REINKARNASI berkali-kali dan berpacaran dengan seorang MALAIKAT TERKUTUK? Oh, please! Itu hanyalah sebuah cerita fantasi!
Tapi di Cerita ini, semuanya terasa... NYATA!
Kisah CINTA terlarang antara Manusia dan Malaikat, yang menyebabkan terjadinya peperangan antara Malaikat dan Golongan Terasing.
Golongan Terasing adalah Makhluk Abadi yang memburu seorang Myra Ainsley (Manusia), karena sudah menyalahi TAKDIR dengan melakukan REINKARNASI berkali-kali.
Itulah sebabnya Ignatius (Malaikat), menyembunyikan Myra Ainsley di sekolah tempat manusia setengah malaikat (NEPHILIM) agar terhindar dari kematian.
-Apakah Ignatius berhasil memerangi para MAKHLUK ABADI itu?
-Apakah Myra Ainsley berhasil mempertahankan hidupnya di Reinkarnasi terakhirnya?
Ikuti kisah "THE CURSED ANGEL" hanya di NovelToon... ❤
👣Follow Me👣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCA-09 : TERBANG BERSAMA IGNATIUS!
Ignatius terlihat sangat mengagumkan! Kedua bola matanya yang berwarna ungu, seakan menyampaikan kepada Myra betapa dia merasa nyaman saat mengeluarkan sayapnya. Senyaman perasaan Myra di saat tubuhnya terbungkus kedua sayap itu.
"Terbanglah bersamaku, Myra Ainsley..." bisik Ignatius lembut.
"A....a...apa?" ujar Myra tergagap.
"Aku tidak bisa bertemu denganmu untuk sementara waktu. Aku akan memberikan sesuatu kepadamu untuk mengenangku," ujar Ignatius.
Myra mencium Ignatius, sebelum dia mengatakan lebih banyak lagi. Menyilangkan jemarinya ke leher Ignatius, dan memeluknya sangat erat. Berharap bisa memberikan sesuatu agar Ignatius bisa mengingatnya juga.
"Baiklah.... Ayo, kita terbang bersama..." ujar Myra lembut.
Myra merapatkan punggungnya ke dada Ignatius, dan kepala pemuda itu berada di bahu Myra. Ignatius mendaratkan serangkaian kecupan menuruni leher Myra.
Myra menahan nafasnya, menunggu... Lalu Ignatius menekuk lututnya, dan dengan gerakan yang anggun, Ignatius melompat dari ujung tebing tersebut.
"Hap!... Wuuuusssshhhh...."
Mereka mengudara....
Menjauhi pinggiran jurang berbatu di tepi pantai, di atas ombak berwarna perak yang pecah di bawah pantai, dan melesat menuju ke atas langit... Seakan meluncur cepat menuju bulan.
"Seeeet.... Wuuusssshhhh...."
Ignatius memeluk Myra dengan erat untuk melindungi tubuh rapuhnya dari setiap tiupan angin keras yang bertiup dingin dari arah lautan. Malam itu benar-benar sunyi, seakan hanya tinggal mereka berdua yang tinggal di bumi ini.
"Ini.... seperti di Surga, bukan?" tanya Myra.
"Hahahahaha... Aku harap begitu! Mungkin suatu saat nanti..." jawab Ignatius sambil tertawa.
Mereka terbang jauh tinggi, sehingga tidak bisa melihat lagi daratan atau keadaan disamping mereka. Ignatius membelok perlahan ke arah utara, dan mereka melesat membentuk lengkungan lebar melewati kota Fremount, yang bersinar hangat di kaki langit.
Dengan cepat mereka bergerak turun, sedikit demi sedikit mendekati sisi jurang yang lainnya. Suara gemuruh ombak terdengar sangat keras. Jalur-jalur kendaraan satu arah yang gelap, memotong jalan raya utama.
Ketika kaki mereka menyentuh tanah dengan ringan di sebuah sepetak rumput rimbun yang dingin, Myra mendesah.
"Ahhh! Ada dimana kita?" tanya Myra, walaupun dia sudah tahu.
Ignatius hanya terdiam sambil memperhatikan sekitar.
Sekolah Laware.... Dia bisa melihat bangunan besar itu dari kejauhan.
Ignatius memeluk Myra dengan erat, seakan-akan mereka masih berada di atas langit. Myra mendongak untuk melihat wajah Ignatius. Mata Malaikat itu basah.
"Yang Mengutuk aku masih mengawasi, Myra. Mereka selalu mengawasiku sejak berabad-abad lalu, dan mereka tidak ingin kita bersatu. Mereka akan melakukan apapun untuk menghentikan kita. Oleh karena itu, tidak akan aman untukku tinggal di sini bersamamu," ujar Ignatius menjelaskan dengan suara serak karena menangis.
Myra mengangguk.... Akan tetapi, matanya terasa sangat perih.
"Aku mengerti... Tapi, kenapa aku di sini?" tanya Myra pelan.
"Karena..., aku akan melakukan apapun semampuku, untuk bisa menjagamu tetap aman. Ini adalah tempat terbaik untukmu saat ini. Aku mencintaimu, Myra Ainsley... Lebih dari apapun juga. Dan aku akan kembali kepadamu secepat mungkin..." jawab Ignatius.
Myra ingin membantah semua yang Ignatius katakan, tapi dia menghentikan dirinya sendiri. Ya... Ignatius sudah melepaskan segalanya demi dirinya, dan dia harus bisa menghargai itu.
Ignatius melepaskan pelukannya, dia membuka telapak tangannya, terlihat sebuah tas jinjing warna merah yang mulai membesar. Hanya dalam beberapa detik, tas besar itu mulai terisi kembali dan kembali ke ukurannya semula.
Jika saja Myra tidak.dalam keadaan yang sangat sedih, dia pasti.akan menyukai aksi yang Ignatius perlihatkan.
Tiba-tiba secercah cahaya menyala di dalam bangunan, dan sebentuk siluet muncul di ambang pintu.
"Tidak akan lama. Begitu keadaan sudah aman, aku akan menjemputmu lagi..." ujar Ignatius meyakinkan Myra.
Myra hanya diam menatap Ignatius. Tangan Ignatius terasa panas mencengkeram pergelangan tangannya. Sebelum Myra menyadarinya, dia sudah berada di dalam pelukan Ignatius.
Mungkin Myra tidak mengingat kehidupan-kehidupan dia sebelumnya, tapi disaat Ignatius menciumnya, dia merasa dekat dengan masa lalunya... Dan masa depan.
Sosok yang berada di ambang pintu itu pun mendekat ke arah mereka, seorang wanita yang memakai gaun putih pendek.
"Jangan pergi...." bisik Myra kepada Ignatius sambil memejamkan matanya.
Semua ini terjadi terlalu cepat. Myra tidak bisa melepas Ignatius. Belum saatnya dan tidak akan pernah bisa....
Myra merasakan hembusan angin, itu artinya Ignatius sudah pergi.
Perasaannya ikut pergi bersama pemuda itu, ketika dia membuka matanya.
Myra Ainsley hanya bisa melihat jejak terakhir sayapnya yang menghilang menembus awan, menuju malam yang gelap.
...----------------...
ingin muntah ga Tius???