
Cintia selain cantik juga begitu arogan terhadap Varel. Tapi Varel juga dengan profesional menjalankan tugasnya untuk melindungi Cintia.
"Kamu jangan terlalu dekat dengan ku!" marah Cintia kepada Varel.
"Oh, baiklah," jawab Varel.
Seorang pembunuh tiba-tiba saja muncul dan langsung menembakkan pistolnya ke arah Cintia. Cintia tampak terkejut dan begitu ketakutan.
Peluru itu melesat dan akan menembus dada Cintia, akan tetapi Varel sudah lebih dulu menarik dan memeluk tubuh Cintia, lalu jatuh bersama untuk melindunginya.
"Kamu... beraninya memelukku," marah Cintia yang sedang terbaring di lantai sambil di peluk Varel.
"Eh..." Varel seolah tidak percaya dirinya baru saja menolongnya, tapi justru malah di makinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9 KONSER
Miranda langsung mendekati Varel dan menjabat tangannya.
"Perkenalkan saya Miranda," ujar Miranda sambil tersenyum manis kepada Varel.
"Iya, saya Varel," balas Varel juga tersenyum.
"Wah, tidak menyangka selera mu memilih pengawal sangat bagus sekali," ujar Miranda kepada Cintia.
"Apa maksudmu, ayahku yang memilihkannya," jawab Cintia.
"Tidak ada, Varel sangat tampan, aku malah sempat mengira bahwa dia adalah pacarmu," ujar Miranda.
"Uhuk-uhuk," Cintia seketika berbatuk.
"Sudahlah ayo kita masuk, sebentar lagi konsernya akan segera di mulai," ajak Cintia.
Mereka bertiga mulai masuk ke dalam stadion, terlihat Miranda yang juga langsung tertarik melihat ketampanan dari Varel.
Miranda dan Cintia berjalan lebih dulu dan terlihat Miranda merangkul tangan Cintia, sedangkan Varel berjalan di belakang mereka.
Cintia dan Miranda terlihat begitu sangat akrab. Miranda mulai berkata sambil berbicara kepada Cintia.
"Cintia, pengawalmu ini sangat tampan dan keren, kamu sama sekali belum pernah berpacaran, aku lihat kalian sangat cocok," bisik Miranda.
"Kamu jangan sembarangan berkata, atau jangan-jangan kamu suka kepadanya," balas Cintia.
"Tentu saja, dia pria sangat tampan yang pernah aku temui," ujar Miranda.
Mendengar itu Cintia hanya diam saja, Cintia tidak menyangka sahabat baiknya akan langsung suka kepada pengawal pribadi nya dalam pandangan pertama.
Cintia juga tidak dapat memungkiri bahwa Varel benar-benar sangat tampan. Tapi Cintia merasa dirinya tidak menyukainya walaupun terkadang ada perasaan aneh dalam dirinya.
Tidak berapa lama mereka sudah sampai di tribun yang begitu ramai dengan orang-orang. Sebuah panggung besar berada di tengah-tengah lapangan dengan gemerlap lampu warna-warni yang menghiasi.
"Sebentar lagi kita akan sambut artis penyanyi yang sangat terkenal," ujar pembawa acara di atas panggung dengan menggunakan mikropon.
"Artis ini begitu muda dan sangat terkenal dengan kecantikannya, mari kita sambut Andini," sambung pembawa acara dengan bersemangat.
Segera tepuk tangan meriah dari penonton menggema di stadion itu. Dapat di pastikan bahwa hampir semua yang datang pada konser ini sangat mengidolakan Andini.
Andini mulai muncul dengan menggunakan baju atasan berwarna hitam dan celana levis, sehingga membuatnya terlihat sangat cantik. Dengan mata birunya, Andini terlihat begitu mempesona di hadapan semua orang.
"Andini aku cinta kepadamu," teriak seseorang di tribun penonton.
"Pujaanku, hari ini kamu cantik sekali," teriak penonton yang lain.
Para penonton, terutama penonton pria sangat bersemangat dengan kemunculan Andini ini.
"Wah, Andini benar-benar sangat cantik dan anggun," ujar Miranda kepada Cintia.
"Iya, suaranya juga sangat bagus," balas Cintia.
"Tapi, kamu juga sangat cantik Cintia tidak kalah darinya," ujar Miranda.
"Dari dulu mulutmu memang sangat manis," balas Cintia.
Sementara Varel sendiri tampak terkejut karena ternyata konser yang ingin di tonton oleh Cintia dan Miranda adalah konser dari Andini.
Varel tidak menyangka ternyata Andini adalah seorang artis yang sangat terkenal dan di sukai banyak orang.
"Varel kenapa kamu terlihat diam saja, coba kamu lihat semua pria yang ada di sini, semua begitu bersemangat bersorak kepada Andini," ujar Cintia.
"Jadi aku harus bagaimana?" tanya Varel.
"Sudahlah, kalau begitu," jawab Cintia.
Andini mulai memegang sebuah mikropon dan menyapa semua orang.
"Baiklah semuanya, saya akan mulai konser ini dengan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul KAMULAH YANG TERBAIK BAGIKU," ujar Andini di mikropon.
Andini mulai bernyanyi dengan sangat indah dan begitu merdu, sehingga membuat semua penonton larut dalam suasana lagu yang di bawakannya.
