Berpacaran selama 5 tahun. Hingga mereka memutuskan untuk menikah. Satu hari setelah hari pernikahannya suaminya mulai berubah dan bahkan tidak pernah menyentuh istrinya karena alasan capek. Setiap hari di paksa untuk memahami, dan mengerti semuanya. Hingga akhirnya sang istri berusaha mencari tahu apa alasan di balik perubahan sikap suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kavhyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Nyaman
Tania yang duduk di taman untuk menenangkan hati dan pikirannya. Dia yang masih terus memikirkan kejadian tadik di kamar. Apakah mungkin dia yang salah? Apa cuman dia yang berpikir kalau suaminya sudah berubah? Atau pikirannya yang terlalu berlebihan. Dia merasa bingung, apa sebenarnya yang tidak dimengerti. Kenapa dia merasa cemburu saat Ansel dekat dengan Dian yang notabenya adik sepupunya. Namun, dia berusaha menyingkirkan pikiran negatifnya dan berinisiatif untuk meminta maaf ke suaminya. Nia masih ingat apa yang di katakan Mamanya. Katanya setelah berumah tangga pasti ada aja ujiannya dan Nia harus sabar dan pasti bisa melewatinya. Setelah tenang Tania pun ke kamar mencari keberadaan Ansel untuk meminta maaf. Tapi dia tidak menemukan Ansel dimanapun. Nia pun keluar lagi dan turun ke bawah.
"Mama Rita." Panggil Tania.
"Iya sayang?" Jawab Mama Rita.
"Mama liat Ansel ngak?" Tanya Tania
"Ngak sayang. Mama dari tadik ngak liat Ansel." Ucap Mama Rita. Tania pun mengangguk.
"Kenapa sayang?" Tanya Mama Rita.
"Ngak papa ,Mah." Ucap Tania. Mama Rita pun mengangguk tersenyum
Tania yang sudah mencari Ansel ke seluruh rumah tapi ngak ada. Mungkinkah Ansel keluar?Pikirnya. Tania pun memutuskan untuk kembali ke kamar.
Sementara di tempat lain dua orang yang sibuk bermesraan di kamar. Ya dia Ansel dan Dian lagi di balkon kamar Dian.
Ansel yang sudah baring di pangkuan Dian. Kenapa sekarang dia merasa nyaman ketika dekat dengan Dian di banding dengan Tania.
"Makasih ya sayang. Kamu udah mau nemenin kakak." Ucap Ansel. Dian pun tersenyum mengangguk.
"Anything for you my brother." Ucap Dian
"Makasih juga karena selalu ada untuk Dian." sambung Dian.
"Kakak mau kita jalanin dulu ya." Ucap Ansel yang bangun dan duduk di samping Dian sambil memegang tangannya.
"Maksudnya ,Kak?"
"Jujur saja kakak mulai nyaman sama kamu Dian. Dan kakak akan mencoba untuk mencintai kamu." Ucap Ansel. Dian yang mendengar itu pun terdiam dan merasa tidak percaya.
"Kakak serius?" Tanya Dian dengan ragu. Siapapun tolong sadarkan dia kalau ini nyata. Ansel pun mengangguk tersenyum.
"Makasih ya, Kak."
"Mulai sekarang ngak usah panggil kakak kalau kita lagi berduaan." Ucap Ansel.
"Terus Dian manggilnya apa?" Tanya Dian.
"Sayang, honey? " Ucap Ansel.
"Sayang aja deh." Ucap Dian langsung memeluk Ansel dan Ansel membalas pelukan Dian kemudian mencium kening Dian.
"Sekali lagi makasih sayang. Hari ini sangat bahagia ." Ucap Dian. Ansel pun melepaskan pelukannya dan berpikir untuk kembali ke kamar. Tania pasti sedang mencarinya
"Ya sudah aku kamar dulu ya. Takutnya nanti Tania curiga." Dian pun mengangguk.
Ansel pun melangkah pergi ke kamarnya. Sedangkan Dian masih tidak percaya dengan semuanya. Seperti mimpi yang jadi kenyataan.
Kamar
"Sayang kamu dari mana?" Tanya Tania yang sedang duduk kasur.
"Aku dari keluar sebentar." Ucap Ansel tersenyum dan menghampiri Tania.
"Aku minta maaf karena tanpa sengaja tadik aku udah bentak kamu." Sambung Ansel. Tania pun langsung memeluk Ansel.
