Sepupu Perempuanmu Adalah Maut
Dua orang yang sedang duduk di pinggir danau sambil menikmati pemandangan yang ada disekitarnya. Hingga mereka lupa waktu sehingga tidak menyadari langit mulai gelap.
"Sayang, boleh ngak aku tanya sesuatu sama kamu?" Tanya Ansel
"Boleh kok." Jawab Tania
"Sebentar lagi kan kuliah kita selesai. Kamu rencana mau kerja dulu atau kita nikah? Tanya Ansel dengan serius. Karena Ansel pikir dia berpacaran dengan Tania sudah 5 tahun. Dan menurut Ansel dia sudah siap lahir batin untuk menikah dan kalau urusan pekerjaan, sejak kuliah dia sering membantu pekerjaan dikantor milik orangtuanya
Deg...
Tania yang mendengar itupun kaget yang membuat pipinya merah karena malu. Tania yang diam sejenak sambil menetralkan perasaannya.
"Sayang, hei.." Ansel yang terus memanggil Tania. Seketika pun Tania langsung menyadari hal itu.
"e-h iya ," ucap Tania
Ansel yang melihat itupun terkekeh melihat tingkah Tania. Menurut Ansel dia paling suka melihat kekasihnya salting karena sangat lucu menurutnya. Ingin sekali dia menciumnya tapi dia berusaha menepis keinginannya. Jangan salah, selama pacaran Ansel tidak pernah mencium Tania, bukan berarti Ansel tidak mau menciumnya. Tetapi status mereka masih berpacaran. Menurut Ansel ada batasan dalam berpacaran dan Ansel sudah berjanji tidak akan mencium Tania sampai mereka menikah dan akan menjaga Tania dengan baik. Pegangan tangan mungkin masih wajar menurutnya.
"Kamu kenapa sayang? Kamu ngak mau ya kalau kita nikah?" Tanya Ansel dengan pura-pura sedih.
"Bukan begitu Sayang, aku mau kok heheheh." Jawab Tania dengan malu. Ansel yang mendengar jawaban Tania pun merasa bahagia.
"Tapi, bagaimana kalau aku kerja dulu? dan apa ini tidak terlalu cepat?" Sambung Tania
"Kerja sayang? Menurut aku kamu ngak usah kerja, kan setelah menikah aku juga tidak akan membiarkan kamu kerja. Nanti biar aku yang kerja. Kamu tinggal dirumah aja, duduk manis dan memenuhi tanggung jawab dan kewajiban mu sebagai seorang istri." Jawab Ansel.
Tania yang mendengar itupun merasa yakin untuk siap menikah. Sebenarnya dia juga tidak masalah menikah mudah apalagi keluarga mereka juga sudah saling mengenal satu sama lain.
Drtt...Drtt...Drtt...
Ansel yang melihat siapa yang menelpon di ponselnya. Di sana tertera nama ''Dian' pun langsung mematikan panggilannya. Sebentar baru dia menelpon ulang sepupunya itu. Tidak enak mengangkat telpon apalagi di saat dia sedang bicara serius dengan Tania
Drtt...Drtt...Drtt...
Ponsel itu terus berbunyi membuat Tania menoleh ke Ansel.
"Siapa yang menelpon yank? Kok ngak diangkat? " Tanya Tania
"Dian sayang," Jawab Ansel
"Kenapa ngak diangkat?" Tanya Tania.
"Sebentar sayang, kita kan lagi bicara , ngak enak juga kalau aku angkat. Lagian kamu tahu sendiri kan Dian selalu telpon untuk hal tidak begitu penting." Jawab Ansel.
Memang betul sepupunya ini selalu saja menganggu, setiap keinginannya selalu mau di turuti. Ansel tidak pernah bisa menolak karena dia sudah seperti adik kandungnya. Ansel memang seorang anak tunggal. Makanya dia sesayang itu sama Dian.
"Ngak papa kok , angkat aja. Siapa tau penting." Ucap Tania. Ansel pun mengangguk setuju dan mengangkat telpon Dian .
"Halo, Kenapa Di?"
"Kakak kenapa dari tadik di telpon ngak di angkat?"
"Kakak lagi sibuk Di."
"Sibuk pacaran iya?!"
"Langsung ke intinya. kamu kenapa nelpon kakak?"
"Oiya Dian sampai lupa, Dian mau minta tolong jemput di kampus ya. Soalnya mobil Dian mogok Kak."
"Yaudah, nanti kakak jemput."
"Sekarang ya kak!"
Tut...Tut..Tut..
Ansel langsung mematikan telponnya membuat Dian menggerutu kesal disana.
"Kenapa sayang?" Tanya Tania yang merasa tidak enak mendengar perkataan Dian di telpon.
"Dian minta di jemput sayang. Katanya mobilnya mogok." Jawab Ansel
"Oiya kalau begitu kita pulang aja ,apalagi ini sudah mulai gelap. Kamu langsung jemput Dian aja ya."
Ansel yang mendengar penuturan Tania pun mengangguk setuju. Ada perasaan tidak enak yang di rasakan Ansel tapi disisi lain dia juga memikirkan Dian di sana.
"Tapi aku antar kamu dulu baru aku ke kampusnya Dian."
"Ngak usah sayang. Aku pulang sendiri saja. Lagian arah kampus ke rumah aku lumayan jauh loh. Kasian Dian. Dia pasti nungguin kamu."
"Tapi sayang."
"Udah ngak papa kok. Aku juga sudah pesan Taxi."
"Yaudah, tapi kamu hati-hati ya. Kabarin aku setelah kamu sampai dirumah."
Tania punya mengangguk mengiyakan ucapan Ansel sambil tersenyum. Ansel pun melangkah pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
susan smile
sangat menarik
2024-07-24
1