Andini dengan suaranya begitu sangat mempesona setiap orang yang hadir di sana.
Hingga beberapa menit kemudian Andini telah selesai membawakan lagu itu dan tepuk tangan meriah segera menggema di stadion itu.
"Baiklah semuanya, karena hari ini kita semua bergembira, maka saya memiliki hadiah untuk salah satu dari kalian," ujar Andini di mikropon sambil melihat ke seluruh penonton di tribun.
"Saya akan memilih satu orang dari kalian untuk naik ke atas panggung dan bernyanyi bersama," sambung Andini.
Setelah Andini mengatakan itu, dengan segera orang-orang menjadi sangat bersemangat dan histeris.
Bisa bernyanyi bersama Andini yang begitu cantik merupakan impian semua orang.
"Saya, pilih saya dewiku," teriak salah seorang pria di tribun.
"Tolong pilih saya," teriak orang yang lain.
"Andini pujaanku, saya, saya," teriak yang lain lagi.
Orang-orang mulai berharap bahwa merekalah yang akan di pilih oleh Andini.
"Walaupun aku wanita, aku juga ingin bernyanyi bersamanya, dia adalah idolaku," ujar Miranda.
"Wah, semoga dia memilihmu," sahut Cintia.
Miranda juga melambaikan tangannya berharap Andini akan memilihnya, sementara Varel hanya diam saja berada di sebelah mereka.
"Baiklah semuanya, saya akan memilih..." Andini mulai memperhatikan ke arah semua orang.
Andini terus memperhatikan untuk beberapa saat dan kemudian seutas senyum terlihat di bibirnya.
Dari atas panggung Andini melihat Varel yang sudah beberapa kali sebelumnya bertemu dengan sedang duduk di tribun penonton.
"Ternyata kamu juga ada di sini," ucap Andini dalam hati.
"Aku pilih dia," Andini menunjuk ke arah Varel di ikuti oleh sorot lampu.
Seketika Cintia dan Miranda juga menjadi terkejut bahwa Varel yang terpilih.
"Pria yang ada di sana, silahkan naik ke atas panggung untuk bernyanyi bersama!" ujar Andini.
"Varel hebat sekali, Andini memilihmu, apa dia melihat ketampanan mu dari kejauhan," ujar Miranda.
Sementara itu terlihat banyak orang yang kecewa, karena Andini telah memilih Varel dan bukan mereka.
Sedangkan Cintia sendiri hanya diam saja berada di sebelah Miranda.
"Varel cepat, ini kesempatan langka!" ujar Miranda.
Varel mulai bangkit dan berjalan naik ke atas tribun dan menghampiri Andini.
"Aku tidak menyangka kamu menonton konserku," ujar Andini pelan kepada Varel.
Andini mulai memberikan mikropon kepada Varel.
"Pria itu sangat tampan, pantas saja Andini memilihnya," ujar salah seorang penonton di dekat Miranda dan Cintia.
"Benar, jika di perhatikan mereka berdua sangat cocok sekali," sambung orang yang lain.
"Siapa sebenarnya pria itu, aku sangat iri dengannya," ujar orang yang lain.
Cintia yang mendengar pembicaraan orang itu entah mengapa menjadi sedikit kesal.
"Baiklah semuanya, kamu berdua akan membawakan lagu yang berjudul AKU ADALAH MILIKMU," ujar Andini kepada semua orang.
Andini mulai bernyanyi dan berduet dengan Varel. Tanpa di sangka Varel juga memiliki suara yang indah dan merdu.
Sehingga mereka berdua berhasil membuat semua orang terpana dengan duet mereka.
Hingga beberapa menit kemudian mereka telah selesai dan suara tepuk tangan penonton juga kembali bergemuruh.
"Aku tidak menyangka kamu sangat hebat dalam bernyanyi," ujar Andini kepada Varel.
"Aku hanya bisa sedikit saja," balas Varel.
"Setelah berpenampilan seperti ini, kamu terlihat sangat tampan," ujar Andini.
"Terima kasih, itu berkat kamu tempo hari," balas Varel.
Satu jam kemudian konser juga telah selesai dan para penonton juga sudah pergi dari sana.
"Cintia, aku pulang dulu ya, mobilku berada di sebelah sana," ujar Miranda di parkiran stadion.
"Iya hati-hati," balas Cintia.
"Varel," ujar Miranda mengedipkan salah satu matanya dan kemudian berjalan pergi.
"Eh," Cintia terkejut dengan kedipan mata Miranda ini.
Cintia mulai berpikir bahwa sepertinya Miranda tertarik dengan Varel.
"Ayo kita kembali!" ajak Cintia kepada Varel.
Mereka berdua mulai berjalan menuju ke arah mobil mereka berada.
"Tampaknya kamu sangat menikmati bisa bernyanyi bersama Andini," ujar Cintia sambil berjalan.
"Biasa saja," balas Varel dengan santai.
"Tapi aku lihat, kamu terus memandangi Andini selama bernyanyi, tampaknya kamu sangat tertarik dengannya."
"Semua orang juga memandangi karena dia sangat menarik."
"Oh," ujar Cintia.
gk ad next??
kita temukan jawabannya pada chapter2 yg akan datang