MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

"Al dimana ?" tanya mami luna seraya menoleh ke kanan dan kiri saat diri nya sudah kembali ke tempat pesta lagi..

"Balik. Kayanya dia masih marah sama kita, lun.." jawab mom chacha

Mami luna menghembuskan nafas berat sambil menjatuhkan bobotnya di kursi tepat di samping sang sahabat..

"Aku harus bagaimana lagi menjelaskan pada Al, cha ? Aku tau putri sulung mu sangat menyukai dewa sejak kecil, tapi kini jalan cerita nya lain, Al sudah memiliki kekasih dan aku tak mungkin meminta nya untuk mengakhiri hubungan mereka, bukan ?!.."

"Sudahlah, lun.. Jangan terlalu di pikirkan, lambat laun dia pasti akan mengerti.." sahut dad diki suami mom chacha..

"Tapi aku yakin setelah pertunangan dewa dan Cia, Al akan semakin membenci adik nya.." ujar uncle riko sambil meneguk wine di gelas nya..

Raut mom chacha menjadi semakin resah dan gelisah. Terutama juga mami luna, sebab dia adalah saksi betapa Al sangat tidak menyukai sang adik, Alicia...

"Sampai detik ini aku masih tak mengerti dengan putri sulung mu, dik.. Kenapa Al begitu membenci adik nya, setauku Cia itu gadis yang baik dan penurut, dia selalu mengalah pada kakak perempuan nya itu, bukan ?" Akhirnya setelah lama di pendam sendiri pertanyaan itu keluar juga dari mulut Uncle Riko, karena selama ini dia hanya memperhatikan tapi tak ingin terlalu ikut campur kehidupan pribadi keluarga sang sahabat..

Dad Diki dan Mom chacha terdiam, sulit bagi mereka untuk menjelaskan awal mula permusuhan dua bersaudara itu, meski pun sampai detik ini hanya Al lah yang merasa bahwa Cia adalah musuh nya...

"Mas, dewa nya mana ?" obrolan itu pun harus terhenti sebab papi bima tiba tiba datang ke meja bundar tempat istri dan dua sahabat nya duduk..

"Aku tak tau lagi harus bagaimana menjelaskan! Dia sudah di butakan cinta. Anak mu masih tak percaya bahkan setelah aku memberinya bukti!!" Papi bima geleng geleng kepala dengan mimik frustasi yang begitu kentara...

***

Flashback On...

"Lihatlah! Apa ini yang kau bilang perempuan baik baik ?" papi bima menyerahkan ponsel nya pada dewa. Di layar itu sebuah video sedang di putar..

Dewa melihat sendiri dengan kedua mata nya, namun yang membuat terkejut adalah respon pria itu berikut nya, kening papi bima sampai berkerut melihat nya..

Sang putra nya tersebut terdengar menghembuskan nafas pelan, kemudian tersenyum penuh kelegaan. Rasa takut, resah dan gelisah di wajah tampan itu lenyap seketika..

Kemudian setelah puas melihat video yang papi nya tunjukkan, dewa lalu mengembalikkan ponsel tersebut ke tangan sang pemilik..

"Kenapa kamu tertawa ? Apa adegan kekasih mu yang di rangkul mesra oleh seorang pria dan masuk ke dalam kamar hotel itu seperti sebuah lelucon bagi mu, huh ??"

"Papi dan mami itu hanya salah paham.." Sambil tersenyum dewa berucap..

"Jangan melihat suatu kejadian hanya dari satu sudut pandang saja. Ya, dewa akui yang di video barusan itu memang abigail, tapi harus papi tau, Pria tua di samping nya itu adalah seorang Produser yang bekerja sama dengan kekasih ku. Mereka memang dekat bahkan sebelum kami bersama. Abigail sudah menganggap nya seperti Ayah kandung nya sendiri.." Panjang lebar dewa menjelaskan..

"Dan soal hotel itu, mungkin saja mereka sedang mengerjakan proyek bersama. Terkadang abi memang melakukan pemotretan di hotel, pi.." lanjutnya lagi..

Papi bima menggelengkan kepala nya tak percaya. Ternyata gen nya benar benar kuat mengalir di tubuh sang putra. Jika sudah cinta pada satu wanita, maka dia akan tutup mata dan telinga meski dunia mengatakan wanita itu tak baik, sebab sebelum melihat dengan kepala sendiri pasti dia tak akan pernah percaya...

"Kamu harus melihat video yang lain, bahkan papi punya bukti percakapan antara kekasih mu dan seorang pria yang berbeda.." Papi bima menyodorkan ponsel nya lagi pada dewa..

