NovelToon NovelToon
Pesona Mantan Isteri

Pesona Mantan Isteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Lari Saat Hamil / Single Mom / Janda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Menikah karena perjodohan, dihamili tanpa sengaja, lalu diceraikan. Enam tahun kemudian tak sengaja bertemu dengan mantan suami dalam situasi yang tak terduga.

Bertemu dengan Renata dalam penampilan yang berbeda, membuat Mirza jatuh dalam pesonanya. Yang kemudian menumbuhkan hasrat Mirza untuk mendapatkan Renata kembali. Lantas apakah yang akan dilakukan oleh Renata? Apalagi ketika mantan suaminya itu tahu telah ada seorang anak yang lahir dari hasil ketidaksengajaan dirinya di malam disaat ia mabuk berat. Timbullah keinginannya untuk merebut anak itu dari tangan Renata. Apakah Renata akan membiarkan hal itu terjadi? Ataukah Renata memilih menghindar dan membuka hati untuk pria lain?

“Kamu sudah menceraikan aku. Diantara kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Jadi tolong jangan ganggu aku.”

- Renata Amalia -

“Kamu pernah jadi milikku. Sekarang pun kamu harus jadi milikku lagi. Akan aku pastikan kamu dan anak kita akan berkumpul kembali.”

- Mi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Permintaan Aneh

PMI 5. Permintaan Aneh

Waktu bergulir dengan cepat. Hari berganti hari, sampai tak terasa enam tahun sudah dilalui Renata penuh suka dan duka. Hari-hari yang dilaluinya kini terasa damai dan menyenangkan dengan hadirnya seorang pangeran tampan kecil yang lucu dan menggemaskan dan selalu bisa menyenangkan hatinya.

Selama menjalani kehidupan barunya di kota ini, Renata benar-benar menyingkirkan jauh-jauh bayang-bayang masa lalunya. Setiap hari dilaluinya dengan penuh sukacita sembari berharap tidak akan pernah bertemu kembali dengan masa lalunya. Masa lalu akan ia jadikan sebagai pelajaran juga motivasi untuk ia terus melangkah maju.

“Kamu sudah tau peraturan di sini kan?”

“Tau, Pak.”

“Tidak boleh datang terlambat, tidak boleh ijin lebih dari tiga hari, ramah kepada pengunjung, dan ...”

“Lihat saya sebentar.”

“Kamu kalau di depan saya jangan nunduk seperti itu. Saya jadi tidak bisa melihat kamu. Gimana kalau ternyata yang saya ajak bicara bukan kamu.”

“Saya juga perlu mengenali wajah-wajah semua pegawai saya.”

Renata masih ingat sekali bagaimana pertamakali ia diterima bekerja di Green Paradise sebagai karyawati biasa. Hal itu merupakan pengalaman pertama baginya bekerja di bawah pimpinan Tony Setiawan, seorang pria hangat, ramah, juga penyayang.

Selama bekerja di tempat itu, Tony selalu memperlakukan Renata dengan baik. Sampai tak terasa empat tahun sudah Renata bekerja bersama Tony.

“Bapak manggil saya?” tanya Renata begitu masuk ke dalam ruangan Tony.

Tony sedang duduk dibalik mejanya. Perhatiannya teralih sejenak dari layar laptop. Ia kemudian melempar senyum hangat pada Renata.

Empat tahun berlalu, Renata terlihat semakin menawan saja di matanya. Banyak sekali perubahan dalam diri Renata sejak empat tahun belakangan ini. Berbeda sekali dengan Renata yang dulu. Kini wanita itu tampak modis di setiap penampilannya. Wajahnya yang dulu nyaris polos itu pun, sekarang mulai dipoles, walaupun tidak berlebihan tapi tetap flawless.

“Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Renata lagi, sebab Tony tak menjawab pertanyaan sebelumnya. Tony hanya diam terpaku menatapnya dengan sebuah senyuman.

“Oh ... iya, Ren. Maaf, saya manggil kamu ke sini karena ada sesuatu yang mau saya omongin ke kamu.” Tony terhenyak.

“Tapi bukan di sini.” Tony langsung menyambung kalimatnya sebelum Renata menanggapinya.

Renata hanya memberikan anggukan kecil sebagai jawaban mengiyakan. Kemudian dilihatnya Tony setengah membungkuk, tangan kirinya memanjang ke bawah seperti hendak mengambil sesuatu. Sejurus kemudian tangan Tony memegang sebuah kotak mainan. Dari gambar pada kotak itu, isinya bisa langsung diketahui. Sebuah mainan mobil-mobilan.

“Dito memesan mainan ini ke saya,” kata Tony lagi.

Renata menghembuskan napasnya pelan. Sudah ia duga. Dito pasti menghubungi Tony dan meminta dibelikan mainan. Dan anehnya, Tony selalu saja menuruti permintaan anak kecil itu. Dengan alasan 'sayang'.

“Bapak jangan selalu menuruti permintaan Dito. Nanti dia kebiasaan. Bapak juga yang bakal direpotkan nanti. Kalau begini, hutang saya ke Bapak jadi bertambah banyak,” ujar Renata dengan nada pasrah. Pasrah dengan kelakuan putranya itu yang ia nilai terlalu manja pada Tony. Padahal Tony bukan siapa-siapanya.

