kisah Muhammad Azam Rizwan dan Delia Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
"Bagaimana ? Jika anda setuju silahkan tanda tangan di sini . Saya akan mengurus semua nya . Biaya rumah sakit , maupun biaya psioterapi adik kamu . Dan kehidupan kamu saya jamin akan layak . Saya juga akan memenuhi kebutuhan kamu " Ucap seorang pria yang tidak di kenal oleh Delia .
Delia tercengang dengan mulutnya yang menganga saat diri nya mendengar perkataan pria asing yang ada di hadapannya saat sekarang ini . Tidak menyangka jika pria itu akan menawarkan sesuatu yang di luar prediksi . Namun Delia juga belum tau apa isi map yang di sodorkan pria itu di atas meja .
Ya saat ini kedua ny berada di kantin rumah sakit .
Delia melirik sekilas map yang di sodorkan oleh pria asing bagi nya itu , lalu menatap lekat wajah tampan nan berkarisma di hadapannya saat sekarang ini .
"Boleh saya baca dulu om ?" Tanya Delia .
"Om ?" Azzam terkekeh mendengar nya , membuat ketampanan nya berkali-kali lipat , Azzam mendengar nya merasa lucu sekali , usia nya paling bertaut dengan gadis yang mirip dengan almarhumah istrinya itu sekitar limat tahunan , tapi gadis itu memanggil nya dengan sebutan om .
"Saya belum terlalu tua . Usia saya masih dua puluh lima " ucap Azzam datar .
Delia menggaruk kepala yang tertutup hijab nya , bingung harus memanggil pria asing itu dengan sebutan apa . "Emmm , saya baca dulu ya pak " ucap Delia .
Azzam melipat kening nya kembali saat nama nya di panggil dengan sebutan bapak ' apakah diri nya setua itu ? Pikir Azzam . "Ada panggilan lain tidak ?" Tanya Azzam ,
Delia yang tengah membaca kertas yang ada di dalam map itu mendongak menatap pria di depan nya . "Jadi saya harus manggil apa ?" Tanya Delia .
Azzam tampak berpikir ,membuat Delia menghela nafas nya kasar . "Pak , saya lagi butuh segera ini loh . Maaf banget , kalau kesan nya saya tidak sopan . Saya sudah membaca beberapa poin yang ada di dalam map ini . Yang menjelaskan jika saya akan menjadi pengasuh putri bapak .
"Dan kalau begitu saya menyetujui nya . Asalkan bapak bisa memberikan apa yang bapak bilang tadi . Saya akan mengasuh anak bapak , seperti adik saya sendiri " ucap Delia .
"Kalau begitu silahkan kamu tanda tangani . " Seru Azzam .
Delia mengangguk kan kepala nya , lalu meraih pulpen yang ada di atas meja , dan tanpa ragu menandatangani kertas yang bisa di sebut kontrak kerja itu .
Diri nya hanya di suruh untuk menjadi pengasuh putri dari pria itu , dan Delia tidak mempunyai pilihan lain . Ciko membutuhkan biaya segera , dan Delia tidak bisa menunda nya kembali . Masalah pekerjaan nya di cafe , Delia akan mengundurkan diri besok . Diri nya juga akan membicarakan pekerjaan baru nya pada bunda Retno . Dan meminta bunda Retno untuk menemani Ciko . .
Setelah selesai , Delia langsung menyerahkan map itu kepada pria asing itu .
Azzam juga membubuhkan tanda tangan nya di dalam map itu . Lalu setelah nya diri nya menoleh ke arah gadis yang ada di depan nya ini .
"Apakah kamu tidak mau membaca nya kembali ? Saya persilahkan kamu membaca nya kembali , saya tidak mempermasalahkan " ucap Azzam yang berniat menyodorkan map itu kepada gadis itu lagi , namun Delia langsung menggeleng kan kepala nya .
Delia rasa diri nya tidak mempunyai banyak waktu lagi ,tidak ada pilihan lain, nyawa Ciko jadi pertaruhan di sini . Delia akan berusaha keras , agar adik nya itu sembuh . Tidak peduli bagaimana diri nya mendapatkan uang nya.