"Tidak perlu, pi! Dewa tetap percaya pada apa yang dewa lihat sendiri.. Sudah, ya, pi! Dewa mau kembali ke mansion, katakan pada mami untuk segera batalkan pertunangan ini!.." Dewa meninggalkan papi bima yang masih mematung di tempat nya. Bahkan putra nya tersebut tak memberi kesempatan sang papi untuk menunjukkan bukti yang lain..

Flashback Off..

🍂

Pesta pertunangan itu pun berakhir dengan tanpa ada nya dewa di pesta tersebut. Dan kini seluruh keluarga sudah masuk ke dalam kamar masing masing yang telah di sediakan untuk mereka beristirahat.

Sementara di satu sudut villa, tepat nya di pinggir kolam renang, ada seorang gadis cantik tengah duduk sendirian sambil memeluk kedua lutut nya sendiri.

Mami luna yang kebetulan lewat untuk memeriksa keadaan vila tak sengaja melihat pemandangan itu..

Dia pun berjalan mendekat, namun seperti nya gadis itu tengah melamun hingga tak menyadari mami luna sudah duduk di samping nya,

"Sayang.. Sedang apa ?" tanya mami luna membuat Cia terkejut,

"eh.. Mami.." ucap cia yang segera menghilangkan raut kesedihan di wajah nya. Kini seperti biasa, hanya keceriaan yang selalu nampak di wajah ayu itu..

Mami luna membelai surai Alicia yang panjang, lalu menyelipkan anak rambut ke belakang telinga gadis itu..

"Apa yang sedang kamu pikirkan, hem ?" tanya mami luna..

Alicia memaksakan senyum nya kemudian mengalihkan pandangan ke kolam renang.. "Tidak ada, mi.." jawab nya sambil menggeleng pelan..

"Apa kamu sedang mengkhawatirkan kelanjutan rencana pernikahan mu dan dewa ?"

Reflek cia langsung menoleh lagi, menatap dengan sorot mata nya yang penuh luka, dan mami luna tau itu..

Mami luna menangkup wajah mungil cia, "Kamu tenang saja, sayang.. Mami pastikan apapun yang terjadi kalian tetap akan menikah sesuai rencana!!" tutur mami luna yang membuat cia semakin sedih.

"Bukan, mi! Cia sama sekali nggak khawatir tentang kelanjutan perjodohan ini.. Saat ini cia sedang bingung, mi. Pengorbanan yang seperti apa lagi yang harus cia lakukan agar Al tak lagi menganggap cia sebagai saingan nya, mi..." Monolog cia dalam hati nya..

Gadis itu merasa tengah berdiri di atas batu yang tajam yang berada tepat di sisi jurang. Bergerak sedikit saja dia pasti akan terjatuh ke dalam jurang yang dalam. Sementara jika tidak bergerak, kaki nya semakin berdarah darah karena batu yang tajam itu akan terus melukai kaki nya..

"Mi...?" Suara bergetar cia membuat siapa saja akan langsung menyadari bahwa gadis itu tengah menahan tangis..

"Iya, sayang..?"

"Boleh cia peluk mami ?"

Mami luna tersenyum kemudian mencium kening cia sekilas, setelah itu langsung memeluk Alicia dengan erat..

"Mi, tapi jika seandainya kelak pernikahan cia dan kak dewa gagal di tengah jalan, Semoga mami tetap menganggap cia sebagai anak perempuan mami.."

***

"Bagaimana, Raf ? Apa abigail sudah ketemu ?" tanya dewa dalam perjalanan menuju mansion

"Belum, tuan.. Tapi menurut teman teman nya tadi nona abigail pergi bersama dengan produser nya, tuan Marko.."

Dewa mematung dengan degup jantung yang tak karuan..

Sambungan itu pun terputus dengan dewa yang memutusnya sepihak.

Pikiran dewa kembali melayang di udara. Kepercayaan nya pada abigail perlahan mulai dia pertanyakan. Apalagi setelah melihat video yang papi bima tunjukkan. Sebenarnya bukan sekali dua kali dewa memergoki abigail pergi dengan produsernya itu, namun wanita itu selalu bisa membuat dewa percaya dengan kata kata manis nya. Itulah yang membuat dewa hingga detik ini selalu tutup mata meski beberapa bukti sudah dia dapatkan sendiri..

"Pak. Kita ke bandara sekarang!" Titah dewa pada supir pribadi nya.

Kemudian dewa menghubungi lagi seseorang..

"Siapkan pesawat sekarang juga, aku akan kembali ke Jerman.."

🍂

🍂

🍂

Ingat!! Jangan lupa tinggalkan jejak dengan Like dan Komentar nya 💜

Bintang 5 nya jug, ya 🤗

🍂