“Dito itu sudah seperti anak saya.”

“Tapi, Pak. Kalau dibiark__”

“Sebentar lagi Dito pulang sekolah, kan? Ayo, kita jemput dia sama-sama. Sekalian kita cari makan siang di luar.” Sembari melirik arloji di pergelangan kirinya, Tony berdiri. Tangan kanannya menyambar kotak mainan itu. Lalu segera beranjak tanpa memberi kesempatan pada Renata untuk menolak.

Renata pun hanya bisa pasrah mengikuti atasannya itu. Sejak dulu sikap Tony selalu seperti itu terhadapnya. Ketika Tony mengajaknya jalan-jalan, atau sekedar cari makan di luar, ia tak pernah diberi kesempatan untuk menolak.

Sama halnya seperti setahun yang lalu. Ketika tiba-tiba Tony memilihnya sebagai sekertaris. Ia tidak diberi kesempatan untuk memberikan pendapatnya apalagi menolak. Tony menulikan pendengarannya, dan tak mengindahkan segala bentuk protes darinya.

Entah sejak kapan semua ini dimulai, kedekatan Tony dan Nandito terjalin begitu saja ketika Tony selalu menawarinya pulang bareng. Padahal Tony tahu sendiri, setiap harinya Renata menggunakan sepeda motor untuk berangkat kerja.

Sesekali Tony mengajak Dito jalan-jalan ke mana saja Dito suka. Bahkan Tony selalu menuruti permintaan Dito. Tony begitu pandai mengambil hati Dito, sampai anak kecil itu nyaman dan menyukai Tony.

****

Tidak lebih dari 30 menit berkendara, mobil yang dikendarai Tony sudah sampai di Taman Kanak-Kanak Pelita Bangsa. Begitu mobil menepi, seorang bocah tampan terlihat berjalan menuju gerbang. Bocah itu melambaikan tangan begitu Tony menurunkan kaca jendela mobil.

Dito langsung naik ke jok tengah. Tony kemudian mulai mengemudikan mobilnya meninggalkan Taman Kanak-Kanak itu.

“Dito sudah lapar kan?” Tony langsung bertanya, melirik Dito dari spion tengah.

Nandito Putra, bocah tampan berusia lima tahun itu mengangguk. Seolah mengerti dengan lirikan mata Tony. “Iya, Om. Aku lapar banget dari tadi. Om sih, lama jemputnya,” rajuknya memasang tampang lucu dan menggemaskan.

“Dito ... sejak kapan Om Tony jadi supir pribadi kamu? Om itu punya banyak pekerjaan di kantor. Kamu tahu itu kan?” Renata menasehati Dito. Sedangkan Dito terlihat santai.

“Om, Om Tony repot tidak menjemput aku di sekolah?” Dito malah menanyai Tony. Dan jawaban Tony membuat Renata semakin merasa tak enak hati.

“Oh ... tentu saja tidak, dong. Om malah senang bisa menjemput kamu. Malah kalau bisa, Om pengen antar jemput Dito setiap hari.”

“Tuh. Dengar sendiri kan, Bunda?” Dito tersenyum-senyum. Tak peduli Renata yang menoleh ke belakang, memelototinya dengan tajam sebagai peringatan agar tidak merepotkan orang lain.

Tony sudah cukup disibukkan dengan pekerjaannya. Renata tidak ingin semakin menambah kesibukan pria itu dengan urusan keluarganya.

“Nih, buat Dito.” Dengan tetap fokus menyetir, Tony mengoper kotak mainan ke belakang.

“Asiiik ... Om ketemu mainan yang aku maksud?” Dito kegirangan menerima mainan itu. Lekas ia membuka kotaknya lalu mengeluarkan sebuah mainan miniatur mobil Lamborghini berwarna merah. Mobil impiannya kelak ketika ia dewasa nanti. Seperti itu kalimatnya ketika ia merayu Tony, meminta dicarikan miniatur mobil itu. Tanpa banyak alasan, Tony langsung menurutinya. Sepintas, mereka terlihat seperti sebuah keluarga kecil yang harmonis.

“Dito, bilang apa ke Om Tony?” Renata mengingatkan agar anak itu tidak melupakan etika ketika menerima pemberian dari orang lain.

“Makasih, Om,” kata Dito.

“Cuma makasih? Tidak ada yang lain?” tanya Tony. Seolah mengingatkan kesepakatan diantara mereka.

“Aku sayang Om Tony.”

Tony tersenyum mendengar kalimat terakhir Dito. Sedangkan Renata hanya bisa tercengang melihat kedekatan atasannya itu dengan putranya yang seperti tak ada batas.

Tony mengajak Renata dan Dito makan di sebuah Family Restaurant. Dimana juga terdapat wahana bermain anak. Usai makan, Dito menyempatkan diri bermain di wahana anak. Sementara Tony dan Renata mengobrol santai sambil tetap memperhatikan Dito yang tak jauh dari tempat duduk mereka.

