NovelToon NovelToon
"My Love...." LILY

"My Love...." LILY

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Aku membacanya di sebuah buku, bunga Lily memiliki pesona yang manis dan lugu, mungkin itulah yang membuat dia jatuh cinta padaku.
Lily biru memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan, mungkin inilah yang menginspirasinya untuk selalu menungguku.

Takdir mempertemukannya dengan Reiner.
Lily dan Reiner saling mencintai, namun takdir juga yang memisahkan mereka.
"Apa salah kita Li, kita hanya jatuh cinta".
"Kamu dan aku tidak salah, yang salah adalah waktu, karena kita bertemu diwaktu yang salah".

Disaat itulah Leo datang mengobati Lily.
"Dulu kamu menungguku bertahun tahun untuk aku datang padamu, kali ini maafkan aku membuatmu menunggu lagi...."

Tiger Lily memberi makna kepercayaan diri.
Lily, I dare you to fall in love.
And, I dare you to love me.

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Lamaran

Sudah 2 bulan aku di Jakarta.

"Leo, hari Sabtu 3 minggu lagi, aku harus ke Cimahi, sepupuku akan menikah. Lagipula semenjak aku ke Jakarta aku belum mengunjungi om dan tanteku".

"Apa aku juga diundang?", tanya Leo.

"Tentu saja, acaranya sabtu siang, kita kesana mau naik apa? Apa mau naik kereta?", tanyaku.

"Tidak apa apa Li aku menyetir saja".

Tanteku sudah membuatkanku gaun seragam untukku, karena badanku mirip dengan sepupuku jadi tidak terlalu sulit untuk mengira ngira. Gaun itu bermodel halter neck jadi bisa menyesuaikan badanku tanpa perlu pengukuran yang pas.

Di hari resepsi sepupuku, pagi-pagi Leo sudah menjemputku, agar tidak telat sampai resepsi.

"Hai cantik, apa sudah siap?", goda Leo.

Aku hanya tersenyum padanya.

"Leo apa tidak apa apa kamu menyetir pulang pergi begini?", aku khawatir karena Jumat kemarin Leo pulang agak malam dari kantor.

"Tidak apa Li aku sudah terbiasa menjadi supir antar propinsi", candanya sambil tersenyum.

Aku dan Leo datang tepat waktu. Kuajak Leo berkeliling, mengenalkannya pada keluarga besarku. Selama ini Leo hanya mengenal om dan tanteku yang sedang menjadi tuan rumah acara ini saja.

Selesai makan, aku menawarkan Leo untuk pulang.

"Leo ayo kita pulang sekarang".

"Jangan Li, kamu sudah lama tidak bertemu dengan keluargamu, lagipula aku butuh mengistirahatkan kakiku sebentar lagi", Leo menyuruhku untuk berbaur lagi dengan keluargaku.

Kutinggal Leo sebentar duduk di kursi VIP mengobrol dengan salah satu tanteku yang lain.

Saat acara sudah mulai sepi aku pamit pulang kepada keluargaku.

"Leo ayo kita pulang".

"Kamu tidak ingin tinggal sampai acara ini selesai?", tanya Leo.

"Tidak apa apa Leo, ayo pulang".

Sesampainya di mobil aku bertanya padanya,

"Apa kamu cape? Apa lebih baik kita menginap semalam?", tanyaku.

"Kagok Li cuma perjalanan 3 jam saja kok, sepertinya lancar kalau aku lihat peta", jawab Leo.

Sesampainya di apartemenku, Leo langsung merebahkan diri di atas kasurku.

"Leo, apa kamu mau mandi dulu?".

"Ga Li, kamu aja, aku mau tiduran dulu sambil nonton sebentar".

Aku pun berlalu ke kamar mandi membersihkan make up dan badanku.

Keluar kamar mandi, kulihat Leo tertidur, aku tidak tega sebenarnya cuma ini sudah semakin malam, mau tidak mau aku harus membangunkannya.

"Leo, bangun", sambil kugoyangkan pundaknya.