"Aku yang seharusnya minta maaf karena ngak bisa ngertiin kamu. Dan udah salah paham sama kamu." Ansel yang merasa tidak nyaman di peluk Tania. Ada apa dengannya? Apakah perasaannya cintanya udah mulai pudar? Entahlah. Biar waktu yang menjawab semuanya.
"Udah ya. Kamu istirahat gih. Ini juga udah malem. Kamu pasti capek. Oiya aku ke ruang kerja dulu. Masih ada kerjaan yang harus aku selesain." Ucap Ansel yang melepaskan pelukan Tania. Dia pun mengangguk setuju. Ansel pun mengambil leptopnya dan berjalan keluar ke ruang kerjanya.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, dan matahari sudah terbit.Tanpa di sadari Ansel yang tertidur di ruang kerjanya sampai pagi. Tania yang mencari Ansel di sampingnya tidak ada. Dan berpikir apakah Ansel tidur di ruang kerjanya? Dia pun bangun dan berjalan ke Wc baru setelah itu dia ke ruang kerja. Ternyata betul suaminya tertidur di sana. Tania yang langsung menghampiri Ansel dan mencium kening suaminya. Ansel pun terbangun.
"Kamu di sini?" Tanya Ansel yang kesadarannya belum stabil. Tania pun mengangguk.
"Iya, tadik saat aku bangun, aku ngak ngeliat kamu di samping aku. Makanya aku langsung ke sini." Ucap Tania.
"Maaf ya. Semalam aku ketiduran." Ucap Ansel. Tania pun mengangguk mengerti.
"Ya sudah kamu mandi dulu gih. Lalu kita sarapan di bawah. Hari ini kan Mama Rita dan Papa Tian mau berangkat USA." Ucap Tania. Astaga dia sampai lupa. Ansel pun berjalan ke kamar untuk bersih-bersih.
...****************...
"Sayang, Mama, Papa berangkat dulu ya. Kamu baik-baik di sini." Ucap Mama Rita. Dian pun mengangguk.
"Iya Mah. Mama ngak usah khawatir. Dian kan udah besar. Lagian di sini banyak yang jagain Dian." Ucap Dian.
"Mungkin Papa sama Mama agak lama di sana karena kasian juga Abang kamu yang handle sendiri di sana." Ucap Papa Tian. Bisa aja sih dia menyuruh sekretarismya untuk menghandle semuanya tapi Papa Tian memilih untuk mengerjakannya sendiri dan di bantu juga sama Abang Tio. Kakak dari Dian.
"Iya Pah. Lagi Abang juga betah amat di sana. Ngak ada niatan untuk pulang?" Kesal Dian
"Abang kemarin telpon Papa katanya sih dia mau pulang bulan depan." Ucap Papa Tian.Dian pun merasa senang mendengar Abangnya akan pulang. Sudah lama mereka tidak ketemu.
"Ansel. Di tunggu ya kabar baiknya." Ucap Mama Rita. Ansel pun tersenyum.
"Iya Mah." Tania yang mendengar itu merasa malu. Sedangkan Dian merasa tidak suka.
"Kalau begitu kita jalan dulu ya." Pamit Papa Tian dan Mama Rita yang memeluk mereka satu persatu
"Hati-hati ya." Ucap Mama Novi dan Papa Gamor.
...****************...
"Ansel," panggil Papa.
"Iya, Pah?" Ucap Ansel
"Kamu udah pesan tiket untuk honeymoon ke Bali?" Tanya Papa Gamor. Ansel pun. Menggelengkan kepalanya.
"Belum, Pah. Ansel sampai lupa. Nanti Ansel yang pesan." Ucap Ansel.
"Ansel punya ide, Pah." Sambung Ansel.
"Ide apa?" Papa Gamor.
"Gimana kalau kita semua pergi. Sekalian kita liburan." Ucap Ansel. Jujur saja Ansel tidak berniat untuk pergi kalau cuman berdua dengan Tania.
"Ya kalau kita semua pergi itu mah bukan Honeymoon." Ucap Mama Novi. Papa Gamor pun mengangguk apa yang di katakan Mama.
"Betul kata Kak Ansel, Mah. Udah lama kita ngak liburan bareng." Ucap Dian.
"Iya Mah, Pah. Lebih bagus lagi kalau kita pergi rame-rame." Ucap Tania tersenyum. Bahas liburan begini tiba-tiba dia rindu sama orangtua dan Abangnya.
"Ya sudah kalau memang itu yang kalian mau. Kita semua akan pergi." Ucap Mama Novi. Papa Gamor pun sudah setuju.
"Makasih ya, Mah" Ucap Ansel.
"Sama-sama sayang."
Ansel
Wiliam