“Pak Tony sudah terlalu memanjakan Dito,” protes Renata. Kali ini ia merasa bisa leluasa melayangkan protesnya.

Tony terlihat biasa-biasa saja. Protes yang dilayangkan Renata seolah seperti angin lalu baginya.

“Ren, boleh tidak jangan panggil saya 'Pak' lagi,” kata Tony tiba-tiba.

“Maksud, Bapak?” Renata bingung. Ia berusaha mencerna maksud ucapan Tony barusan.

“Saya juga pengen kita ngomongnya lebih santai. Tidak formal seperti ini.”

“Tapi, Pak__”

“Sebenarnya saya ngajak kamu ke sini karena saya mau minta tolong sama kamu.”

“Minta tolong?” gumam Renata semakin bingung. Belum pernah Tony meminta pertolongannya dengan wajah serius seperti ini.

“Ya. Saya mau minta tolong sama kamu untuk ...” Tony menjeda kalimatnya sejenak. Ia berdehem, kemudian kembali berkata,

“Saya mau kamu jadi tunangan saya.”

Renata tercengang, juga terdiam. Sebab ia terkejut mendengar permintaan tolong Tony yang terdengar agak aneh ini. Renata menelan ludah. Sekarang ia mulai diserang gugup.

To be continued...

1
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
berserobok beb 🤭
Sunaryati
Renata kabulkan permintaan Dito, kamu kan juga punya perasaan sama Bos Tony.
Lebih baik baik sangat dicintai, daripada mencintai sendirian. Sekal lagi jangan bertahu Mirza bahwa Dito anaknya
Eli priwanti
🌹🌹🌹meluncur
🌺Fhatt Trah🌺: terima kasih banyak🥰
total 1 replies
Eli priwanti
ayo Mirza, buka matamu, jangan mau kau di bodohi oleh vanesa
Eli priwanti
tuhan itu maha adil, buang batu kali akhirnya dapat batu berlian 🤭
Eli priwanti
apakah kau cemburu Mirza?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
secangkir /Coffee/ untukmu kak. semangat 💪
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪: iya betul, nanti bikin karakter tokohnya yg berbeda gak terhubung dgn certa sebelumnya, walaupun nama mungkin tetap sama,
🌺Fhatt Trah🌺: sayang banget udah sejauh itu. ya udah, semangat ya kk.
sbg saran, ceritanya sat set aja kk. hanya bagian² penting dlm cerita aja yg ditulis biar plotnya padat. begitu juga dgn dialognya, hanya penting saja. dan satu lagi, sebaiknya gak usah terlalu banyak karakter pendukung. karena itu bisa bikin pembaca bingung dan bosan. itu juga kadang bisa bikin alur kepanjangan. lebih baik berpusat pada tokoh utamanya saja.
total 6 replies
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
typo thor mengehentikan
🌺Fhatt Trah🌺: iya🤭🤭 maklum, mata udah mulai rabun
total 1 replies
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
diiih, malas bgt 🙄
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
hasih deh loe, kecewong
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
dasar mata keranjang,,,jijay
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
lah napa juga pintunya mesti ditutup?
Elisabeth Ratna Susanti
wah makin seru nih 👍
Sunaryati
Benar sangat tidak rela jika Rensta balikan sama, Mirza. Jangan salah paham Renata, lihat CCTV jangan mudah tertipu apa yang kau lihat. Tony kau jangan terprovokasi sama WC umum, Mirza saja yang bodoh, tak tahu perilaku Vanessa . Lagi permintaanku Thoor jangan sampai Mirza tahu punya anak dengan Renata. Terima kasih selalu sehat dan semangat Thoor, kutunggu kelanjutannya
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Bakal ada yang salah paham lagi, pokoknya gak rela kalau Mirza balikan sama Renata.
🌺Fhatt Trah🌺: salam paham yg manis🤭 Renata bakal bingung sama perasaannya sndri
total 1 replies
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
lagi lagi masalahnya dgn orang yg sama


🐡🐡🐡🐡🐡🐡 untukmu thor
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪: bagus deh, iiih mls bgt sama si Vanesa ky yang paling cantik aja, buat apa cantik klo di obral 🤦‍♀️
🌺Fhatt Trah🌺: masalah baru buat renata, yg bikin renata bingung dgn perasaannya sndri nanti. bakal ada hawa hawa cembokur🤭
total 2 replies
Sunaryati
Nah terbayang dan terpesona dengan Renata kan,Mirza.Tidak usah marah dan cemburu Vannesa, Renata tak akan sudi balikan sama sama Mirza. Bahkan Renata juga tidak akan memberitahukan jika Dito anak kandung Mirza. Nantikan saja balasan pembaca lewat Authoor yang ingin membalaskan pengkhianatan kalian.
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
🌷🌷meluncur thor
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪: episodenya yg ya beb,
🌺Fhatt Trah🌺: terima kasih
total 2 replies
Elisabeth Ratna Susanti
kasihan nih ditolak terus lamarannya
Eli priwanti
🌹🌹🌹meluncur
🌺Fhatt Trah🌺: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!