"Saya sudah yakin pak , saya siap" ucap Delia mantap .
Azzam tersenyum tipis mendengar nya . Lalu mengangguk - anggukan kepala nya . "Mulai besok kamu akan bekerja dengan saya . Dan asuh putri saya. Oiya , maaf , saya sampai lupa . Perkenalkan nama saya Muhammad Azzam Rizwan " ucap Azzam memperkenalkan nama nya .
Sedari tadi sudah berbicara panjang lebar , namun mereka belum memperkenalkan nama mereka masing-masing .
Di dalam map saja , di sana hanya ada tertera pihak pertama sebagai majikan , dan pihak kedua sebagai pengasuh . Tidak ada nama kedua nya di sana .
Delia tersenyum . "Pak Azzam , nama saya Delia Putri. " Ucap Delia memperkenalkan nama nya juga .
Agak aneh memang , saat mereka sudah berbicara panjang lebar , dan membubuhkan tanda tangan di atas kertas kontrak tadi mereka belum mengetahui nama masing-masing .
"Baik De . Saya tunggu kamu besok jam tujuh pagi " ucap Azzam .
"Oiya , saya lupa , bisa pinjam KTP kamu ? Saya akan membuat nya sebagai jaminan , sebab , bisa jadi kamu besok mengingkari janji kamu " ucap Azzam , apa lagi mengingat jika tadi tidak ada nama gadis itu .
Delia langsung meraih tas yang ada di samping nya lalu mengambil dompet dan mengambil KTP yang ada di dalam dompet nya . Delia menyerahkan KTP itu pada Azzam , majikan baru nya .
"pak , maaf , kalau boleh saya ijin besok , saya ingin mengundurkan diri saya terlebih dulu di cafe tempat saya bekerja sebelum nya " ucap Delia .
Azzam tampak berpikir sejenak , lalu menatap Delia . "Kamu bisa memberi tahu saya cafe dimana tempat kamu bekerja , saya akan mengurus nya . Tanpa kamu bersusah payah datang ke sana " jelas Azzam .
Delia langsung melongo mendengar nya . "Pak apakah tidak merepotkan bapak ? Saya bisa sendiri pak. Saya hanya perlu ijin sebentar , dan saya akan segera kembali " ucap Delia yang tidak mau merepotkan majikan baru nya itu . Dan bisa Delia tebak , jika majikan nya itu orang super sibuk .
Azzam menggeleng kan kepala nya . "Kamu fokus saja mengasuh anak saya . Masalah itu , tidak usah kamu pikirkan. "Yang terpenting kamu harus datang tepat waktu , dan buat anak saya nyaman sama kamu " ucap Azzam .
Delia mengangguk kan kepala nya ,tidak membantah perkataan majikan nya itu lagi . "Kalau begitu saya permisi , dan kamu tenang saja , biaya rumah sakit sudah saya urus . Adik kamu sudah di tangani oleh dokter yang ahli di bidang nya . Semoga saja Allah memberikan kesembuhan pada adik kamu " ucap Azzam .
Delia mengangguk kan kepala nya , lalu tersenyum bahagia . "Terimakasih banyak pak , tanpa bapak saya tidak tau harus meminta tolong kepada siapa " ucap Delia .
Azzam tersenyum tipis . "Saya hanya perantara saja . Dan semua nya juga akan kamu bayar dengan mengasuh anak saya " ucap Azzam .
"Kalau begitu saya permisi dulu " sambung Azzam ,
Delia mengangguk kan kepala nya , membiarkan pria itu pergi , namun Azzam kembali menoleh ke arah Delia , membuat gadis cantik itu mengerutkan kening nya .
"Saya boleh minta nomor ponsel kamu De ?" Tanya Azzam .
Delia terpaku mendengar nya. Bukan masalah pria itu meminta nomor ponsel nya , tapi panggilan yang di sematkan oleh pria itu , lain dari orang yang mengenal nya . Mungkin Delia tidak sadar , jika Azzam tadi juga memanggil nya dengan sebutan De' nama depan gadis itu .
Entahlah Azzam juga tidak tau , tapi ketika mendengar nama gadis itu , Azzam secara tidak langsung memanggil nama nya dengan huruf depan nya . .