Mata Leo terbuka sedikit, lalu sambil setengah tidur dia berkata,

"Aku tidur sini ya Li, ngantuk banget aku ga bisa nyetir".

Aku berpikir sejenak lalu berkata,

"Kamu mandi dulu sana, seharian berkeringat", kudorong badannya masuk kamar mandi.

Meski Leo tidak pernah menginap di apartemenku, tapi ia memiliki beberapa kaos dan 1 celana pendek di lemariku.

Keluar dari kamar mandi, Leo mengiba lagi padaku.

"Aku sungguh mengantuk, aku hanya akan tidur dan tidak berbuat apa apa Li".

"Baiklah, tapi bilang dulu pada orangtuamu", akhirnya aku menyerah.

Setelah mengirimkan pesan pada orangtuanya, Leo langsung bersiap mau tidur, menarikku ke kasur, memelukku dan tidak lama kurasakan pelukannya semakin longgar, ia sudah tidur dalam waktu singkat.

Kurasa dia berkata jujur.

Aku bangun lebih dulu dari Leo. Kusiapkan nasi goreng ala kadarnya saja, aku tidak pandai memasak.

"Li kamu masak apa?".

"Apa kamu terbangun karena aku berisik?".

"Ga juga, aku sudah tidur cukup lama".

"Mau makan dulu atau mandi dulu?", tanyaku pada Leo.

"Makan dulu saja", ia berjalan ke arah kursi di meja dapurku.

Aku menyiapkan makanan untuk kami berdua, saat hendak duduk dikursi samping Leo, ia menarikku duduk di pangkuannya dan melingkarkan tangan kirinya ke perutku.

"Aku bisa sambil menyuapimu", dia tersenyum saat mengatakannya.

"Leo, jika ini terlihat romantis di film, pada kenyataannya posisi ini tidak nyaman untuk kita makan", jawabku sambil menggelengkan kepalaku.

"Ga asik akhh Li", Leo melepaskan tangannya dari perutku.

Aku mencium pipinya dan Leo tersenyum menanggapinya.

"Bagaimana rasanya? Aku tidak pandai memasak", tanyaku

"Lumayan kok Li. Jangan khawatir istriku tidak perlu memasak, ada mba yang memasak di rumah atau jika kita ingin tinggal terpisah orangtuaku, aku akan memberimu nafkah yang cukup sehingga kamu tidak perlu masak", jawab Leo.

"Kamu memang pandai berkata-kata Leo", jawabku tersenyum.

Setelah makan Leo memaksa untuk mencuci piring, aku membiarkan kemauannya, dan berlalu mandi

Beres mandi, kulihat Leo tertidur lagi diatas tempat tidurku.

"Leo, kamu beneran tidur lagi?".

Dia menarikku dan memelukku,

"Aku masih mengantuk Li".

Leo memelukku lebih erat lagi.

"Kamu wangi sabun Li".

Leo mencium bibirku dan kami berciuman sambil berpelukan.

"Li, aku sangat menginginkanmu, bolehkah?".

Aku mengangguk mengiyakan, kurasa kali ini aku sudah siap.

Leo membuka kaosnya kemudian membuka kaosku juga.

Ia mulai menjelajahi tubuhku dengan ciuman dan sentuhannya. Aku menikmati setiap detiknya.

Saat kami ingin memulai penyatuan, Leo mengambil pengaman dari dompetnya.

"Terima kasih Li".

Leo baru pulang setelah kami makan malam bersama.

...----------------...

POV Leonard.

Aku ingin melamar Lily, mungkin Lily akan menolakku karena kami baru jadian sekitar 5 bulan. Aku harus melamarnya dimana ia tidak bisa menolakku.

Aku sudah mengatakan kepada orangtuaku bahwa aku ingin segera menikahi Lily, papa mamaku ikut senang mendengarnya, mereka juga menginginkan hal yang sama sebenarnya.

Saat aku mendengar kabar bahwa band kesukaan Lily akan datang ke Indonesia, aku berniat membelikan Lily tiket menonton konser The Rose.

Setelah benar-benar mendapatkan tiketnya, aku menyusun rencana untuk melamar Lily saat konser berlangsung. Ide itu aku dapatkan saat mendengar radio dalam perjalanan ke kantor.

Aku mendapatkan informasi mengenai urutan lagu yang akan dibawakan oleh The Rose, aku akan melamarnya saat lagu Angel diputar. Aku juga sudah menyiapkan cincin lamaran untuk Lily.

Aku dan Lily menggunakan baju berwarna hitam sesuai dengan sebutan fans The Rose yaitu Black Rose.

Selama konser dimulai sebenarnya aku gugup, aku tidak benar-benar bisa menikmati musiknya, berbeda dengan Lily yang sangat menikmati konser dia bernyanyi, kadang ikut melompat lompat mengikuti arus yang ada.

Saat intro lagu Angel dimulai, jantungku berdebar sangat kencang, inilah waktunya, sekarang atau tidak sama sekali.

Saat reff terakhir kukeluarkan cincin dari saku celanaku, dan sesaat lagu berakhir aku berlutut menghadap Lily.

Lily terlihat sangat terkejut dan berkata,

"Apa yang kamu lakukan Leo?".

"I love you Li, menikahlah denganku", sambil kubuka kotak cincin itu.

Beberapa orang di belakang kami mulai berteriak berulang mengatakan yes, yes, yes, yes... Akhirnya sekeliling kami ikut berteriak kata-kata yang sama, yes ,yes, yes....

Dan Lily berkata,

"Ya Leo", sambil meneteskan air mata.

Kusematkan cincin itu di jari manisnya, lalu kucium bibirnya, orang orang yang tadi berteriak kata-kata yes, menyoraki kami bertepuk tangan. Bahkan aksiku ini menarik perhatian vokalis The Rose, mereka juga ikut memberikan selamat dalam bahasa Inggris lalu melanjutkan konser.

Aku menggenggam tangan Lily erat selama konser, sampai konser itu berakhir.

Terlalu banyak kendaraan yang keluar konser, jadi agak sedikit macet.

Lily memulai pembicaraan.

"Leo apa ini tidak terlalu cepat?", ia bertanya sambil memandang cincin yang baru kusematkan pada jarinya.

"Apa kamu menyesal berkata ya Li?".

"Bukan begitu Leo, aku mau menikah denganmu kamu satu satunya orang yang setia menungguku selama itu, jadi aku tidak pernah ragu padamu".

"Aku hanya takut keberuntunganku habis".

"Sudah kukatakan dulu, bahwa hitungan kita berbeda Li, aku tidak merasa ini cepat. Kamu juga mengatakannya tadi, aku sudah lama menunggumu, saat ini kamu milikku, apalagi yang kutunggu untuk membuatnya menjadi sah Li".

"Apa ada hal lain yang masih mengganggumu?".

Lily hanya menggelengkan kepalanya, karena ia sudah meneteskan air mata lagi, kuberikan tissue padanya, lalu kudengar Lily berkata,

"Mari kita menikah dan hidup bersama sampai tua".

Belum sempat aku menjawabnya, Lily mendekatiku dan mencium pipiku.

Aku tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Tuhan dalam hati, karena segalanya berjalan dengan baik.

Malam itu aku menginap lagi di apartemen Lily, tidak ingin kehilangan momen ini, dan ingin merasakannya lebih lama.

Aku sangat bahagia, teringat bagaimana dulu aku tertarik padanya hanya karena dia cantik, dan sempat mundur karena dia menolakku.

Aku benar-benar jatuh cinta padanya saat kami 1 kantor. Dari awal aku menunggu Lily, aku selalu mengimpikan untuk menikah dengan Lily.

Kulihat Lily tertidur dalam pelukanku, kini impianku tinggal selangkah lagi.

1
Whyro Sablenk
mkch thor...
crtnya bagus, ending-nya bikin nyesek, harusnya bikin ending mereka bs bersama lg thor...
fien: endingnya diambil dari kisah nyata ditambahkan bumbu2 menjadi karya fiksi kak 🥰
terima kasih kak untuk dukungannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!